webnovel

Gara-gara Mimpi

Author: Rinianza
Urban
Ongoing · 17.5K Views
  • 12 Chs
    Content
  • 5.0
    17 ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

“Lelaki itu yang ada di mimpiku semalam, tetapi sikapnya berbeda jauh dengannya. Apa maksud semua ini, mengapa bisa terjadi?” Feni Alona baru saja membicarakan Egy Reimbaka, seorang senior supervisor yang sangat dingin dan arogan. Dia tidak menyangka bisa bertemu di dunia nyata dengan laki-laki yang ada dimimpinya. Hal buruk terjadi begitu cepat padanya. Egy selalu bersikap berbeda saat berhadapan dengan Feni dan karyawan lainnya. Lelaki itu bisa melonggarkan peraturan kepada yang lain, tetapi tidak pada Feni. Sementara itu, Leo Putrawan karyawan pindahan dari divisi yang berbeda lebih menghargai dan bersikap lebih baik pada Feni. Feni yang semula bersikap baik dan menghormati atasannya itu, lama-lama mulai terusik karena Egy sering kali bertindak diluar batas kesabarannya. Namun, ketika Feni mulai tidak peduli dan melawan, Egy malah mengubah sikapnya menjadi lebih baik. Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka? Bagaimana nasib Feni selanjutnya?

Chapter 1Siapa Dia?

"Umm maaf, silahkan jika kamu memerlukan buku ini," lelaki itu tersenyum pada Feni.

"Ah benarkah? Kamu sendiri nanti bagaimana?" Feni merasa jengah.

Sekali lagi lelaki tersebut melempar senyum termanisnya yang membuat jantung Feni merasa luluh lantah.

"Tenang saja, aku bisa mencari di tempat lain, atau menunggu cetakan berikutnya. Ini ambil," ujarnya mengalah.

Tentu saja Feni merasa terkesima dengan sikap lelaki dihadapannya itu. Tidak hanya tampan, dia juga bijaksana dalam bersikap.

"Te-terima kasih ya."

"By the way siapa namamu?" tanya sang lelaki.

"Aku Feni. Namamu siapa?" Feni balik bertanya dengan cepat.

Kringgg kringg

Sontak Feni terjaga dari tidurnya. Sedikit demi sedikit kedua matanya terbuka dan mengintip ke arah jam dinding yang terpasang tepat di depan tempat tidurnya.

Segera Feni mematikan alarm jam yang sejak tadi berdering di atas meja nakas. Dia pun beranjak ke kamar mandi untuk bersiap membersihkan diri.

Ini adalah hari pertamanya bekerja, setelah tiga bulan dirinya melakukan training disebuah perusahaan periklanan yang cukup terkemuka, Emerald Advertising. Hari ini dirinya mulai bekerja nyata. Feni sangat antusias, karena setelah menjadi anak training, sekarang ia menyandang status sebagai seorang karyawan.

Srot srott.. Aroma parfum mulai merebak di area kamarnya yang dingin. Pakaian khas wanita karir menambah dewasa penampilannya. Tidak lupa sebelum beranjak Feni selalu tersenyum di depan cermin, lalu menarik shoulder bag miliknya dengan cepat.

Ceklek

Pintu kamar pun tertutup. Feni melangkah cepat menuruni anak tangga menuju ruang makan untuk segera sarapan bersama.

"Loh Papah dan Mira kemana, Mah?" tanya Feni.

"Papah dan Adikmu sudah jalan tadi. Katanya Mira ada kelas pagi. Dosennya selalu datang tepat waktu. Kamu tadi dipanggilin kan," seru sang ibu.

"Iya aku kesiangan nih. Aku juga harus segera berangkat Mah. Kalau terlambat, bisa tercoreng wajahku sebagai anak training teladan. Dahh Mah."

"Hei.. heii.. Ampun deh Feni habiskan dulu makanan dimulutmuuu."

Wuuzz, secepat kilat Feni sudah keluar dari gerbang rumahnya. Pokoknya hari ini dia tidak boleh terlambat. Hari pertama, menentukan sudut pandang para penghuni kantor kepadanya. Jika dia memberikan kesan buruk hari ini, maka seterusnya orang akan menganggapnya seperti itu, dan begitupun sebaliknya.

