webnovel

Puding

Editor: Wave Literature

Namun, Lu Zhichen tidak memiliki urusan apa pun dengan Huo Jinqi. Huo Jinqi merendahkan Lu Zhichen yang suka mengintimidasi. Sedangkan Lu Zhichen merendahkan Huo Jinqi yang ceroboh dan tidak serius. Keduanya saling berpandangan dan saling membenci. Sejak dulu, mereka juga tak pernah akur.

Lu Zhichen sudah bekerja sama dengan Keluarga Huo sejak dulu. Dia pernah bekerja sama dengan Huo Jinyuan atau ayah mereka, Huo Jun. Sementara Huo Jinqi bekerja di dunia hiburan, jadi mereka berdua tidak pernah terlibat kerja sama. Namun entah mengapa, Huo Jinqi berinisiatif mencari Lu Zhichen kali ini.

Lu Zhichen memandang orang yang berdiri di hadapannya sambil merapikan lengan kemejanya pelan-pelan dan bertanya, "Ada apa?"

"Apa kamu akan melihat balapan?" tanya Huo Jinqi. Lu Zhichen terdiam. Dia pun kembali bertanya, "Apa kamu bisa membawaku pergi ke sana?"

Tidak ada yang memperhatikan mereka berdua di sana. Hanya asisten Lu Zhichen yang selalu mengikutinya dan mendengar kata-kata itu. Dia melirik Huo Jinqi dengan heran.

"Lu Zhichen, mari kita buat kesepakatan… Bawa aku ke sana. Sebagai gantinya, aku jamin dalam bulan ini Huo Chulan tidak akan datang ke sini mencarimu."

"Aku bisa melakukan hal itu sendiri," sahut Lu Zhichen dengan nada dingin. Setelah mengatakannya, dia ingin langsung meninggalkan Huo Jinqi. Alasan mengapa dia bisa menoleransi Huo Chulan untuk sementara ini adalah karena persahabatan di antara kedua keluarga. Tetapi, dia bukanlah orang yang menganggap penting sebuah persahabatan. Dia hanya ingin mencari gadis kecil yang sudah lama tak ditemuinya. Dia sama sekali tak berpikir untuk membawanya.

"Tunggu…" Huo Jinqi melanjutkan kata-katanya. "Bawa aku ke sana. Aku akan berutang budi padamu."

Orang yang selalu bersikap sombong itu menundukkan kepalanya. Suaranya seolah sedang memanjatkan doa. Lu Zhichen menoleh dan memandangnya, dia sedang memikirkan manfaat apa yang diberikan Huo Jinqi untuknya. Namun, sepertinya ini tak sebanding dengan hasil yang dia lakukan hari ini.

"Kalau Tuan Muda Kedua Huo benar-benar ingin pergi ke sana, kamu bahkan tak bisa membeli selembar tiket pun untuk dirimu," sahut Lu Zhichen sambil pergi meninggalkannya.

Huo Jinqi tidak mengikutinya. Dia hanya menundukkan kepalanya dan tersenyum pahit.

***

Sirkuit balapan ada di jalan raya di pegunungan, tapi hanya ada satu tempat untuk masuk dan keluar. Kuncinya ada pada Xing Jiu'an. Orang-orang yang datang semuanya diperiksa dan dikonfirmasi jika mereka adalah tamu undangan. Meskipun ini adalah lomba, tapi hanya sedikit orang yang diizinkan masuk. Namun meskipun begitu, suasana tempat itu sangat meriah.

"Bai Jing, Puding kapan datang?"

Puding adalah nama panggilan Xing Jiu'an. Awalnya, Bai Jing bertanya kepada Xing Jiu'an, nama panggilan apa yang akan digunakannya di arena balapan. Tentunya keren sekali jika punya nama panggilan. Saat itu, Xing Jiu'an sedang makan puding mangga dan secara asal dia menjawab, "Puding saja…"

Lalu, Xing Jiu'an dipanggil dengan nama itu hingga sekarang. Xing Jiu'an sendiri tidak terlalu peduli. Siapa saja yang berani memanggilnya dengan nama itu harus membelikan 100 puding untuknya. Pernah ada suatu waktu, kamar Xing Jiu'an yang kecil penuh dengan puding yang dikirimkan untuknya dengan berbagai macam rasa. Umumnya yang bermain dan menggemari balap mobil adalah orang kaya, mereka tidak mungkin tidak bisa membeli puding.

Xing Jiu'an tidak melarang mereka mengantarkan puding-puding itu. Puding yang diterimanya sangat banyak dan dia tak mungkin bisa memakannya sendiri. Dia pun menyisakannya dan membeli beberapa kotak besar mainan. Kemudian, dia menyumbangkan susu, biskuit, yogurt, makanan ringan, pakaian, alat tulis, dan beberapa gerobak besar barang ke panti asuhan bersamaan.

Meski acuh tak acuh, sampai sekarang Xing Jiu'an masih dipanggil dengan nama itu. Dia juga tidak minta untuk mengubahnya.

Saat Lu Zhichen datang ke sirkuit balapan, banyak orang yang menatapnya dengan terkejut. Tidak ada seorang pun di komunitas itu yang tidak mengetahui siapa Lu Zhichen. Meskipun penampilan Lu Zhichen cukup sederhana, dia pernah hadir dalam beberapa pesta besar. Selain itu, wajahnya sangat tampan, sehingga orang-orang bisa dengan mudah mengingatnya.