webnovel

Sang penulis

"Syukurlah semua nya berjalan seperti yang ku inginkan. Walau nyawaku harus dikorbankan, tetapi setidaknya aku bahagia karena bisa melihat dunia ku kembali aman seperti sediakala! aku sangat senang!" ucap Lucas sembari tersenyum senang.

Tak lama kemudian, secara perlahan-lahan tubuh nya berubah menjadi sebuah cahaya bak seperti cahaya kunang-kunang yang lama-kelamaan menghilang.

Dan kini tak ada satupun sisa-sisa tubuh nya. Semua nya lenyap dalam waktu singkat.

***

"Ah hahaha akhirnya selesai juga buat novel kesayangan ku. Kira-kira gimana ya reaksi pembaca? apakah mereka akan marah padaku? hooh tentu saja itu membuat ku senang karena aku berhasil membuat pembaca hanyut dalam ceritaku hehehehe," ucap Delvin yang merupakan seorang penulis sekaligus seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama.

Delvin beranjak dari kursi nya kemudian ia berdiri di depan cermin, menatapi diri nya yang teramat berantakan seperti orang gila yang kotor dan bau.

"Astaga, padahal aku hanya sehari tidak memperhatikan tubuh ku tetapi sudah acak kadut seperti ini. Hmm tetapi tidak apa-apa! setidaknya aku bisa menyelesaikan novelku dengan mulus kan hehehe. Hmm andai saja cerita novelku ada di dunia nyata atau diadaptasi menjadi sebuah film or anime. Pasti sangat seru karena cerita nya yang teramat epic hehehehe," ucap Delvin yang memuji diri nya sendiri.

Tak lama berselang, ponsel nya pun berdering. Delvin melirik kearah ponsel nya lalu ia meraihnya dan mengangkat telepon dari salah satu sahabat dekat nya.

"Delvin?! apakah kau baik-baik saja? dari kemarin kau tak bisa dihubungi lho, aku sangat-sangat mengkhawatirkan mu!" ujar Elaina, salah satu sahabat dekat Delvin sekaligus sahabat yang setia menemani nya sejak SD kelas dua.

"Ah hahaha Elaina, kau berisik sekali ya? tidak bisakah kau sedikit tenang? aku baru saja menamatkan novel ku. Setelah ini aku akan mandi kemudian keluar untuk membeli beberapa bahan masakan. Kebetulan stok bahan-bahan masakan di rumahku sudah habis, jadi aku harus membeli nya," kata Delvin dengan tenang. Ketika Delvin baru mengucapkan kata-kata, tiba-tiba...

"Aku akan menunggumu!" ucap Elaina yang kini duduk di jendela kamar nya Delvin. Melihat hal itu, Delvin terdiam lalu setelah nya ia berteriak kaget karena Elaina yang sudah ada di jendela kamar nya.

"Ahhhh Elaina! kau selalu saja mengejutkan ku. Tidak bisakah kau menunggu diluar tanpa harus duduk di jendela kamar ku begini? aku belum mandi, malu tau!" ujar Delvin sembari menutup tubuh nya yang membuat Elaina diam mematung melihat nya. Elaina pun melompat dari jendela kemudian ia berjalan menuju handuk milik Delvin dan melempar nya ke Delvin.

Beruntung nya Delvin berhasil menangkap handuk nya tersebut.

"Ya sudah sana mandi dulu biar setelah kau mandi, kita bisa langsung pergi ke supermarket! aku akan merapikan kamar mu yang berantakan dan bau ini selama kau mandi. Jadi cepatlah mandi," kata Elaina yang mendorong Delvin ke kamar mandi. Delvin menghela nafas, ia mengambil pakaian nya lalu setelah nya masuk ke dalam kamar mandi.

Elaina terdiam sejenak menatapi kamar Delvin yang begitu berantakan. Ia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat teman nya yang begitu pemalas di rumah sedangkan di luar rajin.

"Hu kenapa lah karakter nya begitu berbeda saat dia di luar dan di rumah. Untung dia teman ku, kalau tidak sudah ku pukul kali!" gerutu Elaina yang jengkel dengan Delvin yang malas. Elaina pun mulai merapihkan kamar nya Delvin sembari menunggu Delvin selesai mandi.