Bus, taksi, atau kendaraan beroda empat lainnya tidak menjadi pilihan Feni untuk saat ini. Dia lebih memilih kendaraan beroda dua agar lebih mempersingkat waktu dan tentu saja menyelamatkannya dari kemacetan.

"Jalan Kemuning, komplek Emerald bang," celoteh Feni sambil memasang helm di kepalanya.

"Oke siap Neng, berangkat," jawab sang supir.

Kendaraan beroda dua itupun langsung menembus lalu lintas yang sudah tampak riuh di setiap sudut kota. Mereka semua mempunyai tujuan yang sama, yaitu melakukan aktivitas bekerja di tempatnya masing-masing.

Jujur saja Feni merasa sedikit was-was saat motor melaju dengan cepat atau meliuk-liuk mencari celah jalan untuk keluar dari perangkap antrian kendaraan lain. Namun, kali ini Feni tidak dapat protes. Dia sepakat dengan keputusan sang supir, karena dirinya juga membutuhkan waktu.

Setelah empat puluh menit berjibaku di tengah keramaian ibu kota, akhirnya pemandangan gedung kantornya terlihat. Sesekali, Feni melirik jam tangan. Mencoba menghitung perkiraan waktu yang dibutuhkan olehnya sampai tiba di meja kerja.

"Nih ongkosnya. Makasih bang," ucap Feni cepat.

"Oii.. oii Neng," teriak sang supir.

"Apalagi? Ambil aja deh kembaliannya, waktu saya mepet nih."

"Neng itu yang dikepala jangan ikut dibawa. Tekor saya, walaupun kembaliannya diambil," ungkap sang supir polos.

"Hah! Ckk.. sorry bang. Nih helm kerajaannya."

Sejurus kemudian Feni langsung ambil langkah kaki seribu menyusuri area parkir dan halaman gedung kantornya yang luas. Walaupun dirinya masih sedikit tenang melihat lalu lalang karyawan lain yang artinya jam kantor belum berlangsung, tapi tetap saja perasaannya tidak tenang jika belum sampai di ruang kerjanya.

Tap tap tap..

Feni terus melangkah dengan gusar. Bagaimana jika nanti dia dibully saat tiba diruangan karena terlambat. Pikirannya terpecah hingga konsentrasinya buyar.

Bruk

Feni menabrak seseorang yang baru keluar dari lift. Seorang laki-laki yang tentu saja terkejut dengan kemunculan Feni dihadapannya.

"Maaf, maaf.." ucap Feni sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak usah buru-buru Mba. Belum terlambat kok."

"Ini filenya. Sekali lagi maaf," Feni memberikan file yang terjatuh.

Lelaki itupun menerima sambil sedikit menertawakan tingkah Feni yang gugup dan kelimpungan. Setelah itu, Feni langsung beranjak sebelum pintu lift dihadapannya itu tertutup sempurna.

Ting

'Huft akhirnya sampai juga di lantai ini. Jangan sampai kejadian ini terulang lagi besok. Bahkan hari ini aku tidak tahu jadwal anak baru apa, bisa-bisanya aku datang mepet waktu gini,' gumam Feni.

Ceklek

"Fen, akhirnya kamu datang juga. Cepet absen nih di komputerku. Habis ini kita mau ke ruang meeting. Biasalah anak baru selesai training, harus dibriefing dulu kali."

Netra Feni melebar, baru saja sampai ruangan. Dia harus bersiap kembali menuju ruang meeting. Tanpa menunggu lama lagi, Feni langsung memasukkan nomer identitas karyawan yang sudah ia dapatkan setelah masa training berakhir.

"Mau ngapain lagi sih kita, La. Bukannya pas training udah banyak banget tuh yang disampaikan para petinggi perusahaan ini."

"Mana aku tahu. Beda lagi mungkin. Sekarang kan kita sudah ada di divisi, jadi ada informasi tambahan lagi tentang pekerjaan kita."

Shaula atau kerap disapa Ola merupakan teman seangkatan Feni sejak masa training. Hingga kini mereka selalu bersama dan ditempatkan pada divisi yang sama. Mereka sering bercerita dan berkeluh kesah tentang dunia baru yang sedang mereka geluti saat ini.

