1 Bab 03

Kesokan Harinya..

UNIVERSITAS AMSTERDAM

Di Kantin Kampus..

"Afgan mana kok belum ada di kantin sih?" tanya Reza.

"Entah.." jawab Tasya.

"Itu dia, Afgan." kata Reihan menunjuk ke arah Afgan.

"Iya.." seru Afgan.

"Nah karena Afgan, atau si paman kita sudah datang, saya ingin menantang kamu untuk adu panco dengan saya, yang kalah mendapatkan hukuman, betul semua?" tanya Rama yang menantang Afgan adu panco.

"Ya betul, yang kalah harus di hukum." kata Reza.

"Oke, Oke, baiklah, saya terima tantangan darimu Rama Adhi Saputra." jawab Afgan juga yang menerima tantangan adu panco dari Rama.

"Okay Adhi ready?" tanya Tasya.

"Yes of course i'm ready." jawab Rama.

"Okay Afgan ready?" tanya Ayu.

"Yes, i'm ready." jawab Afgan.

"Okay in a count to three, three, two, one, start." kata Tasya.

"Ayo Adhi.." sorak Ayu dan Tasya memberi semangat Rama.

"Ayo Afgan, semangat.." sorak Reza dan Reihan memberi semangat Afgan.

Tak Beberapa Lama Kemudian..

Masih Di Kantin Kampus..

"Yah kalah.." keluh Reza dan Reihan, karena Afgan kalah adu panco dengan Rama.

"Yes Adhi menang." sorak Ayu yang senang Rama menang adu panco dengan Afgan.

"Oke sesuai perjanjian tadi, yang kalah mendapatkan hukuman, siap paman Afgan?" tanya Rama.

"Yes of course the uncle is ready for my nephew Rama Adhi Saputra." jawab Afgan.

"Haaaa what did you say?"

"No, I just said okay I was ready and what the sentence was."

"Oh.." seru Rama.

"Okay come with us to get penalties from us, uncle." pinta Rama.

"Okay I come with you." kata Afgan patuh.

Di Depan Universitas Amsterdam..

"Sekarang duduk." kata Rama yang menyuruh Afgan untuk duduk.

"Duduk, untuk apa?" tanya Afgan heran.

"Sudah duduk saja." jawab Ayu.

"Oke.." seru Afgan patuh.

"Sekarang dengarkan baik-baik ya Afgan Syah Reza, kamu lihat gerbang itu, itu adalah akses untuk keluar dan masuk ke kampus ini kan?" tanya Ayu yang dipotong perkataannya oleh Afgan.

"Iya lalu?" tanya Afgan yang memotong perkataan dari Ayu.

"Dengarkan dulu Afgan Syah Reza, saya belum selesai ngomong." jawab Ayu yang mengeluh perkataannya di potong oleh Afgan.

"Oke, Oke, sekarang silahkan lanjutkan." kata Afgan.

"Kamu duduk disini dan kamu juga harus menunggu orang yang terakhir masuk ke kampus, habis itu kamu nyanyikan sebuah lagu untuk orang tersebut, bagaimana paham Afgan Syah Reza?"

"Oke saya paham sekarang."

"Oke baik kalau begitu kami tinggal ya." kata Tasya.

"Oke.." seru Afgan lagi.

Tak Beberapa Lama Kemudian..

Masih Di Depan Universitas Amsterdam..

"Wow.., cantik..!!" kata Afgan yang melihat Titah.

"Ayo bernyanyilah Afgan Syah Reza, ayo bernyanyilah." kata Rama penuh harap agar Afgan menyanyi di depan Titah.

"Tunggu dulu itu kan.." kata Reza yang terpotong perkataannya oleh Tasya.

"Kenapa za?" tanya Tasya yang memotong perkataan dari Reza.

"It was Miss Titah Kesumawardani a new lecturer at the University of Amsterdam, he taught in the Department of Accountancy and Control, which means he taught in our class, take a deep time." jawab Reza yang dipotong perkataannya oleh Tasya.

"What ... !!" seru Rama, Ayu, Reihan dan Tasya mendengar jawaban dari Reza.

"Oh yes there is additional information again, Miss Titah Kesumawardani is the youngest lecturer and she is from our beloved country, Indonesia."

"What ... !!" seru Rama, Ayu, Reihan dan Tasya lagi saat mendengar perkataan dari Reza.

"Mati kita, kita harus menghentikan Afgan untuk bernyanyi." kata Ayu.

"Setuju ... !!" seru Tasya.

"Ya sudah yuk." ajak Rama.

"Yuk.." sambung Reza, Reihan, Ayu dan Tasya

"Eh tunggu dulu, Afgan pingsan." kata Reza saat melihat jatuh ketika Titah melewati Afgan.

