1 01. Mesum Dengan Teman Sekelas Di Toilet

Kupandangi tubuh setengah telanjangku di cermin, kuremas toket besarku yang terbungkus BH putih favoritku lalu kuraba kontol diselangkanganku yang terkekang oleh celana dalam putihku

"hmm.. kayaknya nggak terlalu menonjol kalo tidur"

kukenakan seragam sekolahku, rambut hitam lebatku kuikat model ponytail, sedikit melonggarkan dasi dan tak lupa make-up tipis biar kelihatan fresh

"siap berangkat..!!", kuraih tasku dan keluar dari pintu kamar kos yang terletak di lantai 2, kuturuni tangga mengambil sepeda kesayanganku di garasi

"Selamat Pagi bu.." sapaku pada seorang wanita yang sedang membersihkan halaman

"Pagi dek Eva.. hari pertama sekolah ya..?" tanyanya

Beliau adalah Ibu Surtini, janda dua anak sekaligus pemilik kos. kedua anaknya perempuan, yang satu masih SMP dan satunya lagi masih SD, suaminya meninggal sekitar setengah tahun lalu karena serangan jantung. sekarang beliau menjalankan bisnis kos ini sendirian

Usianya hampir menjelang 40 tahun namun tampak awet muda seperti umur 25-30 tahun-an. Tubuh janda dua anak ini masih sangat montok dan kencang, sehingga banyak lelaki hidung belang di sekitaran komplek entah yang belum maupun sudah beristri, tak kuasa menahan godaan dan selalu melirik tubuh bohai ibu Surtini dengan penuh nafsu

"Iya bu hehe, Eva pamit berangkat ya bu.." jawabku

"iya, Hati-hati dijalan ya nak, awas kendaraan"

"baik bu" kucium tangannya, lalu mengayuh sepedaku pergi

Kurasakan semilir angin berhembus menyibak rambutku, aku teringat ketika kecelakaan yang menimpaku sehingga membuatku menjadi setengah laki-laki seperti ini, kejadian yang mengubah tubuh serta hidupku

Saat liburan akhir kelas 3 SMP, kami sekeluarga pergi berlibur ke Amerika, namun, ditengah-tengah kebahagiaan itu, musibah menimpaku, aku mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawaku.

"aahh... sepertinya hidupku akan berakhir disini, padahal masih ada banyak hal yang ingin kulakukan, papa.. mama.. aku sayang kalian.."

Setelah kupikir nyawaku sudah tidak tertolong lagi, tiba-tiba aku terbangun di sebuah ruangan dengan suara seseorang berbicara padaku

"kau beruntung nak, operasinya berjalan sukses, tubuhmu sudah sehat kembali... meskipun ada efek sampingnya, tapi setidaknya nyawamu terselamatkan.."

Kemudian kedua orangtuaku datang dan langsung memelukku dengan berlinangan air mata

Aku bisa terselamatkan karena tubuhku telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga aku bisa hidup seperti ini tanpa cacat sedikitpun, kecuali... efek dari operasi itu, muncul batang lengkap dengan dua bolanya menggantung diselangkanganku

Penis dan zakar artifisial ini perlu dipasang ditubuhku karena zat kimia yang dihasilkan oleh kedua barang itulah yang dapat membuatku bertahan hidup sampai saat ini. Dan sekarang aku memiliki kromosom pria dan wanita sekaligus dalam diriku

Lambat laun bentuk tubuh dan sifatku juga mulai berubah dari sebelumnya. Kedua toketku jadi semakin besar dan kencang, pinggulku melebar, tapi perutku ramping malah hampir terlihat berotot sixpack.

Sifatku yang dulu pemalu, sekarang menjadi lebih tomboi dan berani. Dengan kata lain, aku menjadi semakin matang dalam arti pria maupun wanita

Sampailah aku digerbang sekolah, aku turun dari sepedaku dan kutuntun ketempat parkir. Sekolah baru, seragam baru, lingkungan baru dan tubuh baru.

Aku jauh-jauh tinggal sendiri dari tempat asalku karena aku tidak ingin ada teman lamaku yang menyadari perubahanku

Aku sengaja tinggal ngekos sendirian dan jauh dari orang tua agar aku bisa menjalankan kehidupan baruku sepenuhnya tanpa diketahui orang-orang yang pernah mengenalku sebagai sosok perempuan tulen

Aku mencoba memberi pengertian kepada orang tuaku, dan akhirnya mereka mengizinkanku untuk tinggal sendiri, karena mereka paham dengan masalah yang sedang aku alami.