Ola memiliki karakter yang bertolak belakang dengan Feni. Dia lebih detail, terorganisir dan realistis. Berbeda dengan Feni yang lebih cuek, sembrono dan serba dadakan. Padahal dia harus bekerja di divisi perencanaan yang menuntut semua terancang dengan baik. Biar bagaimanapun, Feni harus merubah sikap demi keselamatan karirnya di industri periklanan.

Feni, Ola dan kelima karyawan lain yang berada di satu divisi memasuki ruang meeting. Baru buka pintu dan maju satu langkah saja hawa dingin dari pendingin ruangan itu membuat kulit Feni mengkerut.

'kenapa ruangan yang tidak terlalu besar ini, tidak dikecilkan sih pendingin ruangannya? Bikin meriang saja,' gumam Feni sambil melirik kearah benda persegi di dinding atas.

Beberapa menit menunggu sambil menyiapkan peralatan tulisnya, Feni dan Ola tampak saling berbincang sambil sesekali tertawa. Seperti biasa, kedua sahabat yang baru dikenal itu sering kali bertukar cerita lucu yang terjadi pada diri mereka masing-masing.

Ceklek

Seketika suasana hening saat suara pintu ruangan dibuka oleh seseorang dari luar. Dua laki-laki layaknya eksekutif muda masuk ke dalam ruangan sambil menyapa.

"Selamat pagi semuanya."

"Selamat pagi.." jawab seluruh peserta meeting.

Satu dari mereka, hanya Feni yang hanya terdiam dan terpaku memandang sosok salah satu pria yang baru saja masuk. Sosok pria dengan garis wajah yang tegas, sorot mata tajam, postur tubuh tinggi dan atletis berdiri dihadapan para karyawan baru.

Glek

'Hah, lelaki itu. Dia yang ada dimimpiku semalam. Kenapa bisa semua ini menjadi nyata? Siapa dia?' gumam Feni tegang.

**

You May Also Like

Kelahiran Kembali di Tahun 80an: Istri Sarjana yang Imut

Tertipu untuk menikah, dieksploitasi seumur hidup sebagai pengasuh tanpa bayaran, dan akhirnya dipukuli hingga mati oleh ibu angkatnya di depan tempat tidur ayah angkatnya yang sedang sakit, kehidupan menyedihkan Shen Mianmian berakhir. Ketika dia membuka matanya lagi, dia menemukan dirinya kembali pada usia lima belas tahun. Shen Mianmian berjanji untuk melarikan diri dari takdir masa lalunya, menghukum sepupu dan ibu angkat yang jahat, namun secara tidak sengaja bersinar terlalu terang dalam prosesnya. Siswa yang sebelumnya berada di urutan ketiga dari belakang di sekolah tiba-tiba naik ke puncak, menjadi kandidat yang diperebutkan oleh perguruan tinggi bergengsi, menyebabkan sensasi di antara semua guru dan murid... Sementara yang lain sibuk belajar, Shen Mianmian sibuk memulai bisnis kecil untuk menghasilkan uang... Sementara yang lain mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi, Shen Mianmian membeli dua bangunan berhantu yang paling terkenal di Beijing sekaligus... menjadi keanehan di mata semua orang, mereka mengejeknya bahwa walaupun dia punya keberuntungan untuk membelinya, dia mungkin tidak punya nyawa untuk tinggal di dalamnya. Sementara yang lain lulus dan sibuk mencari pekerjaan, properti berhantu yang dibeli Shen Mianmian diambil oleh pemerintah, membuatnya mendapatkan sejumlah besar kompensasi penggusuran. Orang-orang yang dulu mengejeknya tidak bisa tidak menampar diri mereka sendiri dua kali... bertanya-tanya di mana-mana apakah ada rumah berhantu yang dijual. Shen Mianmian, yang awalnya butuh meminjam uang untuk biaya kuliah, menggunakan dana penggusuran dan memanfaatkan keuntungan kelahiran kembali untuk membeli sebidang tanah yang cocok dan membangun gedung sewaan, bertransformasi menjadi pemilik tanah terkaya dan paling makmur di Beijing... Suatu hari, Shen Mianmian, yang membawa tas penuh kunci dan baru saja mengumpulkan sewa, ditarik pergi ke Kantor Urusan Sipil. "Shen Mianmian, sudah waktunya bagi kamu untuk membayar apa yang kamu hutangkan padaku."

