3 3. Dibawah rintik hujan

Ternyata dibalik sikap dingin itu terselip kehangatan yang membuat hati siapapun luluh termasuk aku

~ Nayla ~

Suasana kelas saat ini sangat ramai karena semua guru mengadakan rapat alhasil beberapa murid keluar kelas menuju kantin ada yang menonton drama korea di pojokan kelas, segerombolan cowo mengadakan konser dadakan dengan memukul meja lalu bernyanyi tidak jelas dan ada juga yang tertidur pulas dengan melipat tangan dimeja.

Seperti yang sekarang Galang lakukan dia merasa sangat bosan dengan keadaan kelas yang bisa dibilang sangat gaduh maka itu dia memutuskan lebih baik tidur selama guru sedang rapat sampai ada seorang yang menggangu tidurnya itu.

"Lang Lang lo mau ikut gak" Sendi membangunkan sahabatnya

"Ck apa sih ganggu aja, emang lo mau kemana" tanya Galang yang akhirnya membuka mata

"Ke rooftop mending kita ngebul disono dari pada disini bete" Sendi menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya didepan mulut untuk memberi isyarat

"Yaudah gue ikut, bosen juga gue disini" Galang berdiri hendak meninggalkan kelas berjalan mengikuti Sendi, belum sampai dia keluar pintu ada suara yang mencegahnya

"Galang lo mau kemana, kan kata guru gak boleh keluar kelas"

Galang yang hendak keluar langsung menengok kebelakang mencari tahu sumber suara tersebut ternyata tak jauh dari tempatnya berdiri dia melihat seorang gadis yang sedang menatapnya, gadis itu Nayla dia lah yang tadi bertanya pada Galang.

"Terserah gue" balasnya acuh lalu segera keluar kelas

"Ngapa tuh cewe Lang" tanya Sendi saat mereka sudah berada di lorong kelas untuk ke rooftop, yang ditanya pun hanya mengedikan bahu

"Eh ya gue lupa, samper Andre yok" ajak Sendi yang teringat dengan satu sahabatnya itu yang berbeda kelas dengannya, Galang menganggukkan kepala menanggapinya

"Huhhh adem banget ya disini sepi lagi gak kaya dikelas udah kaya pasar" Andre merentangkan tangan merasakan angin yang menerpanya saat sudah berada di rooftop

"Iya bebas bisa ngerokok" sahut Sendi mengeluarkan sebungkus rokok dan korek dari saku celananya

"Lo mah rokok mulu yang di pikirin Sen" Galang melempar batu kecil kearahnya

"Wkwk iya lah mau apa lagi mumpung guru pada rapat" Sendi menyalakan rokoknya

"Bener tuh Lang kapan lagi kita bisa santai begini" Andre ikut mengambil rokok lalu menyalakannya

"Ya deh terserah lo pada" Galang menidurkan badannya diatas terpal yang ada di rooftop itu lalu memejamkan mata merasakan semilir angin

"Lo gk mau ngerokok Lang" tanya Andre mengeluarkan asap rokok dari mulut

"Gak ah" sahut Galang tanpa membuka matanya

Diantara mereka bertiga hanya Galang yang tidak terlalu rutin merokok dia sesekali merokok saat pikirannya benar benar suntuk dan kacau.

Setelah satu jam rapat akhirnya semua guru kembali ke kelas masing masing untuk memberi materi.

"Anak anak Ibu ingin memberi tugas kelompok satu kelompok terdiri dari dua orang yang sudah Ibu tentukan, tugasnya ialah kalian harus mewawancarai pedagang asongan yang berada di pinggir jalan direkam menggunakan hp lalu hasilnya dibuat kliping setelah itu kumpulkan pada ibu minggu depan, apa kalian sudah mengerti" ucap guru bahasa indonesia yang kebetulan mengajar di kelas XI - IPA 2

"Mengerti Bu" ucap semua murid

"Baik Ibu akan beritahu kelompoknya" ucap Bu Kia selaku guru bahasa indonesia lalu satu per satu murid sudah kebagian kelompok hingga tersisa dua murid yang belum disebutkan namanya

"Dan kelompok terakhir ialah Galang dan Nayla"

Yang namanya merasa disebut pun kaget lalu saling bertukar pandang beberapa detik sampai terdengar bel pulang berbunyi semua murid pun langsung memasukkan bukunya kedalam tas.

"Baik Ibu rasa pelajarannya cukup sampai disini, kalian semua boleh pulang" ucap Bu Kia lalu berjalan keluar kelas

Semua murid pun langsung keluar kelas kecuali Nayla dan Sasha.

"Sha kenapa gue harus sekelompok sama Galang sih" Nayla memanyunkan bibir menghadap Sasha

" Ye masih mending kali Nay Galang orangnya pinter kok meskipun jutek gitu dari pada gue sama si Sendi udah anaknya gak jelas terus sok kegantengan lagi" ucap Sasha menutup wajah nya membayangkan jika dia harus berlama lama didekat Sendi untuk mengerjakan tugas kelompoknya

"Yaudah yuk kita pulang ntar lo keburu dijemput lagi" ajak Nayla menarik tangan Sasha

Saat mereka sudah sampai di lapangan mata Nayla tak sengaja melihat Galang dengan dua cowo yang diyakini sahabatnya tengah duduk di atas motor, Nayla pun berniat untuk menghampirinya untuk menanyakan kapan akan mengerjakan tugasnya itu.

