1 Friend With Benefit

Desakan mama menjadi penghuni kepalaku saat ini, permintaan beliau yang menginginkan ku memiliki pendamping menjadi beban pada diri ini. Umurku masih 25 tahun aku masih ingin merasakan kebebasan dan pekerjaan menjadi prioritasku.

"Kenapa sih ma?"

"kamu kelamaan jomblo, ayolah cari pasangan. Coba-coba aja dulu"

"Buat anak kok coba coba! Hahah"

Pertanyaan yang sama selalu ku keluarkan jurus jawaban yang sama, berakhir dengan tertawa dan pergi dari hadapan mama. Beliau sepertinya takut anak satu satunya ini menjadi perawan tua, padahal umurku masih masuk di kategori remaja(expired). Memang sih aku sudah 3 tahun menjomblo setelah lepas dari Rio. Tapi, aku jomblo juga bukan karena belum move on, tapi ya belum mau aja.

Setelah terror mama tak berhenti-henti, aku putuskan mencari pasangan di mana saja mulai dari gunung, lembah, lautan bahkan di himalaya tapi tak kunjung ku dapatkan. Aku lelah (sama aku juga) ku bersandar di bawah pohon, tiba-tiba aku terkejut tanganku merasakan sebuah benda, kotak, panjang ada di pahaku saat ku raba lagi, oh ternyata handphoneku.

Saat ku buka sandinya dan menjelajah sosial media, aku melihat orang orang berjoget yang ada watermasknya tiketok, musiknya sangat candu seakan badanku kesurupan joget tiketok itu. Ketika ingin joget aku di hentikan oleh iklan, sangat menyebalkan. Padahal pinggulku sudah siap berjoget. Ternyata iklan itu menjadi cahaya ilahi yang selama ini ku cari, sebuah aplikasi pencari pasangan dengan nama tander, fix sudah aku download.

Di jalan pulang mataku sibuk melihat handphone dengan jari yang sedang bekerja keras swipe kanan dan kiri, dari sekian banyak yang ku swipe kanan yang artinya suka tak ada satupun yang match. Ah, benar saja kenapa tidak ada yang match, karena aku belum memasang profile dengan wajah cantiku yang sudah di beri filter beauty dan di edit photoshop maka jadilah aku yang mirip luna maya. 1 menit setelah aku upload 50 orang langsung match. Ardenalin wanitaku langsung naik, ku jawab satu-satu pertanyaan mereka seakan sedang freelance customer servis yang fast respon ke setiap pesan yang masuk.

"Hi" Cowok1

"Halo juga"

"Hi, boleh kenalan gak?" Cowok2

"Halo juga, boleh"

"Hi" Cowok3

"Halo, boleh, nama aku Miya tinggal di Jakarta Utara dan aku sudah bekerja"

Karena terlalu banyak pertanyaan yang sama, aku putuskan untuk mengirimkan biodataku agar mereka tidak perlu tanya hal yang sama berulang kali, capek aku tu (sama aku juga)

Waktu terus bergulir chatting terus berjalan, 1 jam, 2 jam, 3 jam hingga 1 hari tak ada henti, tapi sebagian dari mereka mulai berguguran meninggalkan medan pertempuran. Dari 50 orang terseleksi dalam satu hari menjadi 40 orang, jika di prediksi hanya dalam 4 hari kedepan semuanya akan hilang, yah korban goshting dong. Hal ini tidak bisa di biarkan, aku harus membuat damage yang lebih menggoda lagi, mungkin harus menggunakan skill ultimate. Aku memposting foto dengan full body yang menjadi idaman setiap wanita dan pria, body langsing, tinggi dan sexy, after itu power mereka menjadi meningkat.

Semakin hari aku semakin candu dengan perhatian yang mereka berikan. Seseorang yang terus berjalan pasti ada lelah dan pergi mencari sebuah persinggahan, sama dengan diriku dari semua pria itu harus ada 1 yang menjadi tempat singgahku. Aku menemukan sebuah eh maksudnya seorang pria yang tidak ganteng, tapi satu frekuensi denganku, nyambung dalam bicara dan candaku juga bisa masuk dengannya. Sudah ku putusakan tepat hari ini dia menjadi mangsaku, aku tidak lagi menjadi freelance custumer servis yang fast respon pada setiap pesan, cukup pada satu orang itu aku selalu menjadi tercepat membalas pesannya.

avataravatar