5 5. Speechless

Nayla sudah berada di kafe someday dengan memakai baju merah, celana jeans dan sneaker warna hitam sedang menunggu seseorang sambil meminum capuccino latenya, tak berapa lama lonceng diatas pintu kafe berbunyi menandakan ada pengunjung yang datang Nayla melihat kearah pintu akhirnya orang yang ditunggu datang juga

"Hai" sapa Nayla sambil tersenyum manis

"Sorry gue telat dikit" sahutnya tanpa membalas sapaan Nayla

"Oke gapapa lagian juga gak telat telat amat kok" balas Nayla canggung

"Kita mau wawancara sama pedagang apa?" tanya Galang duduk di depan gadis itu

"Eumm lo gk mau pesen minum dulu gitu" memperhatikan Galang yang menurutnya sangat tampan mengenakan kaos polos putih dilapisi jaket hitam lalu dipadukan dengan celana jeans hitam yang bagian dengkulnya robek, ralat mungkin sengaja dirobek

Gue gak haus" singkatnya

"Gimana kalo kita wawancara sama pedagang pinggir jalan sekitar sini aja" Nayla mengangkat kedua alisnya menunggu jawaban dari cowo itu

"Yaudah mending sekarang aja gue gak punya banyak waktu" ucapnya lalu berjalan keluar dari kafe itu

"Ish yaudah bentar kek" Nayla mencebikan bibirnya kesal lalu membayar minumannya

"Kenapa sih lo buru buru banget gue juga baru sedikit minum cappucino gue" omel Nayla saat sudah berada diluar kafe

"Gak usah bawel" Galang memilih meninggalkan Nayla yang sedang kesal dengannya

"Ishh kalo bukan karena tugas kelompok udah pulang nih gue males banget harus satu kelompok sama orang jutek kaya dia" gumamnya lalu berjalan untuk mengejarnya

Galang melihat pedagang asongan diseberang jalan sana, dia melihat kebelakang ternyata cewe itu masih lumayan jauh darinya.

"Ck lama banget sih lo jalannya" decak Galang saat cewe itu sudah berada disampingnya lalu menggenggam tangannya untuk menyebrang jalan

Nayla yang melihat tangannya digenggam terkejut merasakan ada getaran aneh yang menjalar ditubuhnya.

"Hangat" gumam Nayla tanpa sadar

"Hah" galang yang mendengar pun menoleh kesamping menaikan alisnya

"Eh engga" menggelengkan kepala

Akhirnya mereka sampai di seberang jalan, Galang melepaskan genggamannya pada tangan Nayla lalu menyuruhnya mewawancarai bapak pedagang itu sementara dia merekam menggunakan hp nya.

Setelah selesai mereka duduk di bangku taman dekat situ.

"Kan wawancaranya udah selesai trus mau buat klipingnya kapan?" Nayla menoleh kesamping  menatap Galang

"Yang jelas gak sekarang lagi pula waktunya kan masih lumayan lama" sahutnya menatap lurus ke depan

"Yaudah terserah lo aja" pasrah Nayla lalu hening

Nayla tersenyum melihat anak kecil yang sedang bermain bola dengan ibunya, anak kecil itu terlihat sangat senang dan gembira tertawa bersama ibunya.

"Lucu ya anak kecil itu" unjuk Nayla untuk mencairkan suasana yang hening itu

Galang hanya tersenyum getir menanggapinya sampai sebuah bola menggelinding tepat di depan kakinya lalu anak kecil itu berlari menghampirinya untuk mengambil bola itu membuat Galang berjongkok lalu memberikan bola itu sambil mengusap rambut anak kecil itu.

"Makasih kak" ucap anak itu yang kira kira berusia lima tahun dengan gembira

"Sama sama" tersenyum padanya

Nayla yang melihat itu speechless dengan apa yang dilakukan oleh Galang bagaimana bisa seorang Galang yang sangat jutek bahkan tidak pernah tersenyum padanya tapi bersikap lembut pada anak kecil tadi sampai tidak sadar jika dia tengah membuka mulutnya lebar.

