webnovel

Two

Author's POV

Alwandi dan Dadi bergegas pergi ke kelas mereka.Mereka tidak mau bila dijalan bertemu dengan Farrel dan teman temanya.Bukanya pengecut,tapi mereka tidak mau berurusan dengan orang orang seperti Farrel.Apalagi mereka tidak tahu apa yang membuat Farrel marah.

Sesampainya dikelas yang hanya ada beberapa siswa saja tanpa basa basi mereka langsung tiduran di pojok kelas karena sekarang sudah masuk ke jam istirahat.Mereka terdiam bengong memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.

Dadi membuka HP dan tiba tiba terpikirkan suatu hal"Apa jangan jangan gara gara lu nolak buat ke pesta si Putri ya?Si Farrel juga kalo lu jangan so kecakepan".

"Dih anjir masa cuma masalah begituan"Alwandi bangun dari posisi yang awalnya ia tertidur.Ia langsung pergi mengambil EarPhone miliknya.

"Dahlah maen game aja kita" Ajak Alwandi yang kembali kesamping Dadi.

"I'M BACK BITC*ES" Teriak Mardi yang tiba tiba datang bersama Khalisa yang sedang menuntunnya.

Mardi yang tidak terlibat dalam masalah tadi walaupun dia terkena sialnya,tidak memikirkan masalah itu.Karena ia pikir itu hanya masalah kecil saja.Karena ia tau Alwandi sering berurusan dengan anak kelas 12.

"Lah Mar kok lu kesini?"Tanya Dadi yang langsung pergi membantu Mardi berjalan.

"Ngapain lu,pergi sana biar gw aja yang bantu lu pergi sana" Dadi mengusir Khalisa yang sedang membantu Mardi.

"Dah lah Dad,males gw dari kemaren di UKS"

"Yaudah nihh Gw mau ke kantin dulu,laper"

Khalisa langsung pergi ke kantin.Karena sifatnya yang seperti itu,ia masih belum mendapatkan teman cewe satupun di sekolah ini.

Karena tidak ada hal yang bisa mereka lakukan,Mardi,Dadi dan Alwandi hanya bermain game sampai jam istirahat selesai.Tak lama setelah bel Bu Mega selaku guru Fisika memasuki kelas.

Namun,Khalisa masih belum kembali ke kelas,padahal dia hanya berniat ke kantin.

Seperti biasa Bu Mega saat 30menit pertama selalu bercerita tentang pengalaman hidupnya.Tidak tau bahwa cerita itu beneran atau hanya karangan Bu Mega,karena banyak sekali cerita yang selalu ia ceritakan.

Sampai 30Menit selesai dan curhatan Bu Mega selesai,Bu Mega langsung meng-absen terlebih dulu.Alwandi,Dadi telah di absen.Sampai Bu Mega memanggil salah satu nama yang tidak ada respon dari pemilik nama itu.

"KHALISA RABBANI NUGRAHA"Sampai berkali kali Bu Mega memanggil nama tersebut.

" KHALISA RABBANI NUGRAHA"Suara Bu Mega bergema diseluruh ruang kelas membuat setiap siswa mengatupkan bibirnya dalam sekali hentakan.Walaupun begitu ada beberapa murid yang masih mengeluarkan suara tawa yang tidak bisa mereka tahan tapi tidak bisa mereka lepaskan juga karena sama saja dengan bunuh diri.

Khalisa datang berlari ke dalam kelas tanpa mengetuk."Saya Bu Hadir,maaf"Khalisa berdiri didepan Bu Mega sambil hormat.

"Siapa yang suruh kamu hormat?"Tanya Bu Mega yang tidak mengerti apa yang muridnya lakukan.

Satu kelas tertawa namun saat melihat ekspresi wajah Bu Mega seperti orang yang mengancam membuat bibir muridnya terpaku.

"Tidak ada bu"Khalisa menurunkan tangannya kemudian menatap Bu Mega.

" Darimana saja kamu,ibu sudah selesai bercerita selama 30 menit kamu baru datang"

"Sengaja bu,soalnya gak penting juga ceritanya" Khalisa masih berdiri di depan.

"Apa kamu bilang?terus kamu terlambat masuk kayak gini udah dari mana?Mabal ya kamu"

"Astagfirullah bu,suudzon terus nih ibu,saya abis bantuin ibu kantin.lagian kalo saya telat maafin atuh bu,pasti semua manusia tidak luput dari yang namanya kesalahan,lagian nih bu saya mending bantuin ibu kantin dari pada dengerin cerita ibu"Khalisa berbicara tidak jelas.