Mereka mendukungku sepenuhnya dengan yang aku inginkan dan mereka tidak ingin aku menjadi depresi setelah apa yang terjadi, karena aku adalah anak semata wayang mereka. Meskipun agak menyesal dengan tubuh baru yang kuperoleh tapi mereka tetap menyayangiku

Bel pertama berbunyi, upacara penyambutan siswa baru berjalan dengan baik dan diakhiri dengan sambutan kepala sekolah.

Sekolah baruku ini memanglah sekolah unggulan, tapi tidak kusangka seperti rumornya, murid-murid disekolah ini memang cantik-cantik dan ganteng-ganteng. presentase jumlah murid cowok disini hanya 25% dari jumlah total murid yang ada, jadi tidak aneh kalau ditiap kelas paling banyak anak ceweknya

Aku masuk ke kelas X-A, dengan jam pertama diisi oleh wali kelas kami, Bu Monica. Dengan rambut hitam pendek dan kacamata modisnya serta seragam ketat yang menempel ditubuhnya membuatnya nampak erotis dan dewasa padahal umurnya masih sekitar 20-an. Beliaulah yang akan menemani kami setahun dikelas ini.

Semenjak aku memperoleh tubuh baruku, aku jadi lebih mudah dan lebih cepat sange. Hanya dengan duduk di kursi sudah bisa membuat kontolku ngaceng, biasanya kalau terjadi hal semacam ini, aku melakukan onani untuk menyudahinya, akan tetapi sekarang aku berada di sekolah dan ini baru hari pertama. Aku mencoba menahan sekuat tenaga sampai jam istirahat

Bel istirahat pun berbunyi, setelah guru meninggalkan kelas aku bergegas menuju ke toilet. Langsung saja aku masuk kedalam salah satu bilik tersebut dan dengan cepat kulepas rok dan celana dalamku, kuarahkan kontolku kelubang kloset dan langsung kukocok kontolku yang sudah tegak tanpa bisa diajak kompromi.

Ketika tangan kananku mengocok kontolku dengan mantap, tangan kiriku memainkan pentilku yang sudah mulai mengeras dibalik BHku. Sambil menahan nikmat aku mengigit-gigit bibirku

"ngghh.. mmffhh.."

Tidak lama waktu berlalu ketika aku sedang asyik memanjakan kontol kesayanganku. Tiba-tiba ada yang membuka pintu bilik dibelakangku

Alangkah bodohnya aku, aku terlalu terburu-buru untuk onani dan malah lupa mengunci pintu. Disana ada seorang gadis berjilbab yang tertegun melihatku onani, kulihat dari jumlah strip didasinya sepertinya dia juga anak kelas 1 sama sepertiku.

Ketika ia hendak kabur, aku langsung memegang tangannya dan menariknya kedalam bilik, tangan kananku menutup mulutnya berusaha menahan agar dia tidak bisa teriak, sedangkan tangan kiriku menahan tubuhnya yang sedang meronta-ronta ingin melepaskan diri

Tubuhku yang sudah sedikit berotot ini bisa dengan mudah mendekap dan menahan kekuatan gadis lemah seperti dia, kutempeli tubuhnya dan bersandar ke pintu bilik, kutahan berontakannya dengan seluruh tubuhku

"sssttt... diem... jangan ngelawan.. kita berdua bisa kena masalah ntar.." bisikku pelan ditelinganya

"nggh.. ngghhh.." dia berusaha mencoba berteriak dan semakin menggeliat

Tubuhnya yang menggeliat menggesek-gesek kontolku yang ada dibawah, gesekan roknya membuat kontolku cenat-cenut tak karuan, bukannya hanya dia yang berontak tapi kontolku juga ikut berontak sejak tadi seolah ingin muncrat ketubuhnya

Sepertinya dia juga merasakan kontolku yang menggesek-gesek bokongnya. Ketika dia mulai bingung dengan sensasi kontolku, kubalikkan badannya lalu kusambar mulutnya dengan cipokanku

Tanganku mulai menggrepe toketnya yang lembut sambil menahan kepalanya agar dia tidak melepas ciuman kami, tangannya berusaha mendorong tubuhku namun tidak terlalu berarti karena perbedaan kekuatan kami

Kunaikkan pahaku membuka lembah selangkangan miliknya membuat ia merintih keenakan, kumainkan sambal kuremas lembut toketnya tanpa melepas cipokanku.