Yin Family's Sixth Child · Urban
Not enough ratings
400 Chs

Satu Malam Liar

Lucinda Perry, seorang penyendiri sosial dan pekerja keras, berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar menggila di ulang tahunnya yang ke-25 dan bahkan mencetak one night stand jika ia mendapatkan promosi yang sudah lama ditunggu di pekerjaannya. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dia dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan tidak hanya itu, tapi ke kantor pusat di kota yang berbeda. Harus menghabiskan malam ulang tahunnya di kota baru, dia pergi ke klub di mana dia bertemu dengan orang asing tampan, Thomas Hank, yang menawarkan diri untuk menjadi one night stand-nya setelah melihat daftar berani-melakukannya, yang termasuk memiliki satu malam berdiri. Thomas Hank, setelah digunakan oleh beberapa wanita di masa lalu, bertekad untuk mendapatkan wanita impiannya yang akan mencintainya untuk dirinya sendiri dan bukan karena kekayaannya. Jadi ketika dia bertemu Lucinda Perry yang imut dan polos di klub, dia memutuskan untuk menjaga identitas aslinya dari dia dan mencari tahu apakah dia layak untuk dia pertahankan. ***Excerpt*** Apa yang lebih menghibur daripada sisi karakter yang gila? Katakan halo pada Sonia dan Bryan. Jantung Sonia berhenti berdetak sebentar, lalu berbagai pemikiran mulai berterbangan di kepalanya pada saat yang sama. Bryan Hank? Idola selebriti yang dia naksir sedang berlutut tepat di depannya dan memintanya untuk menjadi istrinya? Apakah dia salah mengira dia dengan orang lain? Apakah mungkin ini adalah lelucon, atau mungkin ini seperti salah satu lelucon selebriti dan ada kamera-kamera di sekitar, menunggu untuk merekam dia membuat dirinya tampak bodoh? Atau mungkin dia sedang bermimpi? Sonia bertanya-tanya sambil melihat-lihat sekitar mereka, tetapi yang dia lihat hanyalah penonton yang penasaran. "Tolong! Jadilah istriku dan buat aku menjadi pria paling bahagia di Bumi," katanya dengan suara keras yang menarik perhatian semua orang. Editornya yang telah ditunggunya selama lebih dari satu jam karena dia mencoba menandatangani kesepakatan dengan produser film yang tertarik dengan salah satu ceritanya, muncul saat itu juga, "Sonia, kamu kenal Bryan Hank?" Tanyanya dengan heran saat melihat adegan di depannya. Sepertinya sudah berjam-jam sejak Bryan berlutut, tapi ternyata baru satu menit. Bryan tahu tidak ada wanita yang cukup gila untuk menerima proposal gila seperti itu, dan bahkan jika ada yang mau menerima, membayarnya dan membatalkan keseluruhan hal tersebut akan mudah karena yang dia inginkan hanyalah skandal yang bisa terjadi dari situ. Judul beritanya mendatang akan tentang proposal pernikahan yang ditolak atau pertunangannya yang dikatakan, yang cukup membuat Sophia lepas dari kaitannya. "Ya!" Jawab Sonia dengan semangat sambil menganggukkan kepalanya dan mengulurkan jarinya agar dia memakaikan cincin pertunangan. "Ya?" Tanya Bryan dengan bingung saat mendengar jawabannya. "Ya! Aku akan menjadi istrimu dan membuatmu menjadi pria paling bahagia di dunia!" Sonia berkata dengan tertawa dan menggerakkan jarinya hingga Bryan memasukkan cincin itu ke jarinya. Secara mengejutkan cincin itu adalah ukuran yang tepat untuknya, dan duduk di jarinya seolah-olah dibuat khusus untuknya. Suara tepuk tangan meledak di sekitar mereka saat Sonia berdiri dengan senyum lebar di wajahnya dan memeluk Bryan sebelum menciumnya tepat di bibir. Bryan sedikit terkejut dengan keberaniannya tapi cepat pulih karena ini adalah permainannya, dan dia harus ikut serta. Dia lah yang mendekatinya terlebih dahulu, bagaimanapun juga. Jadi ketika dia mencoba memutuskan ciuman, dia memegang dagunya dan perlahan menggigit bibir bawahnya sebelum membuka bibirnya dengan lidahnya dan mengisapnya dengan cara yang menggoda, mengeluarkan desahan dari Sonia. Sonia merasa pusing. Ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Itu haruslah mimpi. Bagaimana lagi dia bisa menjelaskan bahwa pada suatu saat dia duduk di lobi hotel menunggu editornya, dan pada saat berikutnya dia bertunangan dengan idola selebriti yang dia naksir dan menciumnya di sini di depan umum?

