1 Part 1. Khayalan Besar Seorang Gadis Belasan Tahun

Suatu hari Christine gadis yang selalu berkhayal itu, melihat idolanya di TV sedang melakukan konsernya di Negara lain. Melihat itu, dia pun bertingkah seperti orang gila di depan TV saat menyaksikan idolanya bernyanyi dengan tampan dan keren. Saat sang idola muncul di TV dia selalu mencium layar TV sehingga layarnya menjadi basah karena ciumannya yang berlebihan.

Christine selalu melakukan hal-hal di luar nalar saat hatinya bergejolak. Khayalannya yang berlebihan membuatnya hilang kendali. Mulai dari mendownload hampir semua lagu-lagunya, membeli albumnya, dan bahkan tak pernah ketinggalan informasi di sosial media. Tapi hanya satu hal yang tidak bisa dia lakukan yaitu pergi menemui sang idola saat jumpa fans.

Christine menjalani hidupnya dalam kondisi ekonomi yang cukup sulit. Bahkan untuk makan pun sulit. Tapi dia bisa mendownload lagu dan membeli album sang idola karena bekerja keras di ladang orang sebagai buruh upahan. Dan uang yang dia kumpulkan selama berbulan-bulan dia gunakan sepenuhnya demi memuaskan rasa cintanya pada sang idola. Dia bahkan tidak peduli kalau dia tidak makan makanan enak hanya demi membeli album itu. Banyak orang sudah menasehatinya tapi dia tak pernah peduli. Dia selalu percaya kepada keyakinan bodohnya bahwa usahanya pasti tidak akan sia-sia.

Christine adalah perempuan yang rajin, dia bahkan mau bekerja hingga larut malam demi mendapatkan uang tambahan.

Hidup di kota kecil yang serba tertutup membuatnya sulit untuk berkembang.

Dia hanya bisa mengelola sepetak ladang miliknya yang dia tanami sayur-sayuran, dan biji-bijian. Maka untuk menambah penghasilannya, dia akan pergi ke ladang orang dan bekerja memetik biji kopi sebagai pekerja harian.

Bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 6 sore hanya dibayar Lima Puluh Ribu Rupiah saja, tapi itu tidak membuatnya patah semangat.

Christine tinggal seorang diri tanpa orangtua dan kerabat. Christine dibuang sejak lahir karena dipandang sebagai pembawa sial hanya karena dia lahir pada tanggal 13. Jadi sejak kecil Christine hidup dari bantuan orang lain di sekitarnya.

Tapi belakangan orang-orang mulai tak peduli padanya saat dia sudah beranjak remaja. Mereka berpikir di usia seperti itu, dia pasti bisa mandiri.

Dan memang benar, Christine bisa menghidupi dirinya sendiri. Tapi sayangnya dia tidak pernah tahu bagaimana cara mengontrol emosinya. Tak pernah ada orang yang menasehatinya bagaimana caranya bersikap yang benar.

Dia sangat gampang tergoda oleh hal-hal yang buruk.

Dan suatu hari dirinya hampir saja terjerumus ke dalam dosa yang mencekam. Dosa yang ditakuti setiap gadis yang mempertahankan kehormatannya.

Saat dia bekerja sendirian di ladangnya, tiba-tiba ada seorang pria paruh baya yang mabuk minuman dari pohon aren datang menghampirinya.

Christine yang masih berusia belasan tahun itu tidak tahu bagaimana menghadapi orang yang hilang kendali.

Pria paruh baya itu adalah orang yang bejat. Dia telah menikahi lima wanita dan selalu bersikap kasar pada mereka.

Dia memiliki banyak uang, karena itulah dia selalu bersikap seenaknya pada orang-orang di sekitarnya. Ke-5 istrinya itu juga tak berkuasa untuk melawan jika suaminya bertindak kasar kepada mereka. Mereka terpaksa bertahan daripada harus kalaparan di jalan.

Maka di ladang yang sepi itu, pria itu mulai menggoda Christine dan mencoba mencabulinya. Tetapi Christine berusaha melawannya meski hal itu sangat sulit. Mengingat dia hanya seorang gadis kecil ditangan seorang predator. Christine pun menderita luka-luka dibagian tubuhnya saat mencoba melawan. Cengkraman yang kuat membuat tangannya berbiru.

Dia selalu berteriak meminta tolong tapi tidak ada yang mendengarkan.

Lalu disaat pria itu hendak melepaskan bajunya, Christine dengan cepat memukul kepala pria itu dengan batu besar yang diraihnya dengan susah payah. Dia memukul kepala pria itu hingga berdarah. Dan saat pria itu tengah kesakitan, Christine mencoba melarikan diri. Tapi pria itu berhasil mengejarnya dan menangkapnya. Pria itu menjambak rambut Christine dan mendorongnya kuat hingga terhempas ke tanah.

