webnovel

07. Dicabuli Kepala Sekolah

Aku kembali bersekolah dengan semangat

Setelah 2 hari penuh beristirahat, tubuhku kembali bugar dan energiku kembali penuh. Setelah jum'at malam itu dikeroyok oleh Chika dan Nisa, kuhabiskan hari sabtu dan minggu dengan rebahan di kamar

Kuparkir sepedaku dan berjalan menuju kelas. Aku mendekat ke meja Nisa untuk menanyakan kabarnya

"pagi niss.. gimana kemaren?"

"pagi..." ucapnya dengan wajah cemberut

"kenapa nis? kok cemberut gitu?" sambil kucubit kedua pipinya

"gpp" jawabnya

"ayo la.. manis.. cerita dong.." rayuku

"kamu tau gak? kemaren pantatku nyeri banget sampe gak bisa BAB.."

"masa alat kek gitu ditinggal gitu aja didalem sampe aku ketiduran?" ucapnya sebal

"Aku sampe minta tolong Chika buat ngelepasinnya tauk.."

"pffttt... kok bisa gitu?" aku berusaha menahan tawaku

"malah ketawa lagi.. ihh" dia mencubitku

"Chika malah lebih parah lagi, jangankan berdiri.. duduk aja dia sampe ngilu gitu"

"Pantatnya kebas dan jalannya sampe sempoyongan. Chika tu badannya kecil, kamu harusnya jangan terlalu kasar sama dia.. kasian.." lanjutnya

"iya iya.. maaf, Chika gemesin sih... eh tapi ntar dulu. Kok jadi aku yang salah si? kan kalian yang aneh-aneh duluan.."

"ya kan emang kamu.." balasnya

"kalo waktu itu kalian gak aku gituin, pasti kalian bakal minta nambah lagi sampe besoknya" timpalku

"ya.. kalo itu si belum tentu.. habisnya... punya kamu tuu.." balasnya lagi

"wah... wah... ada apaan nih.. pasutri pagi-pagi?" Siska yang baru dateng nimbrung obrolan kami

"eh.. Sinta, ini nih.. Si Nisa lagi ambeyen katanya" jawabku

"hahaha.. Jarang dikeluarin paling ituu.." ejeknya

"tau nih.. Dibiarin semaleman katanya " balasku

"iihh.. Apaan si kalian ni.." wajahnya semakin sebal

Bel jam pertama berbunyi, kami kembali ketempat duduk masing-masing

********

Jam istirahat tiba, Aku, Nisa dan Chika duduk dimeja kantin yang paling ujung, tempat dimana pertama kali Chika kuentot

Siang ini kuliburkan dulu ngewe bareng mereka, biar memek mereka istirahat dulu

"Chik.. gimana abis kemaren?" tanyaku

"mmm.. kalo sekarang udah agak mendingan sih, dipake duduk juga udah nggak terlalu sakit" jawabnya

"sorry ya kalian berdua.. kayaknya aku agak kelewatan" ucapku

"gak papa kok, seru banget malah. kapan-kapan lagi yuk.." mereka berdua malah makin seneng

"aahhh.. enak banget deh.. digenjot kontol gede tuh.. jadi nagihh.." kata Nisa dengan santainya

"sshhtt.. weh.. dikantin ini, dijaga omongannya.." sambil kututup mulutnya

"mmffhhh" dia mengangguk

Kemudian Sinta cs datang ke kantin menuju kearah kami

"ahh.. itu dia evaa.."

"evaaa.. lu lagi dicariin tuh, disuruh kekantor sekarang.." panggil Sinta

"heh? dipanggil siapa? ngapain?" tanyaku

"gak tau.. kata Indra, kepala sekolah nyariin elu dikelas tadi.." lanjutnya

"oke.. oke.. aku kesono sekarang.. duluan ya gaess.." kuhabiskan minumanku dan pergi meninggalkan mereka menuju kantor

*******

"kepala sekolah manggil? feelingku gak enak nih.. aku merasa bakal kejadian, tapi gak nyangka juga bakal secepet ini"

"hebat juga dia, gak salah dia jadi kepala sekolah SMA Unggulan, otaknya cerdik banget. gak salah lagi, dia pasti udah sadar kelakuanku sama Nisa dan Chika selama ini"

"mikir ngeelll.. mikir" kuputar otakku memikirkan cara kabur dari situasi ini

Sampailah aku didepan pintu kantor, kusiapkan mentalku dan bersiap masuk kedalam ruangan

******

Sekolah ini terbagi menjadi 6 Gedung utama, yaitu: Gedung kelas X, Gedung kelas XI, Gedung kelas XII, Gedung kantor guru dan kantor kepala sekolah, Gedung Laboratorium, serta Gedung Olahraga. Belum termasuk Musholla, Kantin dan Gudang penyimpanan

