1 PROLOG

[AUDIO BOOK TERSEDIA DI SPOTIFY, LINK MENYUSUL BESOK]

Gerimis rintik-rintik membasahi jalanan tol timur yang terlihat lenggang sejak dua jam lalu, hanya ada beberapa kendaraan saja yang melintas pada pukul dua dini hari ini. Jalanan terlihat begitu remang meski lampu penerangan berpijar melintang di sepanjang jalan. Beberapa truk besar melaju lambat di bahu jalan, sementara beberapa sedan dan minibus saling menyalip di ruas tengah.

Gemuruh mulai bertalu-talu, menyalaraskan nada prestonya yang memekikan telinga, kilatan Guntur nampak berkilauan menghiasi langit muram, juga menjadi kawan bagi para pengguna jalan yang mulai suntuk.

"Ryan, thank you ya, makasih udah mau nyetirin kita pulang," Kiran menatap wajah sahabat di depannya yang terlihat memerah dan letih. Yang ditatap hanya mengangguk dan menatap lurus jalanan di depannya dengan bosan.

"Dia sengaja blackout, ya?" tebak Ryan sekilas melirik Lanza yang tertidur di sebelahnya dengan wajah mati total. Kiran tertawa kecil, "Iya, katanya ini malam terakhiran sebelum fokus buat lomba basket antar kampus itu," celoteh Kiran dengan tatapan hangat, ia menatap Lanza dengan penuh kasih sayang.

Hening sejenak, hanya ada suara deru kendaraan yang mengisinya. Hingga akhirnya, Ryan memberanikan diri untuk bertanya.

"Lu bakal nikah sama Lanza?" pertanyaan Ryan sontak membuat wajah Kiran memerah semu, ia terlihat gugup mendengarnya. Cepat-cepat, ia tepiskan perasaan berdebar itu jauh-jauh, "Kita berharap sih, iya. Doain ya,"

"Oke, kalau emang itu keputusan lo, Ran. Tapi maafin gue, ya, Ran. Gue terpaksa harus lakuin ini. Gue cinta dan sayang banget sama lo, Ran, tapi maafin gue, Ran" Ryan menginjak pedal gas sekuat tenaga dengan kecepatan tinggi. Setelah itu, ia segera membanting setir dengan putaran penuh dan menghantam tembok pembatas ruas jalan tol di samping mereka. Kecelakaan tunggal itu tidak dapat terhindari.

Karena melaju dengan kecepatan tinggi, Mini Cooper merah itu sampai terpental, terguling dan ringsek setelah menghantam aspal dengan keras. Pecahan kaca dan darah merah segar itu bercecer di sepanjang tempat kejadian perkara.

Beberapa kendaraan menepi di bahu jalan, menurunkan kaca mereka dan merekam serta memfoto keadaan Kiran, Ryan dan Lanza yang mengenaskan. Salah satu di antara mereka segera menghubungi pihak berwajib untuk mengevaluasi tragedi itu.

"Kasihan sekali, lihat perempuan cantik yang duduk di bangku kedua, sepertinya dia yang paling parah di antara mereka bertiga,"

"Menurut apa dia masih bisa selamat?"

"Kau tidak lihat kepala bagian kirinya hancur seperti itu?"

"Astaga! mengerikan sekali!"

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Tuhan, jika pada akhirnya takdirku seperti ini mengapa aku harus bertemu dengannya? mengapa kami harus dipertemukan bila pada akhirnya dipisahkan? Sungguh, jika masih kudiberi kesempatan, izinkan aku untuk memeluknya penuh seluruh dan mengucapkan selamat tinggal dalam mimpi indahnya. Aku tidak ingin pergi, aku masih ingin menemaninya lebih lama lagi. Tuhan aku ingin bersamanya di kehidupan selanjutnya.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

avataravatar