"Tutup tuh mulut ntar laler masuk" ucapnya yang melihat tingkah aneh cewe itu lalu berbalik meninggalkannya

Nayla yang tersadar langsung menutup mulutnya lalu mengejar Galang.

"Kok lo bisa lembut banget sama anak kecil tadi kenapa sama gue jutek?"

Galang yang mendapat pertanyaan itu hanya mengedikan bahunya sambil terus berjalan.

"Tunggu lo mau kemana" teriak Nayla berjalan dibelakangnya berusaha mensejajarkan langkahnya

"Balik lah kan tugasnya udah selesai" Galang menghentikan langkahnya membuat Nayla yang berada di belakangnya menabrak pundaknya

"Duh kalo berhenti tuh bilang bilang dong" keluh Nayla mengusap jidatnya yang sakit

"Siapa suruh lo ngikutin gue" Galang berbalik menaikan kedua alisnya menatap tajam gadis didepannya

"Gu gue gak ngikutin, gue juga mau balik" ucap Nayla gugup

"Yaudah sana balik gak usah ngikutin gue" jelas Galang mengusir Nayla

"Ish kepedean banget sih jadi cowo ngapain juga gue ngikutin cowo jutek kaya dia" gumamnya kesal lalu dia memilih naik taksi untuk pulang kerumah

******

Keadaan kantin saat ini sangat penuh oleh murid yang berdesakan mengantri untuk membeli makanan, Nayla yang baru sampai di kantin ditemani Sasha langsung meringis melihat itu.

"Sha penuh banget, gue sih gak kuat kalo harus ngantri kaya gitu" Nayla memperhatikan padatnya siswa siswi yang sedang mengantri

"Iya Nay gue juga males kali" sahut Sasha

"Terus kita makan apa dong kalo semua tempat makanan rame gitu" Nayla memegang perutnya yang sudah demo minta diisi

"Nih buat kalian berdua" seorang cowo memberi dua roti dan dua kotak susu ke arah Nayla

"Hah ini beneran buat kita?" tanya Nayla terkejut melihat pemberian tiba tiba dari cowo itu

"Udah Nay terima aja" usul Sasha karena dia mengetahui cowo didepannya.

Siapa yang tidak mengetahui Asyraf Megantara yang notabennya anak dari pemilik sekolah ini. Dia memiliki paras yang tampan, bersikap ramah pada perempuan, dia juga salah satu anggota OSIS yang membuatnya semakin dipuja wanita seantero sekolah. Tapi tidak ada yang mengetahui kehidupan sebenarnya jika sudah berada diluar sekolah.

"Kenalin gue Asyraf kelas XII - IPS 1" cowo itu mengulurkan tangan kearah Nayla

"Gue Nayla kelas XI - IPA 2 gue anak baru disini" menyambut uluran tangan cowo itu dengan canggung karena ternyata dia kakak kelasnya

"Pantesan gue baru liat lo, yaudah ini buat kalian berdua ambil aja" dengan senyum manisnya

"Eh iya kak makasih ya maaf jadi ngerepotin" Nayla menerima roti dan susu itu

"Makasih kak Asyraf" sahut Sasha tersenyum manis padanya

"Santai aja gak ngerepotin kok, yaudah gue balik ke meja gue ya" Asyraf meninggalkan dua cewe itu dengan senyum ramahnya

"Lo tau gak Nay Kak Asyraf tuh siapa?" tanyanya seraya duduk di bangku setelah menemukan meja kosong

Nayla mengerutkan keningnya bingung "emang dia siapa?"