"Sha gue ke sana dulu ya" menatap Sasha lalu mengarahkan matanya menatap seseorang yang ada di depan sana

Sasha mengikuti arah pandang temannya itu lalu mengangguk mengerti.

"ya Nay kebetulan supir gue udah jemput, gue duluan ya" pamit Sasha melambaikan tangan

Nayla balas melambaikan tangan pada Sasha lalu berjalan mendekati seseorang

"Galang kita kapan mau ngerjain tugasnya" tanya Nayla saat sudah berada didepannya

Galang yang sedang tertawa langsung berhenti lalu melihat ke gadis yang ada di depannya sambil menaikkan alisnya.

"Terserah lo tapi sekarang gue gak bisa" ketusnya

Lalu langsung menolehkan wajah pada dua sahabatnya lagi tanpa menghiraukan gadis yang masih berdiri di tempatnya.

Nayla yang mendengar nada ketus dari Galang langsung beranjak dari tempat itu menuju ke pintu gerbang untuk menunggu abangnya.

Sudah dua jam dia menunggu tapi abangnya tak kunjung datang juga akhirnya dia memutuskan menelpon abangnya berharap abangnya sudah dijalan untuk menjemputnya.

"Halo bang dimana sih bisa jemput Nay gak dari tadi ditungguin gak dateng juga" cerocosnya saat teleponnya diangkat

"Maaf ya Nay abang gak bisa jemput masih ada urusan di kampus" ucap Varo dengan rasa bersalah

"Ya ampun bilang kek bang dari tadi jadi Nay kan gak perlu nungguin abang, mana udah mau hujan lagi" Nayla menghela nafas lalu melihat ke langit yang mulai mendung

"Iya abang minta maaf banget baru bisa ngabarin sekarang soalnya abang lagi sibuk banget nih di kampus maaf ya Nay, kamu pulang naik taksi aja" sahutnya

"Yaudah deh" Nayla langsung mematikan telepon lantaran kesal dengan abangnya itu

Sudah 15 menit dia menunggu taksi tapi tidak ada juga yang lewat, Galang melirik Nayla yang belum juga pulang padahal sebentar lagi sudah mau turun hujan lalu akhirnya dia pamit pada dua sahabatnya itu untuk menghampiri Nayla.

"Sen, Ndre gue pulang duluan ya ada urusan" pamitnya

"Yoi bro, ati ati Lang" ucap Sendi dan Andre bersamaan

"Woy kenapa belum balik juga, nungguin gue" tanya Galang menautkan kedua alisnya

"Ih gak usah kepedean deh gue tuh lagi nungguin taksi soalnya abang gak bisa jemput" Nayla memutar bola matanya malas harus berbicara pada cowo itu karena sikap ketusnya tadi

"Oh kirain nungguin gue taksi emang jarang lewat sini, mau bareng gue gak" tawar Galang

Nayla menatap horor cowo yang ada di depannya ini apa dia tidak salah dengar, tadi cowo itu sangat ketus padanya tapi sekarang dia menawarkan tumpangan.

Galang yang melihat tatapan horor itu mengernyitkan dahi bingung.

"Kenapa lo takut gue apa apain tenang aja gak bakal elah, gue nawarin lo karena bentar lagi mau hujan dari pada lo basah kuyup disini tapi kalo lo gak mau juga gapapa" Galang bersiap untuk menjalankan motornya

"Eh iyaiya gue mau bareng lo" ucap Nayla lalu dengan terpaksa menaiki motor Galang

"Pegangan gue mau ngebut" perintahnya

Nayla yang kebingungan harus memegang apa akhirnya memutuskan untuk memegang tas Galang karena baru pertama kali dia naik motor dengan cowo kecuali abang dan ayahnya.

Saat di pertengahan jalan hujan turun dengan deras akhirnya Galang memutuskan untuk meneduh di kafe yang tidak jauh dari tempatnya berada, mereka masuk dengan keadaan baju yang lumayan basah lalu memilih meja di pojok dekat jendela.

"Lo mau pesen apa" tanya Galang sambil memanggil pelayan

"Apa aja" sahut Nayla dengan tubuh bergetar kedinginan akibat baju yang dipakainya basah terkena hujan

"Yaudah mba coklat panas dua" ucapnya pada pelayan lalu pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua

Galang yang melihat Nayla kedinginan dengan refleks menggosok gosokkan tangannya lalu memegang tangan Nayla untuk menyalurkan rasa hangat, Nayla yang melihat itu terkejut dengan perubahan sikap Galang yang sangat peduli padanya, dia pun memerhatikan tangannya yang sedang di genggam lalu menatap Galang.

"Biar gak terlalu dingin sorry kalo gue lancang" ucapnya yang mengerti dengan tatapan Nayla

Lalu tak lama kemudian dua gelas coklat panas sudah ada di mejanya dengan segera Galang melepaskan tangannya dari tangan Nayla yang membuat dia kehilangan kehangatan tersebut.

"Nih minum biar anget" Galang mengulurkan segelas coklat panas pada Nayla

"Makasih" balas Nayla menerima gelas tersebut lalu meminumnya dengan meniup niup terlebih dahulu

Setelah itu keadaan hening hanya bunyi rintik hujan yang terdengar dari luar kafe, mereka larut dalam pikiran masing masing sampai tidak menyadari jika hujan telah berhenti.

Ahh aku baper loh nulis ini😂

Gimana kalian baper gak sama chapter ini???

Jangan lupa vomments ya❀

avataravatar
Next chapter