Tiga puluh menit kemudian...

Delvin keluar dari kamar mandi dengan tubuh nya yang wangi dan juga dengan pakaian yang amat rapi. Delvin menatap kearah Elaina yang kini sedang duduk di atas ranjang kamar nya.

"Kenapa sih kamu mandi nya lama banget? aku saja yang cewek cepet!" ucap Elaina. Mendengar hal itu, Delvin tersenyum tipis sembari menjemur handuk nya di jemuran yang ada di balkon kamar nya.

"Tentu saja, karena aku sudah tidak mandi selama dua hari. Kalau sekarang aku kan sudah wangi dan rapi! pasti nya, para wanita akan terpikat dengan ketampanan ku hehehe," ujar Delvin yang membuat Elaina melempar nya menggunakan sapu.

"Berapa banyak lagi sih wanita yang mau kau buat terpesona padamu? kau nih benar-benar menjengkelkan ya! sikap mu terlihat manis, baik tetapi sebenarnya kau licik dan mesum," kata Elaina yang membuat Delvin diam mematung.

"Bisa-bisanya kau menyebut ku mesum? memang nya apa yang ku lakukan coba? aku hanya tampil rapi, salahkan saja wanita nya yang terpesona dengan ketampanan ku. Hmm aku tuh lebih tertarik dengan hal-hal berbau fantasi dibandingkan percintaan sekarang! aku juga mau memikirkan masa depan ku dulu karena itu lah yang paling penting!" ucap Delvin yang begitu semangat. Mendengar hal itu membuat Elaina geleng-geleng kepala.

"Ha sudahlah! sebaiknya kita pergi saja sekarang, aku tidak ingin terus-menerus mendengar alasan mu itu," ujar Elaina sembari mengambil sapu nya dan meletakkan di tempat yang benar.

"Ha baiklah baiklah," singkat Delvin sembari tersenyum. Delvin mengambil dompet berserta ponsel nya lalu ia pun pergi ditemani oleh Elaina.

Diperjalanan...

Tampak Delvin yang kini menunggu lampu berubah menjadi warna hijau untuk pejalan kaki. Delvin kini tengah membuka ponsel nya karena ia mendapatkan cukup banyak notif dari para pembaca yang baru saja membaca ending cerita nya.

Ketika Delvin tengah asyik membaca komentar pembaca nya, Elaina secara tiba-tiba menggandeng tangan nya yang membuat Delvin menatap nya.

"Elaina, kenapa kau menggandeng tangan ku seperti ini?" tanya Delvin dengan polos. Mendengar hal itu, Elaina menjawab nya secara singkat.

"Supaya para perempuan di sekitar kita, tidak tertarik dengan mu karena pikir mereka, kau sudah berpacaran dengan ku. Kasihan jika mereka nanti hanya di ghosting oleh mu," jawab Elaina yang membuat Delvin tersinggung.

"Heh? sejak kapan aku jadi kang ghosting. Boro-boro ghostingin perempuan, memiliki hubungan khusus ke seorang perempuan saja tidak pernah. Paling hanya sebatas sahabatan sama seperti kamu dengan ku sekarang!" ujar Delvin yang membuat Elaina cengar-cengir.

"Hehehehe tidak apa-apa, aku hanya berwaspada saja pada pria buaya darat seperti mu," singkat Elaina yang membuat Delvin jengkel.

"Dasar teman laknat!" singkat nya. Delvin pun menarik tangan nya lalu memasukkan nya ke dalam saku celana nya. Setelah itu, Delvin kembali membaca komentar pembaca nya. Ketika sedang asyik membaca, lagi-lagi Elaina mengganggu.

"Ah ngomong-ngomong, kau baca apaan sih? kayanya asyik banget deh dari tadi," tanya Elaina dengan polos.

"Aku sedang membaca komentar para pembaca ku! mereka tak terima dengan ending nya dan berniat mengeksekusi ku," singkat Delvin yang membuat Elaina terkejut mendengar nya.

"Parah banget!" ucap nya.

Next chapter