"Diam kamu!Kata siapa kamu menjawab pertanyaan saya?"

"Ohiya,guru mah emang selalu bener.Maaf yah bu"Khalisa menggelengkan kepala.

"Makanya jangan pernah melawan guru!Bapak kamu juga guru,apa kamu juga gak bisa menghargai bapak sendiri?"

Khalisa diam pasrah saja."Padahal mah saya gak melawan bu,ibu nanya ya saya jawab"

Untungnya Bu Mega tidak mendengar celutukan yang satu ini.

"Coba kamu selesaikan soal ini" Bu Mega menunjuk ke arah papan tulis

Khalisa langsung mengerjakannya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.Tidak sampai 2 menit Khalisa bisa menjawab soal yang diberikan Bu Mega.Satu kelas takjub karena akhirnya ada pesaing Alwandi.Bu Mega pun ikut kaget karena siswi sebandel ini bisa mengerjakan soal yang padahal ia belom jelaskan.

Khalisa langsung menyimpan spidol ke atas meja guru.Ia menuju ke tempat duduknya.Semua murid memandangnya tidak seperti semula.

Bu Mega kembali melanjutkan pembahasan yang akan ia bahas pada pertemuan itu.Dadi berdiri dan menghampiri meja Khalisa.Ia meminta teman sebangku Khalisa untuk bertukar posisi sementara.

Dadi duduk disamping Khalisa.Mardi yang melihat hal itu tidak memperdulikannya dan tetap memerhatikan pembahasan Bu Mega.

"Lu boleh nakal,tapi gak sampai melawan sama guru.Kalo tau salah ya salah jangan ngotot malah ngelawak dikira lucu kali" Bisik Dadi pada Khalisa.

"So asik lu"

Khalisa tidak memperdulikan ucapan dari Dadi maupun pembahasan dari gurunya.Dia malah tiduran dimeja miliknya.Dadi yang geram melihat hal itu langsung mengusili Khalisa

"Apaan sih,bisa diem gak?" Bentak Khalisa yang terbangun dari tidurnya yang membuat seisi kelas kaget.

Bu Mega tanpa pikir panjang menghukum mereka berdua untuk jongkok didepan sampai jam pelajaranya selesai.Dadi dan Khalisa segera berjalan kedepan kelas.Mereka melakukan apa yang Bu Mega perintahkan.

Satu jam berlalu,Bu Mega telah selesai membagikan ilmunya kepada muridnya.

Bu Mega memperbolehkan Dadi dan Khalisa berdiri dan kembali ke bangkunya masing masing dan.

Tidak lama Dadi dan Khalisa duduk,sudah ada guru yang masuk kedalam kelas.Murid murid kembali belajar didalam kelas.

'-'-'-'-'-'-'-'

Suasana bosan dikelas yang membuat siswa siswa banyak yang tertidur dikelas tidak memperdulikan pelajaran.Termasuk Mardi dan Dadi,berbedan dengan mereka Alwandi masih bisa terus menerus memerhatikan,apalagi saat ini ia mengetahui bahwa posisi sebagai langganan juara bisa tergeser oleh si anak baru,Khalisa.

Terdengan suara bel pulang berbunyi yang membuat para siswa kembali bersemangat.Para siswa bersiap untuk menuju ke rumahnya masing masing.

Mardi segera menuju ke tempat duduk Khalisa"Sa,lu pulang naik apaan"Mardi menghampiri Khalisa dengan menggunakan tongkatnya.

"Naik ojek online" Jawab Khalisa sembari menggunakan jaketnya.

"Yaudah,bareng kita aja"

"Dih anjir,apaan dah lu Mar,ngajak orang nebeng mobil gw,kagak ah" Dadi menolak.

"Heh,sapa juga yang mau sama lu,gak Mar makasih gw naek ojol aja" Khalisa bergegas pergi sembari mendorong Dadi.

Mardi,Dadi dan Alwandi juga langsung pergi menuju tempat parkir."Mar,gw gak ngelarang lu sama siapa siapa,tapi jangan sama si nak baru itu"Ujar Dadi seperti yang mengetahui isi hati Mardi.Mardi tak merespon dan tetap berjalan.

Mereka langsung pulang kerumah Mardi,seperti kemarin,mereka menginap disana.

Saat ini setiap orang mempunyai permasalahnya masing masing,Dadi tentang keluarganya,Mardi dengan masalah percintaaanya,dan juga Alwandi yang sedang bermasalah dengan siswa kelas 12 yang masih misterius.