Ketika dia mulai tenang dan melemas mengikuti permainanku, kugerakkan tanganku perlahan untuk mengunci bilik

Nafasnya yang begitu cepat serta kelelahannya tampak jelas diwajahnya seolah dia belum pernah menerima rangsangan seperti barusan

"sstt.. kan udah aku bilang jangan teriak, nanti kita beneran dapat masalah loo.. pliss jangan teriak pliss.." dengan jari telunjuk didepan bibirku

Dengan nafas terengah-engah dia menganggukkan kepalanya dan kuceritakan padanya semua yang terjadi

"tapi elu kan cewek. kok elu punya begituan si?" sambil melirik kontolku yang sudah sangat ngaceng

"mmm.. kalo ini panjang ceritanya, cuman kalo ini tegak terus kayak gini, aku bisa repot dikelas ntar.." sambil menahan kontolku yang masih ngaceng dengan kedua tanganku

"aku bisa minta tolong gak?" tanyaku dengan wajah memohon padanya

"a..apa?"

"bisa bantuin bikin ini biar gak ngaceng lagi gak?" kulepas tanganku yang menutupi kontolku

"hah.. itu? gimana caranya? gwe gak mau kalo sampe gwe kenapa-napa ya.." dengan setengah teriak

"sstt.. jangan keras-keras" aku dengan spontan menutup mulutnya

"nggak kok, cuman bantu ngocokin ini aja, biar cepet turun dia, istirahat bentar lagi kelar.. ayo dongg.. pliss.."

"ya.. yaudah deh.. tapi bentar doang ya.." jawabnya malu-malu

"iya deh.. gak papa, yaudah buruan.. istirahatnya bentar lagi kelar nih.."

Ia mulai memegangi kontolku dengan pelan dan ragu-ragu, seperti baru pertama kali memegang kontol asli. Dia melongo dan tidak melepaskan pandangannya kekontolku. Ia tidak bisa menahan ekspresinya ketika melihat kontol gagahku yang besarnya hampir menutupi seluruh wajahnya

Dia lalu mencoba mengocok kontolku dengan perlahan-lahan, aku yakin sekali saat pahaku menempel diselangkangannya tadi, memeknya sudah lembab dan mungkin sekarang memeknya sudah benar-benar basah Dia mendekatkan wajahnya kekontolku dan mengendus aroma kontolku yang tajam, sepertinya dia mulai terangsang dengan bau selangkanganku.

Tangan lembutnya ketika mengocok kontol kerasku benar-benar membuatku menggeliat keenakan, melihat ekspresi wajahku dan kontolku yang semakin berkedut-kedut membuatnya mempercepat gerakan tangannya

Tangannya yang satu lagi tanpa disuruh mulai meremas-remas kedua biji pelerku sehingga memenuhi genggaman tangannya, dimainkannya bola-bola itu dan sedikit diremas oleh telapak tangannya yang lembut

"nggghhh... ghh.."

Tidak tahan dengan situasi seperti itu, kutempelkan kontolku kebibirnya kemudian kupaksa masuk kedalam mulutnya, kupegangi kepalanya yang tertutupi jilbab itu lalu ku majumundurkan sehingga dia terpaksa memblowjob kontolku, sedangkan kedua tangannya meremas bongkahan pantatku yang kenyal

Pikiranku melayang menikmati blowjobnya, sentuhan bibirnya, kelembutan lidahnya, kehangatan mulutnya dan air liurnya yang lengket memberikan sensasi kenikmatan yang luar biasa dikulit kontolku. Pertama kalinya aku diblowjob seperti ini dan tidak kusangka bisa senikmat ini

"aghh... uhh.. nngghh.. aku mau crot nih.."

Langsung kutarik kontolku dan kumuncratkan pejuh yang sangat banyak dan tebal kewajahnya, sebagian menempel dijilbabnya, dan juga terciprat ke seragamnya.

Cairan spermaku yang putih kental itu mengalir diwajah imutnya yang ngos-ngosan. Tangannya mengadah menangkap cairan putihku yang menetes berceceran, layaknya baru pertama kali melihat peju sungguhan

Dia membersihkan wajahnya dengan tisu toilet, dan kami keluar bilik untuk membersihkan diri di wastafel. Bunyi bel menandakan jam istirahat telah usai, kami berjalan menuju kelas tanpa mengucap sepatah katapun. Situasi yang awkward memang, muncrat diwajah cewek yang nggak dikenal apalagi baru hari pertama sekolah.