"Dia itu anak dari pemilik sekolah ini, dia juga anggota OSIS, pokoknya dia baik deh terus ramah juga sama perempuan" ucap Sasha berbinar seraya menopang dagunya diatas meja

Nayla yang mendengar itu mengangguk "lo suka sama dia?" cicitnya karena takut ada yang mendengar pembicaraan mereka

"Gak, dia bukan tipe gue. Gue cuma kagum aja sama dia karena biasanya kan anak pemilik sekolah itu sombong gak mau bergaul sama murid lain, tapi ternyata dia gak begitu" lebih dulu membuka roti dan susu di depannya lalu memakannya

"Tapi kok kak Asyraf bisa tiba tiba ngasih kita roti sama susu ya Sha?" tanya Nayla heran

"Mungkin kak Asyraf suka sama lo" Sasha menampilkan senyum menggoda temannya

"Gak mungkin lah gue aja baru ketemu sama dia tadi" sangkal Nayla sambil memakan rotinya

Sedangkan dimeja paling pojok kantin segerombolan cowo sedang menunggu temannya yang sedang menjalankan aksinya "woy gimana dia mau nerima pemberian lo" tanya salah satu cowo bernama Reza yang melihat temannya sudah kembali duduk dimejanya

"Pasti mau lah, siapa juga yang bakal nolak pemberian dari cowo seganteng gue" Asyraf menaikkan kedua alisnya menampilkan senyum seringainya

"Dari awal gue juga yakin kalo dia mau nerima pemberian lo" ucap teman disampingnya bernama Andi

"Jadi lo ngincer yang mana dah, gak mungkin kan keduanya" Rizki menatap serius Asyraf

"Ya yang anak baru itu lah siapa tadi namanya ya, oh iya Nayla" berpikir mengingat nama cewe tadi

"Yakin lo bisa dapetin dia?" tanya Andi dengan senyum mengejeknya

"Yakin lah, jangan panggil gue Asyraf kalo gak bisa naklukin hati wanita" Asyraf menarik kerah bajunya keatas membanggakan diri

"Oke oke kita liat aja nanti siapa yang bakal takluk, dia atau sebaliknya lo" Rizki dengan senyum yang sulit diartikan

###

Nayla sedang menunggu abangnya di depan gerbang yang belum juga datang padahal dia ingin cepat pulang karena terlalu lelah dengan aktifitas sekolah hari ini.

"Lagi nunggu jemputan Nay?" tiba tiba ada seorang cowo dengan motornya berhenti

"Ah iya kak lagi nungguin abang" Nayla tersenyum canggung saat mengetahui siapa yang menegurnya

"Bareng gue aja mau gak? lagian kayanya rumah kita searah deh" tawar Asyraf tersenyum

"Eh gimana ya kak" mengusap tengkuknya seraya berpikir

"Mungkin abang lo gak bisa jemput makanya belum dateng, lagi pula sekolah udah sepi loh ntar kalo cewe secantik lo diculik gimana" rayunya mengedipkan sebelah mata

Nayla menatap sekeliling sekolahnya yang sudah sepi "hmm yaudah deh kak" lalu menaiki motor Asyraf

Tapi Nayla tidak mengetahui jika ada seseorang yang memperhatikannya dari ujung parkiran sekolah, Galang tadinya sudah ingin pulang setelah nongkrong di kantin bersama Sendi dan Andre tapi saat dia melihat Nayla sedang berdiri didepan gerbang dia hanya melihatnya sekilas mungkin dia lagi nunggu abangnya menjemput pikirnya.

Seketika dia terdiam saat ada motor yang mendekati Nayla dan saat itu juga dia mengetahui bahwa Asyraf menawarkan tumpangan untuk Nayla dia pikir Nayla akan menolak tapi ternyata tidak, mendadak Galang merasa khawatir karena dia sangat tahu bagaimana sifat kakak kelasnya itu.

Akhirnya Galang memutuskan untuk mengikuti motor Asyraf dari jauh, ternyata Asyraf benar mengantarkan Nayla sampai rumahnya.

"Tumben banget tuh orang mau nganterin cewe tanpa ada imbalan" ucap Galang bertanya pada diri sendiri saat menatap motor Asyraf yang meninggalkan depan rumah Nayla

Lalu dia bergegas berbalik arah untuk pulang ke rumahnya.

avataravatar
Next chapter