Meski begitu Christine selalu berusaha sekuat tenaga untuk membela diri. Ladang itu sangat dekat ke tepi jurang. Maka saat pria itu sedang bergelut dengannya dan hendak mencabulinya kembali, Christine segera menendangnya tepat di kemaluannya. Sehingga pria itu nyaris pingsan. Tapi dia berusaha bangkit dan mengejar Christine. Lalu saat pria kotor itu melangkah, tiba-tiba saja kakinya terpeleset karena batu-batu kerikil kecil hingga akhirnya dia jatuh ke jurang dan tewas seketika. Melihat hal itu, Christine pun menjadi takut dan gemetar karena dia bisa saja dituduh telah membunuh. Dan orang-orang di desa nya pasti tidak akan ada yang mendengarkan perkataannya dan percaya padanya. Maka Christine memutuskan untuk cepat-cepat pulang dan berkemas-kemas. Setelah itu dia segera mandi dan makan. Christine berpikir sejenak apa yang harus dia lakukan untuk mengatasi masalahnya.

Lalu di malam hari saat semua orang sudah tertidur lelap, Christine pun bersiap-siap pergi dari desa tertutup dan terisolir itu. Dengan membawa perbekalan seadanya dan tanpa sepeser uang, dia pergi meninggalkan desa itu.

Akhirnya Christine berhasil sampai di desa seberang dengan berjalan kaki. Saat itu sudah hampir pagi. Christine yang tak pernah keluar dan berbaur dengan orang-orang selain dari desanya, merasa sangat canggung dan gugup.

Dia begitu gugup ketika orang-orang menatapnya dengan tatapan yang aneh dan hina karena penampilannya yang lusuh.

Lalu sambil terus berjalan, Christine melihat ada sebuah sumur yang biasa di gunakan oleh orang-orang disana untuk mencuci dan mengambil air untuk minum ternak. Maka Christine pun cepat-cepat berlari kesana untuk mengambil air karena air di dalam botolnya sudah habis. Tapi saat dia mengambil air, dia mendengar para wanita disitu tengah membahas kematian seorang pria paruh baya yang terjatuh ke jurang. Christine pun menjadi takut, keringatnya mengalir deras seperti aliran darah. Mukanya mendadak pucat dan dia tidak berani menatap para wanita di sumur itu.

Kemudian salah seorang dari antara mereka bertanya padanya,

"Dek, kamu siapa? Aku tidak pernah melihatmu. Kamu mau mengambil air yah? Sini biar aku ambilkan." Ujarnya sambil mengulurkan tangannya meminta botol christine.

"I...iya ka. Ini botolnya ka."  Balasnya dengan sangat gugup sambil menyodorkan botol minumnya.

Lalu begitu botolnya terisi penuh Christine segera pergi meninggalkan sumur itu tanpa mengucapkan terima kasih.

Dia berlari menjauh dari kerumunan itu dan memasuki ladang-ladang kosong.

Lalu wanita yang lain berkata,

"Dia kenapa? Wajahnya ketakutan sekali. Dan aku juga tak pernah melihatnya."

"Entahlah biarkan saja! Mungkin dia tersesat."

"Mmm,,,, tapi kira-kira siapa yah yang menyebabkan orang itu meninggal? Aku sangat heran. Dia pria yang kasar dan sombong di kampungnya, dan tidak ada orang yang berani kepadanya."

"Agh,,, sudahlah itu bukan urusan kita."

**********

Di ladang-ladang yang sepi itu Christine merenungi nasibnya yang malang.

Dia juga mengamati orang-orang di sekitarnya. Dia melihat semua orang dari yang tua sampai yang muda membicarakan pria kotor itu.

Ada yang mengutukinya dan ada yang menyumpahinya. Tapi ada juga yang merasa kasihan padanya. Maka saat mendengar orang-orang berbicara mengutuki pria kotor itu, dia mulai berani menghadapi kenyataan dan berpikir bahwa dirinya pasti akan mendapatkan dukungan dan pembelaan jika dia tertangkap. Tapi saat dia mendengar orang-orang malah menghina orang yang membunuh pria itu, dirinya menjadi lemah dan mundur.

Saat itu Christine merasa sangat lapar, sejak pagi dia belum makan apa pun. Dia merasa sakit di perutnya karena rasa laparnya yang hebat.

Lalu saat dia duduk di bawah pohon, dia melihat seekor anjing yang berlari sambil menyeret plastik makanan di mulutnya. Maka dia segera mengambil kayu kecil dan melempar ke arah anjing itu. Maka Anjing itu pun kaget dan berlari ketakutan, dia menjatuhkan plastik makanan itu dari mulutnya.

Lalu Christine segera mengambilnya dan langsung memakan sisa makanan itu.

avataravatar
Next chapter