Miss_Behaviour · Urban
Not enough ratings
1010 Chs

Lolos dari Mantan, Diculik oleh Saingannya

Selama tiga tahun terakhir, Ariana Ari Harlow telah memberikan segalanya untuk suaminya. Mereka menikah karena saudara perempuannya memilih untuk lari pada malam pernikahan, karena ia percaya rumor bahwa Nelson Corporation bangkrut. Ari mencintai Noah sejak usia 16 tahun, ia pikir ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Namun, dia tidak tahu bahwa saudara perempuannya telah menggali perangkap untuknya, dan ini bukan awal kehidupan baru, melainkan neraka baru baginya. Ia terpaksa menghentikan pendidikannya sebagai dokter karena Nyonya Nelson yang terhormat tidak bisa memiliki tangannya tertutupi darah. Ari menyetujuinya. Untuk Noah, ia menjadi istri yang sempurna yang merawat mertua dan suaminya. Namun, yang menanti dia tidak lain hanyalah penghinaan, suaminya malu padanya dan ibu mertuanya berpikir bahwa saudara perempuannya, Ariel, lebih cocok untuk anaknya. Namun, Ari bertahan. Dia berpikir suatu hari dia akan dapat menghangatkan hati suaminya. Namun dia memergokinya berciuman dengan saudara perempuannya! Patah hati, Ariana memutuskan untuk bercerai dengan suaminya, tapi entah bagaimana dia malah terlibat dengan Nicolai. Musuh dan saingan suaminya. Mereka tidak ditakdirkan untuk bersama. Namun Nicolai tampaknya tidak peduli dengan rintangan yang menumpuk di hadapan mereka. Bahkan, dia bertekad untuk masuk ke dalam kehidupan Ari dan membakarnya. Dalam keadaan mabuk, suatu kali dia memegang lehernya mendekat ke dinding pub kumuh, “Kau boleh menyangkal sebanyak yang kau mau, putri, tapi kau menginginkanku.” Matanya melirik dada Ari yang naik turun dan matanya semakin gelap, merahnya tampak tak terkendali, posesif seolah dia ingin mencabik jiwa dari tubuhnya dan menyematkannya ke dalamnya sendiri. “Taruhan jika kupandang, kamu akan basah untukku.” Panas membara di pipi Ariana saat dia mendengus, “Diam.” “Buat aku,” kata Nicolai saat dia menumbukkan bibirnya di bibirnya. Ciumannya membakar jiwa Ariana, dan kehangatannya menyengat kulitnya setiap kali mereka bersentuhan. Ia berpikir bahwa kesalahan terbesarnya adalah terlibat dengan Nicolai. Namun, Ari segera menyadari dengan cara yang sulit, Secara harfiah, diinginkan oleh mimpi buruk seindah itu jauh lebih buruk daripada sebuah kesalahan. Dan situasi menjadi rumit ketika suaminya menemukan kebenaran tentang segalanya. “Temak hatiku, Ari,” kata Noah saat dia menempatkan moncong pistol di mana hatinya berada. “Karena hidup tanpa kamu adalah hidup yang tidak kuinginkan, jadi tembaklah aku atau kembalilah. Aku memohon padamu.” Sekarang Nicolai telah memberinya pilihan, akankah Ari jatuh cinta dengan dia dan melompat ke dalam kehidupan yang penuh dengan bahaya? Atau akankah dia kembali ke suaminya, Noah, yang telah ia cintai sejak ia berumur 16 tahun? Dan akankah Ariana menghindari bahaya yang mengintai dalam kegelapan, menunggu dia untuk melakukan kesalahan dan kehilangan segala sesuatu yang berharga baginya? Akankah dia menemukan kunci dari semua rahasia yang mengikat dirinya dengan Noah dan Nicolai serta takdirnya yang rumit? ******* Potongan: “Ini semua tentang uang, bukan? Ambil itu dan hilang,” Dia berteriak sambil melemparkan kartu hitam ke wajah Ariana. Ariana tidak percaya dengan telinganya ketika dia mendengar suaminya atau calon mantan suaminya menghina dia seperti ini. Tiga tahun. Ariana Harlow memberikan Noah Nelson, tiga tahun dan namun ketika dia memergokinya berciuman dengan saudara perempuannya yang lebih tua, Ariel—— ini yang dia katakan kepadanya. “Saya akan menceraikanmu,” Ari menyatakan dan pergi. Dia pergi tanpa sepeser pun tetapi Ari tersandung ke Nicolai. Musuh dan saingan suaminya, pangeran Mafia kota Lonest, bajingan terkenal karena kecenderungan kekerasannya. Pertemuan malang itu meletakkan dia di jalur Nicolai, dan begitu saja dia menatapnya. Pertama kali mereka bertemu, Nicolai memintanya untuk mengundangnya makan malam. Kedua kali mereka bertemu, dia memberinya sejuta dolar. Ketiga kali mereka bertemu, dia menyatakan, “Kamu akan terlihat bagus di pelukanku, bagaimana menurutmu putri?” ********