Di usia mereka yang semakin dewasa,mereka harus bisa menyelesaikan permasalahan mereka dengan cara yang tidak kekanak kanakan.Dadi yang sudah tidak manja,Mardi yang sudah mengenal cinta,dan Alwandi yang tidak asal menyelesaikan masalah dengan pertengkaran.

4 Tahun mereka bersama,bukan hanya satu atau dua masalah yang mereka selesaikan bersama.Mereka sering saling share tentang masalah yang tidak bisa mereka selesaikan sendiri.Tidak heran bila persahabatan mereka tetap awet sampai sekarang.

Mardi POV

Sudah seminggu lebih Gw harus menerima kedua temen gw ini nginep dirumah gw.Gw sendiri gak masalah,tapi dirumah ada adek cewe,gak pantes lah kalo bawa cowo cowo nginep sedangkan ada cewe dirumah,satu orang lagi.Di rumah juga ini orang orang gak ada gunanya,cuma ngabisin makan

doang.

Gw juga gak tau sampai kapan ini bocah pulangnya,Seringkali gw coba bujuk Dadi buat pulang kerumah,tapi kayaknya gak

ngaruh,Dadi bersikukuh untuk tidak pulang sampai kedua orangtuanya baikan dan

damai.

"Dad udah seminggu ini kabur dari rumah,gak ada niatan pulang" Tanya alwandi sambil bermain game di gadgetnya

"Gak"Jawab Dadi yang terus memainkan gadgetnya.

Gw yang lagi nonton tv di sofa melihat kedua sahabat gw yang sibuk bermain HP berusaha agar kedua sahabat gw berhenti dan mengobrol.

Gw berdiri dari sofa langsung pergi mematikan Wifi agar mereka tidak bisa memainkan game onlinenya lagi.Gw tau pasti mereka marah marah,tapi bodoamat lah.

"Oyy,kenapa ini wifi mati"Teriak Dadi marah marah.Dengan ekspresi wajahnya yang konyol saat sedang marah.

"Ah elah Mar"Alwandi ikut mengeluh.

"Udah lah,Dad kita keruamah lu aja,lu omongin baik baik sama keluarga lu." Gw mencoba mengajak Dadi untuk kembali kerumahnya.

"Ngapain,males gw pasti nyokap bokap lagi gelut"

"Yaudah,mulai sekarang password wifi diganti,cuma gw yang bisa pake" Ujar gw mengancam.

"Halah gw beli wifi lu"

"Udah lah ayo" Ajak gw kembali.

"Okelah" Akhirnya Dadi setuju,asal dengan syarat gw dan Alwandi harus ikut.Kita bertiga langsung bersiap untuk pergi kerumah Dadi.

Diperjalanan Dadi tidak banyak bicara,ia hanya fokus menyetir."Dad,sehat lu"Tanya gw membuka obrolan.Dadi tidak menjawab.

"Dad lu gak usah takut,ada gw sama Mardi" Ucap Alwandi seperti biasa,selalu menjadi orang yang paling bijaksana diantara kita.

"Ya"

Tidak lama,mobil yang kita tumpaki sampai dirumah seperti Vila,alias rumah Dadi.Ternyata kebetulan memang ada dua mobil yang sudah terpakir disana.Tentu saja mobil nyokap bokapnya.

"Tarik napas Dad"

Baru selangkah Dadi menginjakan kakinya kedalam rumah,terdengar suara laki laki.

"Anak manja coming home" Sahut laki laki itu sambil bertepuk tangan.Ia adalah Ayah Dadi.

"Mau apa kamu?butuh uang atau gak bisa idup tanpa orangtuanya?" Lanjut papa Dadi.

Gw melihat Dadi yang diam mematung tepat di depan pintu.

"Dadi cuma mau.."

"Mau papa sama mamah balikan?terus dengan cara ngancam gak bakal balik rumah?Dadi papah gk masalah mau kamu kabur kek atau apa,yang jelas papah cuma mau cerai sama ibumu!Lagian dia sudah menandatangani surat cerai.Papah gk butuh anak kek kamu." Tidak sampai Dadi meneruskan perkataannya,sudah dipotong oleh papahnya.

Gw dan Alwandi yang melihat kejadian itu,gak bisa tinggal diam melihat sahabat gw sendiri diperlakuin seperti itu.Gw dan Alwandi langsung menghampiri Dadi dan bokapnya.

"Anda pikir,temen saya mau punya ayah seperti ini?" Kata Alwandi sambil menunjuk wajah bokap Dadi dengan jarinya.

"Dah Al,kita pergi aja." Ajak Dadi dengan nada lemas.