webnovel

Part 2. Andi

Andi merapikan berkas-berkas di meja kerjanya.

Sebagai seorang Designer Grafis yang didapatkannya dari kelas akselerasi, Andi terbiasa lembur.  Waktunya yang lain untuk mengikuti kelas online jurusan Teknik Informatika. Semua bidang ilmu yang ia pelajari demi profesionalitas kerjanya.

Selain melukis, Andi pun terampil dalam hal photography. Tak segan, Andi meliput sendiri di lapangan. Jadi, mengolah kamera mau tak mau harus dikuasainya. Dodo, rekan kerjanya sekaligus sahabat dekatnya bahu-membahu dalam membuat jurnal. Dodo begitu mengerti seluk-beluk tentang kamera dan memperbaikinya. Andi belajar tentang kamera pada sahabatnya itu. 

Tidak banyak yang tau tentang alasan kedekatan antara dua pria yang sepantaran itu. Oh, Tidak! Justru seperti adik dan kakak. Keduanya sama misteriusnya. Sama-sama blasteran dan berperawakan tinggi. Bahkan Andi lebih jangkung lagi. Sikap mereka terkesan begitu berhati-hati. Sehingga tidak banyak yang tau siapa sebenarnya mereka berdua selain mengenal mereka sebagai anak rantau. Tinggal di kost-kostan sederhana. Dan kadang menginap di rumah kakek tua yang penuh sahaja. Tubuh mereka juga tegap dan terlatih. Seolah otot-otot mereka dibentuk untuk menghadapi situasi tertentu. Sepertinya, banyak rahasia yang sengaja mereka sembunyikan.

Bersama Olivia yang Public Relation, Andi sering bersama dalam tugas lapangan. Tak jarang mereka berdua terlibat diskusi tentang artikel-artikel yang akan diterbitkan. Meski diwarnai pertengkaran, sebenarnya Andi dan Olivia merupakan partner kerja yang solid.

Dodo  yang bersama mereka menjadi saksi  perdebatan mereka berdua.

Iseng-iseng, Dodo berhasil mengabadikan momen ketika Andi dan Olivia tertegun mendapati hasil layout   di laptop mereka masing-masing sama. Debat kusir mereka berdua cuma beda cara penyampaian saja. Pada dasarnya tujuan mereka berdua sama.

Rupanya, keseringan tukar pikiran dan berdiskusi membuat Andi dan Olivia jadi tau karakter masing-masing. Mereka terlihat dekat. Dan kedekatan mereka sudah menjadi rahasia umum. Bahkan temen-temennya berusaha meng-couple.

.

.

"Yang cewek cantik, yang cowok ganteng.. mereka serasi, yah?!"

"Cocok pake' banget!"

"Iyah, mereka 'emang cocok kalo jadi kekasih!"

"Couple Tiang Listrik!"

"Tapi, apa jawab mereka kalo ditanya, kalian…"

".. Pacaran? Nggak! Kami cuma berteman!"

"Ck.. ck..ck.. dengan menjawab hal yang sama kayak gitu malah makin membuat mereka begitu kompak, tau…"

Suara-suara wanita saling bersahutan jadi terjeda  dengan satu suara pria.

"Dasar emak-emak sukanya ngerumpi?"

"Halah, jangan menyela kalo cuman mau nimbrung!" Kata Noni salah satu staf sewot.

"Loh, aku lihat kalian tuh lagi  ngobrol.. galak banget, sih Non? Aku kan baru datang juga 'udah diomelin"  Dodo tidak habis pikir. Dia nggak bisa marah dengan ucapan Noni. Karena berusaha pedekate sama gadis itu.

"Dodo.. Do.. mereka 'udah datang belum dan soal Mall Metropolis dan kereta itu udah masuk jurnalnya serta kamu sudah tau kepastiannya gimana…?"

Aldo  datang belakangan langsung nyerocos tanpa bisa dicegah.

Semua yang di ruangan berusaha memalingkan muka agar tidak jadi sasaran pertanyaannya.

Karena Dodo merasa yang jadi sasaran pertanyaan, mau tak mau harus menjawabnya sebelum semuanya kena polusi suara hingga jadi radang telinga. Karena Dodo tidak akan berhenti nyerocos sebelum mendapat jawaban.

"Heh.. heh.. baru dateng 'udah  kayak bangunan rubuh, Tau' Ngomong nggak ada titik koma jadi bingung ngejawabnya". Dodo ngikutin gaya ngomong Aldo.

Mendapat jawaban hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah.

Ternyata yang dimaksud Aldo adalah Andi dan Olivia yang baru saja terlihat tiba bersamaan. Mereka berhenti di depan pintu masuk untuk memberi jalan Pimpinan Direksi dan Wakilnya yang baru masuk. Sebelum Aldo berteriak memanggil Olivia dan Andi, Dodo sudah membungkamnya. Ada agenda penting yang digelar oleh Dewan Direksi. Aldo tidak boleh mengacaukannya dengan urusan pribadinya.

Pagi itu, Jajaran Direksi beserta semua staff mengadakan rapat dadakan. Membahas  berita viral dan menghebohkan mengenai pembangunan jalan kereta serta Mall Metropolis.

Para pimpinan benar-benar merasa tertinggal dengan vitalnya berita terkait. Padahal mereka penerbit salah satu majalah bisnis.

Akhirnya, dengan segenap dukungan, pertemuan dadakan itu membentuk tim khusus. Tidak terkecuali Andi maupun Olivia tergabung. Karenanya, Olivia menyerahkan tugas PR pada asistennya

*****

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Yun_Wcreators' thoughts
Next chapter