fairytail72 · Urban
Not enough ratings
523 Chs

Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

DICARI!!! Seorang perempuan muda, usia tidak lebih dari 23 tahun, cantik, menarik, mulus, dan belum pernah menikah alias masih perawan untuk melahirkan minimal 3 anak. Akan dinikahkan dengan seorang billionair tua dan cacat. Kompensasi berupa uang 100 juta perbulan sampai melahirkan 3 anak. Dan kompensasi perceraian berupa uang 1 milyar, 2 apartemen mewah, dan 1 kendaraan mewah. Calista Ardiningrum menghela nafas panjang membaca sebuah postingan di akun IG maklampir, sebuah akun gosip yang memiliki jutaan follower dan beritanya selalu tajam aktual namun belum dipastikan kepercayaanya. Ribuan komentar beragam ada yang menertawakan, mengejek, mencemooh, bahkan ada yang menghina sampai ke urat. Calista adalah seorang mahasiwi jurusan keguruan sebuah universitas negeri ternama di Jakarta yang juga bekerja paruh waktu sebagai office girl di sebuah perusahaan multinasional ternama di ibukota demi membiayai kuliahnya sendiri. Dia juga anak rantauan dari kota gudeg yang ayahnya hanya seorang tukang becak dan ibunya penjual jamu gendong keliling. Calista anak pertama dari 2 bersaudara. Adik laki-lakinya masih menyandang status pelajar SMK yang setelah pulang sekolah menyambi jadi pengamen di sekitar stasiun Tugu ataupun sepanjang jalan Malioboro. Tapi, kenapa dia sampai begitu perhatian dengan postingan dari akun gosip tersebut? Karena tiba-tiba ibunya menelepon kalau ayahnya menjadi korban tabrak lari sebuah mobil yang tidak diketahui pemiliknya. Kini ayahnya masuk ICU dan harus membayar puluhan juta untuk biaya operasi. Calista tidak tahu harus meminjam kemana karena uang sebanyak itu tentu saja tidak akan mudah didapatkan dalam waktu singkat. Sedangkan, phak rumah sakit berkata semakin cepat uangnya tersedia maka operasi pun akan secepatnya dilakukan. Apakah Calista akan mengorbankan hidupnya demi menolong ayahnya? Temukan jawabannya di novel ini .... *** Terima kasih untuk semua readers yang bersedia meluangkan waktunya membaca novel kedua saya, yang kemungkinan besar akan hadir dalam versi bahasa Inggris juga. Author selalu setia menunggu komen, vote power stone, dan gift yang teman-teman berikan di setiap chapternya. Silahkan menikmati karyaku lainnya: 1. Cinta Tak Berbalas 2. Angel's Blue Eyes 3. Tetaplah Bersamaku! 4. My Lovely and Sassy Wife 5. Runaway Ex-Wife

Anee_ta · Urban
4.8
555 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest

SUPPORT