Gedung Kantor ini terbagi menjadi 3 wilayah. Lantai 1 sayap kiri adalah Kantor Guru, Lantai 1 sayap kanan adalah Kantor Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, dan Lantai 2 merupakan Aula Pertemuan

Di sayap kiri ada 2 ruangan, 1 ruangan luas untuk para guru yang mengajar, dan satu ruangan kecil untuk Bimbingan Konseling

Di sayap kanan ada 3 ruangan, Ruang Tata Usaha, Ruang Wakil Kepala Sekolah dan Ruang Kepala Sekolah

******

Aku masuk ke ruangan kepala sekolah yang paling ujung

tokk..tokk "Permisi pak.. Saya Eva yang bapak panggil barusan"

"oh iya, silahkan masuk dek.." aku masuk lalu kututup lagi pintunya

"silahkan duduk dulu" beliau mempersilahkanku duduk disofa

Ruang kepala sekolah ini terbagi menjadi 2 sekat. Sekat luar yaitu ruang tamu dengan segala perlengkapan bertamu lengkap dengan majalah dan koran. Dan sekat dalam, yaitu ruang kerja dengan meja, kursi dan seperangkat alat kantor

Aku duduk di sofa dan beliau duduk disebelahku

"jadi dek evaa.. mungkin kamu sudah tau kenapa kamu saya panggil kesini" Beliau memulai pembicaaan

"Maaf pak, saya tidak mengerti" kucoba memancing keinginannya

"Sekolah ini merupakan sekolah dengan prestasi terbaik, bahkan sekelas internasional. Saya sebagai kepala sekolah tentu tidak bisa membiarkan hal semacam ini terjadi, kamu harus mengerti itu.." beliau melanjutkan

"Saya mohon maaf pak kalau saya salah, tapi saya masih belum paham apa maksud bapak?" tanyaku dengan wajah sok polos

"Saya tau kamu sering berbuat tidak senonoh disekolah kan?"

"bahhh.. sialll.. beneran ketahuan ya?" kutahan sekuat tenaga ekspresi wajah panikku

"ngg..nggak pak.. kok bapak bilang begitu si? saya kan masih murid baru pak disini?"

"justru itu dek.. saya sangat menyayangkan hal ini, saya sudah tau latar belakang kamu. Kamu anak tunggal kan..? padahal kamu jauh-jauh sekolah kesini dari tempat asal kamu, kamu mau membuat orang tuamu kecewa?" lanjutnya

"cih.. kayaknya dia udah punya persiapan buat ini. kalaupun gitu, dia pasti belum tau kalau ada batang penis yang nyangkut dibadanku"

"loh.. pak.. tunggu dulu pak, kan nggak ada buktinya saya melakukan itu?" tanyaku berpura-pura panik

"hmm.. kamu pengen bukti atau gak saya DO?" Tangannya kemudian digerakkan mengelus-elus pahaku

"ini diaa.." aku berpura-pura terkejut dan menahan tangannya

"tapi pak.. saya kan.."

"oh.. kamu masih nggak mau ngaku? yakin mau di-DO dari sini? saya bisa lo ngeluarin kamu sekarang juga" lanjutnya

"Tolong pak, jangan DO saya pak, saya ngaku saya yang berbuat mesum ditoilet.. tapi jangan DO saya pak pliss.." mohonku

"hmm... oke, kamu bisa saya biarkan. tapi.." tangannya semakin menuju kearah selangkanganku

"ah.. pak,, jangan.." aku berpura-pura berontak dan menepis tangannya dan dengan sengaja kusenggolkan ketoketku

"hooo.. kamu yakin??" setelah tangannya menyenggol toket besarku dia semakin tertarik dan bernafsu padaku

"ngghh.. tapi pak.. saya kann.." sengaja kusenggolkan tangannya ketoketku agar dia tidak menyentuh selangkanganku

Kemudian dia menyentuh dadaku pelan, dan memegang pundakku

"aahhh.. pak... jang.. ngghh" kukeluarkan desahan agar semakin merangsangnya

"hmm.. sepertinya dada kamu sensitif ya?" Dia kemudian meremas toketku dengan kedua tangannya

"mmmffnngg.. he-em" aku mengangguk sambil mendesah

"kalo kamu nurut sama bapak, bapak nggak akan DO kamu.. tenang aja ya.." Sambil meremas toketku lebih kuat

"nghh.. baik pak kalo gitu, tapi bapak janji ya?" sebelum dia menyentuh kulit mulus toketku, kubuka seragamku perlahan dengan eksotis

Matanya langsung berbinar ketika melihat BH-ku dan melihat toketku yang besar

"pak.. Lepasin.." ucapku manja sambil menghadap kebelakang menunjukkan kunci BH

"wah.. dada kamu besar ya.. imut, manis sekali" ucapnya sambil melepaskan BH-ku dan dengan cepat tangannya membalikkan badanku

Toketku yang terpampang dihadapannya langsung dikenyot sekuat tenaga

Dimainkan kedua puting manisku dengan gemash kumisnya menggelitik kulit putingku dan membuatku menggeliat keenakan

"aahh.. iya pak,, truss,, aahhh.."