Sampai didepan kelasku aku baru sadar kalau dia itu sekelas denganku. Namanya Annisa Nur Fitriyah, dia duduk selisih 2 bangku dibelakangku, sebelum masuk kekelas dia membisikkan sesuatu padaku

"kalo elu butuh bantuan lagi, kasi tau gwe ya ev.. ntar gue bantu" katanya sambil tersenyum nakal

"eh.. beneran nih gak papa? Makasih banyak ya niss.." ucapku sedikit kaget

Setelah itu, hari pertama sekolah pun berakhir dengan lancar. aku sangat bersyukur Annisa menjaga rahasiaku dan tidak membeberkannya ke orang lain, bahkan dia dengan senang hati mau membantuku

Di perjalanan pulang aku melihat tetangga kosku sedang berjalan kaki dengan membawa kantong plastik

"kak Adel.. mau nebeng gak?"

"eh.. Eva, baru pulang kamu? boleh.." Dia meletakkan belanjaanya dikeranjang kemudian duduk dibelakang

"habis dari indomaret ya kak?" tanyaku

"iya nih, beli pembalut sama kiranti, kamu barusan pulang?" sambil memegang pinggangku

"iya kak, baru hari pertama. jadi gak terlalu capek" sambil mengayuh sepedaku

Namanya Adellina Fara Khansa, biasa kupanggil kak Adel. Kak Adel adalah seorang mahasiswi keperawatan di salah satu universitas ternama disini sekaligus tetangga kosku.

Kak Adel ini orangnya sangat cantik, kulitnya kuning langsat, serta lekuk tubuh yang indah didukung pakaian ala mahasiswanya meningkatkan gairah orang-orang yang melihatnya, bibirnya yang seksi dan perawakannya yang stylish, serta rambutnya yang lembut membuatnya terlihat sangat elegan

Meski hanya terpaut beberapa tahun, tapi dia terlihat seperti wanita dewasa. Kalau aku cowok sekarang, mungkin aku sudah jatuh cinta dengannya dan ingin menidurinya saat ini juga

Tidak terasa obrolan kami begitu singkat dan telah sampai di depan kos. Kami melihat kak Vivin dan Sarah sedang jajan bakso didepan kos

"haloo gaess.. Ngebakso ya.." tanyaku

"eh.. Kalian... iya nih, kebetulan akangnya lewat, jadi pengen deh.. Kalian berdua darimana? Kok tumben bareng?" tanya Kak Vivin

Kak Vivin juga salah satu tetangga kosku, dia adalah mahasiswa hukum di universitas yang sama dengan kak Adel

Tubuhnya tinggi dengan rambut terurai, pantatnya sangat seksi dengan tubuh yang ramping, toketnya lumayan berisi meskipun tidak sebesar milik kak Adel, kulitnya putih mulus dan sering mengenakan pakaian yang sedikit terbuka, terlihat seperti cewek hyper riang dan penuh semangat

"iya kak.. Kebetulan pas pulang tadi kami ketemu dijalan, jadi sekalian bareng" jawabku

"neng Sarah juga ngidam bakso nih?" tanya kak Adel sambil turun dari sepedaku

"iya kak, kebetulan bareng kak Vivin juga" jawabnya pelan

"uuhhh... Kamu unyu banget si sar.. Pengen deh punya adek kayak kamu. Ngeliat sarah beli bakso tadi kan aku juga jadi pengen beli.." sahut kak Vivin

Sarah, anak sulung ibu kos, rambutnya hitam panjang dan halus, matanya indah, tubuhnya sedang dalam masa pertumbuhan, wajahnya cantik, imut dan terkesan kalem

Saat ini dia dibangku kelas 2 SMP, anaknya tidak terlalu banyak ngomong dan sedikit pemalu tapi kalau sudah akrab dengannya dia akan mudah diajak ngobrol, sifatnya yang seperti itu dan tubuhnya yang kecil membuat kak Vivin suka sekali menggodanya

"vin.. Elu tu jangan suka godain anak orang, tangkep polisi tau rasa lu.." balas kak Adel dengan menenteng barang belanjaannya

"ih.. Paan sih lo del.. Gak papa kali.. Ya kan sar.. Hehe.." balasnya

Dan akhirnya kami berempat ngebakso bareng sambil menikmati sore hari didepan kos

BERSAMBUNG

avataravatar
Next chapter