"Huh.., syukurlah." kata Ayu yang menghela nafasnya.

"Kalau begitu kita bawa Afgan ke ruang UKS ketika Miss Titah Kesumawardani sudah masuk ke ruang rektor." sambung Rama.

"Eh tunggu, Afgan terbangun." kata Reza yang melihat Afgan bangkit.

"What ... !!" seru Rama, Ayu, Reihan dan Tasya lagi yang mendengar perkataan dari Reza.

"Haduh.." keluh Rama.

"Gawat.." kata Reihan.

"Mati.." sambung Reza.

"I'm asking for Afgan Syah Reza don't, don't sing." kata Ayu yang meminta agar Afgan tidak bernyanyi.

"We are late." kata Rama yang gagal menghentikan Afgan untuk bernyanyi.

....

Afgan - Panah Asmara (Reff).

Sudah katakan cinta

Sudah kubilang sayang

Namun kau hanya

Diam tersenyum kepadaku

....

Masih Di Depan Universitas Amsterdam..

"Em.." kata Titah yang menghentikan langkahnya dan berbalik lalu berjalan ke arah Afgan.

"Haaaa." kata Rama, Ayu, Reihan, Reza dan Tasya yang tidak berkedip saat Afgan menyanyikan sebuah lagu untuk Titah.

"Em Sorry, sorry, I seem to hear you sing a song when I pass or is it just my feelings who hear you sing?" tanya Titah yang berhenti di hadapan Afgan.

"Haduh gawat ini." kata Ayu dengan Cemas.

"Mati.." sambung Reza dengan Cemas juga.

"Sekarang jawab pertanyaan saya, apakah anda bernyanyi atau hanya perasaan ku saja?" tanya Titah lagi.

"Oh my god, I'm asking for help." keluh Ayu.

"Kenapa anda menutupi mulut anda, jawab atau.., hem baiklah aku saja yang pergi." kata Titah yang ingin meninggalkan Afgan.

....

Afgan - Panah Asmara (Reff)

Kau buat aku bimbang

Kau buat aku gelisah

Ingin rasanya kau jadi milikku

....

Masih di depan Universitas Amsterdam..

"Ya, ya, ya.., saya sudah tau jawabannya, ternyata kamu yang bernyanyi, baik sekarang saya katakan padamu, It's enough and stop singing." kata Titah yang menghentikan langkahnya dan berbalik lalu berjalan ke arah Afgan yang menghentikan Afgan untuk bernyanyi.

....

Afgan - Panah Asmara (Reff)

Sudah katakan cinta

Sudah kubilang sayang

Namun kau hanya

Diam tersenyum kepadaku

Kau buat aku bimbang

Kau buat aku gelisah

Ingin rasanya kau jadi milikku

....

Masih di depan Universitas Amsterdam..

"I said finished the song." kata Titah yang masih meminta Afgan untuk berhenti menyanyi dan kemudian Titah meninggalkan Afgan yang sudah selesai bernyanyi.

"Akhirnya." kata Ayu.

"Finished." sambung Rama.

Di Ruang Rektor Universitas Amsterdam..

"Excuse me Mr. Hans." kata Titah yang meminta izin untuk masuk ke dalam ruangan pak Hans.

"Yes, Oh Miss Titah Kesumawardani, please enter." pak Hans memberikan izin pada Titah untuk masuk ke dalam ruangannya.

"What's Miss Titah Kesumawardani, can I help you?" tanya pak Hans.

"Oh yes of course there is Mr. Hans, I want to deliver my complaint, which is about a student named Afgan Syah Reza, Mr. Hans." jawab Titah.

"What is Afgan Syah Reza, Miss Titah Kesumawardani?" tanya pak Hans lagi.

"Yes it's true, it's true and his complaint is he sang a song entitled Asmara's arrow before me or when I was there, in front of Amsterdam University and when I passed him, Afgan Syah Reza sang the song, can I ask you to rebuke him, sir Hans?" tanya Titah juga.

"Rebuke him, Okay Miss Titah Kesumawardani, I will immediately rebuke him." jawab pak Hans.

"Okay, then I excuse me, I want to teach."

"Okay Miss Titah Kesumawardani."

Di Ruang Rektor Universitas Amsterdam..

"Haduh saya kira hanya mahasiswa atau mahasiswi saja yang bisa membuat masalah, seorang mayor juga bisa membuat masalah, haduh, berat, berat, saya harus panggil pak Tito keruangan saya untuk memberitahu pak mayor Afgan Syah Reza alias Afgan untuk menghadap saya di ruangan saya, maafkan saya, pak mayor Afgan Syah Reza." keluh pak Hans.

avataravatar
Next chapter