Dijilatinya pentilku, dihisap dan dipelintirnya kasar membuatku menggeliat semakin keenakan. Sambil diremas toket besarku yang kenyal dan ranum

"nngghh.. pakk.. enakk.. trusss..." setelah cukup lama bermain dengan toketku. Kucium dia dan kugerayangi kontolnya

Sebelum dia menyentuh kontolku harus kupuaskan dia lebih dulu

"aanngghh.. pak.." kuelus-elus celananya sambil memainkan lidahnya, sedangkan dia terus menggenggam toketku yang penuh ditangannya

"hmmff.. kamu jago mainnya, pasti dah sering ya.." ucapnya lalu mulutnya turun kembali menjilat toketku. Sepertinya dia sangat suka sekali dengan toket putihku

"nngghh.. iya pak,, jadi pengen kontol bapak.." sambil tanganku meremas kontolnya yang mulai ngaceng dengan suara mendesah penuh nafsu

"hmm.. kamu suka kontol?" lanjutnya

"mmff.. Suka banget pak.. ahh.." dia lalu kembali menciumku sambil melepas celananya

"baik, kalo itu yang kamu yang mau... bapak janji tidak akan mengeluarkan kamu dari sekolah ini kalau kamu mau ngemut kontol bapak" Ucapnya

Kontolnya terlihat sudah sangat ngaceng dan nongol keluar dari celana dalamnya.

Kemudian aku turun dan menghadap kekontolnya. sedangkan dia duduk disofa dengan kaki mengangkang

"yoshh.. ini satu-satunya kesempatanku" kutiup kontolnya dengan nafas hangatku dan membuatnya makin ngaceng

"janji ya pak?" lalu kugenggam kontolnya yang hitam dan gemuk itu

"iya, bapak janji kok. ayo cepetan.." Kemudian langsung kukulum kontolnya

Kontolnya tidak sepanjang kontolku tapi, kontolnya hitam dan sangat gemuk serta jembutnya yang sangat lebat ditambah baunya yang menyengat semakin menambah nafsuku

Kutempelkan kontolnya diwajahku, lalu kugenggam dan kutampar kedua pipiku menggunakan kontolnya

Kemudian kujilati ujung kepala kontolnya sehingga membuatnya bergidik

Kujilat batang kontolnya dari bawah keatas, kuemut, kukulum dan kumainkan biji pelernya membuatnya semakin keenakan

"aahh.. truss.. dek.. enak sekali mulut kamu.." desahnya semakin menjadi-jadi

"Setelah hampir tiap hari kulihat Nisa menyepong kontolku, akhirnya kupelajari juga tekniknya dan kugunakan sebagai jurus jitu menghadapi kontol pak kepala sekolah. Udah pro banget memang skill-nya si Ukhty Binal itu"

Kurasakan sensasi kontol besarnya, kucium baunya dan kuremas-remas biji pelernya dan entah mengapa membuatku semakin sange juga

"aahhh.. Ternyata nyepong kontol rasanya enak juga, kalo dimasukin kememek pastinya enak banget nih. Pantesan si Nisa tergila-gila banget sama kontol, rasanya asin, enak dan... bikin nagihh.."

grokkkk..crrkkkk..grrkkk..ngghhhh

kukocok kontolnya semakin cepat, semakin ganas, semakin liar dan membuatnya semakin menggeliat tak karuan

"aahh.. ayo.. dek.. bapak mau muncrat.." Dia kemudian memegang kepalaku dan mulai menggerakkan kepalaku maju mundur

Kurasakan kontolnya yang berkedut-kedut mau muncrat

"aahh..ahhh.."

crottt... crooottt

Dia memuncratkan seluruh pejunya kedalam mulutku

Kugunakan teknik andalannya Nisa si Dewi Nyepong. Kubuka mulutku dan kuangkat wajahku keatas sehingga dia bisa melihat genangan pejunya didalam mulutku

Kemudian kutelan pejuhnya sampai tidak bersisa dimulutku, kupungut sehelai bulu jembutnya yang tidak sengaja tercabut dan menempel dibibirku

