"Andres, anak kita nanti matanya akan berwarna hijau terang sepertimu kan?" tanya Zizi.
Andres mengangkat pundaknya dan menjawab, "aku tidak tahu. Kita coba buat anak dulu malam ini."
Zizi langsung berteriak marah, "ANDREEESSSSS!!!"
Andres tertawa.
"Teriakkan namaku tiga kali," pintanya kemudian.
"Apa yang akan terjadi?" tanya Zizi penasaran.
Marahnya hilang.
"Teriak dulu, nanti kamu akan tahu jawabannya," jawab prianya lalu mencium bibirnya singkat.
Zizi menghela napas dan meneriakkan nama Andres tiga kali. Semua lampu mati namun tidak gelap total. Zizi mengikuti pandangan Andres ke atas. Dia melihat bintang-bintang kecil bertaburan dengan semburat cahaya aurora menghiasi plafon apartemennya.
"Ayo kita buat anak!" Ajak Andres lalu memeluknya.
"ANDRES, TIDAK! ANDRES, JANGAN! ANDRES!" Teriak Zizi sambil berusaha melepaskan wajahnya yang menciumi lehernya.
Semua lampu apartemennya kembali bersinar seperti sedia kala.
"Wow," gumamnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com