webnovel

PROLOG

" Dia aneh! " bisiknya dengan tatapan tak suka menunjuk seorang pria dengan mata yang tertutup satu bak bajak laut yang ada di film-film.

" Matanya kenapa?copot kah? " bisik yang lain bernada judes bahkan, tatapan yang memperlihatkan bahwa cowo itu menjijikkan.

" Hustt..setahuku dia tak hanya punya satu kelopak mata, " sahut yang lain.

Dianggap aneh, menjijikkan, dijauhi dan sangat-sangat dibenci adalah hal yang sudah biasa dia terima. cemoohan bahkan, hinaan sudah jadi makanan sehari-harinya. terkadang orang-orang hanya menganggap orang yang tak memiliki kesempurnaan itu aneh dan menjijikkan padahal didunia ini semua manusia itu sama di mata tuhan. manusia memang terlalu sombong dan angkuh.

Namanya Geraldi Pamungkas. sejak lahir sudah memiliki keanehaan di mata kanannya. di tutupi karna jika, semua orang tahu maka akan terjadi sesuatu pada dirinya. entah. kedua orangtua Geraldi terus merahasiakkan itu.

" Geraldi! " panggilan khas dari seorang gadis bersuara cempreng bernama, Anaya Lufisha Namora. satu-satunya orang yang selalu menemani Gerald. gadis berkaca mata dengan rambut diikat dua. itulah mengapa Anaya selalu dipanggil si cupu.

Gerald menoleh dan ia melihat Anaya berlari dengan nafas naik turun. Gerald setia menunggu Anaya. gadis itu sangat menggemaskan. Gerald dianm-diam menyukai Anaya.

" Gerald kenapa jalannya cepet banget?Anaya cape tahu, " gerutu Anaya menggemaskan. Gerald tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Anaya dan harus kalian tahu Gerald hanya tersenyum pada Anaya saja. itu artinya Anaya orang yang special bagi Gerald.

" Iyah Maaf, Nya. gue tadi males buat dengerin bacotan mereka, " terang Gerald. Anaya mengangguk paham dan ia juga ikut sedih. bukan Anaya saja yang jadi korban bully ternyata Gerald juga. itulah mengapa Anaya ingin berteman dengan Gerald. ia merasa senasib dengan pria itu. kenapa tidak saling melengkapi?

Anaya dan Gerald pergi ketempat rahasia. tempat yang hanya di ketahui oleh mereka berdua. tempat itu adalah gudang dibelakang sekolah yang sudah tak terjamah oleh manusia. gudang yang sudah rapih dan dihiasi berbagai pernak-pernik yang menghiasi tembok gudang tersebut. Anaya dan Gerald sengaja menghias ini semua agar mereka berdua nyaman bersembunyi disini.

" Kita tunggu bel bunyi ajah. males kalo nunggu di kelas pasti bakal jadi bahan gosip, " tutur Anaya dan itu disetujuin oleh Gerald. mereka udah biasa jadi bahan gosipan. Namun jika tiap hari digosipin pasti kita juga akan bosan.

" Anaya " panggil Gerald lembut. Anaya menoleh dengan kedua mata bulat menggemaskan bahkan, Anaya kini sedang mengembangkan dua pipi chaby-nya.

" Apa? " jawab Anaya dengan wajah penasaraan.

" Gue mau tahu alasan lu mau berteman sama gue? " tanya Gerald dan Anaya terdiam. gadis itu perlu berpikir untuk menjawab pertanyaan Gerald.

" Hm..gue berteman sama lu karna gue ngerasa kita itu takdir. tuhan mempertemukkan gue sama lu tuh karna pengen kita berdua saling melengkapi ajah, iyakan?? " terang Anaya. Gerald merasa terharu. dia menatap mata Anaya. mencari sebuah kebohongan namun, Gerald malah menemukkan ketulusan dimata itu.

"Makasih, Nay. " ucap Gerald. Anaya dan Gerald saling melempar senyum.

di sebuah tempat tak terpakai namun, berisi kenangan indah tentang persahabatan antara Anaya dan Geraldi. dua sosok yang sering dibully, dicemooh, dihina dan di kucilkan. disatukkan karna merasa satu takdir dan merasa nyaman satu sama lain. tempat ini adalah tempat dimana Anaya dan Geraldi akan membangun perjalanan hidup mereka menjadi lebih baik.