"aahhh.. enak banget pak,, mau lagi..." kutunjukkan wajah sangeku sambil menjilat bulu jembut tadi sehingga membuat kontolnya ngaceng kembali

"gulp" dia hanya terdiam mematung sambil menatap wajah mesumku

"iihhh.. kontol nakal,, baru aja keluar, eh.. udah ngaceng lagi" ucapku centil sambil menekan lubang kontolnya dan memutar-memutar kontolnya dengan jariku

"bapak mau lagi? kalo sama ini mau gak?" kemudian aku menempelkan kedua toket putih mulusku kekontol hitamnya

"he-em.. bapak mau, lanjutin... bapak masih belum puas kalo cuman sekali" dia mengangguk dan menatap toketku dengan tajam. Sepertinya dia sangat menyukai toket putih besarku yang dimainkannya sejak tadi

"hmm.. oke, tapi bapak jawab pertanyaanku dulu.." ucapku sambil mengecup ujung kepala kontolnya

"hmm.. iya iya apa? biar bapak jawab.."

"bapak tau saya mesum darimana? memang buktinya apa kalo saya mesum?" tanyaku sambil menekan toket dan menjilat kepala kontolnya dengan penuh nafsu

"hhmmm.. bapak punya rekaman kalau kamu mesum ditoil.. eh.." dia sempat menahan omongannya tapi sudah terlambat

"rekaman? video? kamera ya? jangan-jangan ada kamera tersembunyi ditoilet? oohh.. gitu.."

"rekaman pak? bapak bisa dapat rekaman darimana? itukan toilet perempuan pak?" terus kugencari pertanyaan sambil kusedot kepala kontolnya namun belum kugerakkan sama sekali toketku hanya untuk memancingnya

"ughh.. gak usah tanya aneh-aneh kamu ya.. cepetan maenin toket lacurmu itu!!" Dia mulai kehabisan kesabaran dan memaksakan mulutku menyepong kontolnya

"sepertinya dia mulai panik, hampir, tinggal dikit lagi.. mikir ngell.. mikir.. dimana kira-kira dia narok kamera tersembunyi itu, nggak ada tempat yang bisa dipake narok kamera didalem toilet, terus gimana?"

"waduh pak, toketku jatoh deh.. bapak sih.. maennya kasar.. ihh.. nakal" sengaja kulepas toketku dan mengigit kecil kontolnya untuk membuatnya jadi lebih nafsu dan semakin pengen dengan toketku

Aku kemudian mengendorkan seranganku dan meremas biji pelernya dengan kuat

"auw.. dekk.. sakit.." ucapnya sedikit menahan sakit

"bapak meletakkan kameranya dibelakang cermin kan?"

Dia terlihat terkejut dan memalingkan matanya

"Bingo" "bapak tau nggak, cermin dua arah? satu sisinya bisa mantul dan satu sisinya tembus pandang? ada loo pak cermin begituan dipasang disebagian tempat ganti baju dimall, aku pernah liat di internet"

"dan anehnya lagi, tempo hari saya gak sengaja pernah liat cermin besar ditoilet itu miring. Terus saya juga penasaran, kenapa ada kabel listrik yang arahnya kebelakang cermin?"

Dia terlihat semakin gugup

"oke gak papa, bapak kan tinggal bilang iya atau nggak. lagipula saya kan hanya penasaran pak, saya cuman pengen tau aja kok pak.. gak lebih.. bapak yakin gak mau saya gesekin toket ini ke kontol bapak yang udah kedut-kedut itu?" ucapku semakin memanas-manasinya

"ii.. iya baik.. bapak ngaku, bapak yang meletakkan kamera-kamera itu ditoilet perempuan.."

"kamera-kamera? ditoilet perempuan? jangan-jangan digedung anak kelas 2 dan 3 ada kameranya juga ditoilet cewek?? Sip.. Skakmat"

Mendengar ucapannya, akupun berdiri, kulepas sepatuku, kemudian kuinjak kontolnya dengan kakiku yang masih mengenakan kaos kaki

"ughh.. apa yang kamu..?". Kucengkram dagunya dan kuremas pipinya lalu kubuat mulutnya terbuka lebar

grokk.. cuihh.. "Telen!!.." kuludahi mulutnya dan kusuruh menelan air ludahku

"gulp" kemudian kecium dia dan kupaksa dia terus menelan air liurku

"hihihihi... hehehehe" kuangkat kepalaku dan semakin kuinjak kontolnya

"maaf ya pak,, akhirnya situasi kita berbalik.." aku tersenyum licik sambil melihatnya jijik bagaikan melihat babi yang penuh kotoran ditempat sampah

BERSAMBUNG

Next chapter