1 PROLOG

" Diraa awass....!!! " Teriak Jimin tiba-tiba membuyarkan lamunan ku.

Tinn..... Tinn... Tin.....

Brakkkk.......

Bunyi klakson mobil itu cukup membuat ku sadar bahwa aku telah nyelonong berjalan di saat lampu hijau menyala. Dan seketika itu semua pandangan ku berubah, aku melihat Jimin berlari ke arah ku dengan tergesa-gesa. Kulihat wajahnya berubah menjadi dua dan tiga . Dan setelah itu aku benar benar tidak sadar.

Aku terbangun dari kematian ku yang entah sudah beberapa jam aku melayang ke alam mimpi, mungkin bukan mimpi lebih tepatnya ke alam baka. Kulihat semua dinding berwarna putih, dan penghangat ruangan menyemburkan asap nya. Aroma ruangan ini sama seperti 8 tahun yang lalu. Kudengar samar samar suara sahabat ku tengah khawatir. Entah siapa yang sedang ia telvon, namun cukup tau bahwa ia pasti menghubungi  kakak laki-laki ku Kim Seokjin.

" Hyung .... "

" Aku sudah mencoba membujuk nya... Aku tak tahu akan seperti ini. Maafkan aku hyung "

Aku melirik jam di dinding, sekarang tepat pukul 3 sore. Dan aku tertidur di rumah sakit ini cukup lama sejak aku tertabrak mobil pagi tadi, luka ku tak begitu serius, hanya beberapa goresan di siku dan lutut kaki ku. Ternyata tuhan masih belum bisa menerima ku. Aku masih di berikan pertolongan dan stok nyawa yang cukup banyak. Aku memanggil jimin yang tengah sibuk memainkan handphone nya.

"  Yaaa Park Jimin ... " Suaraku terasa berat dan serak.

" Diraa... Syukurlah kamu  Sudah sadar ! Harus berapa kali sih kamu bikin jantung aku berhenti berdetak ! "

" Tuhan masih belum mau menerima ku, dia begitu banyak memberikan stok nyawa untuk ku. !"

" Yaaa yaaa yaaa !!! Ugghh kau !! Yaaa harus berapa kali aku bilang kepada mu untuk tidak melamun saat menyebrang jalan Yaaaa !!! Ahh cukup cukup aku bukan sahabat kau lagi. !!! "

" Ahhhhh Park jimin ...."

" Cukupp jangan sebut namaku !! Entah aku harus  laporan apa kepada Hyung !! "

" Yaaa kau cukup bilang aku tergelincir, dan Tiba tiba mobil sudah di depan ku !"

" Ne ne ne .... Terserah kau saja ! Dan satu lagi Min Yonggi dalam perjalanan menuju kesini. Maaf !"

Aku cukup terkejut ketika jimin sahabat ku menyebutkan nama Min Yonggi. Entah sedih atau bahagia perasaan ini campur aduk di benak ku.

8 tahun yang lalu saat usiaku 15 tahun, aku menyukai seseorang laki laki yang tiba tiba pindah di samping rumah ku. Kulihat laki laki itu berkulit putih bersih dan mulus. Matanya yang sipit dan bibirnya yang kecil merah merona. Ia seperti artis idol idol yang lagi viral di jaman ku. Ahhh ia benar-benar tampan dan aku langsung jatuh cinta saat melihat nya. Ia cinta pertama ku, Min Yonggi.

Cukup delapan tahun cinta ku bertepuk sebelah tangan. Aku begitu bodoh memuja muja dia, jika ku tahu sakit nya cinta seperti ini sungguh aku menyesal pernah mengenal dia lebih dalam. Bahkan sampai saat ini aku masih belum bisa untuk melupakan dia.

Dan benar, sekitar setengah jam seorang laki-laki yang kukenal masuk ke dalam ruangan ku. Min Yonggi datang dengan beberapa paper bag yang tak ku tahu apa isinya. Ia tersenyum kecil melihat aku terbaring di kasur ini. Perlahan ia meletakkan paper bag nya ke meja, ternyata berisi pakaian dan beberapa makanan untuk ku. Aku sedikit sensi terhadap nya akhir-akhir ini.

" Butuh berapa jam kau kemari Min Yonggi !!!" Teriak ku

" Sorry raa, aku rasa aku tak harus menjelaskan keterlambatan ku padamu "

" Ne ne ne .... I know, kau selalu saja sibuk dengan urusan Lila . !" Gerutu ku

Min Yonggi tersenyum penuh arti dan menatap ku, aku sedikit risih akan tatapan matanya.

" Aku tak tau kau begitu mencintai ku Andira ! " Celetuk Yonggi.

Jawabannya cukup membuat ku melengos beberapa saat.

" Sssi si siapa bilang ?  Aa aa Aku sudah tak menyukai mu. Aku sudah tak ada perasaan sedikit pun padamu !" Jawab ku dengan gugup.

Tiba tiba sebuah tendangan kecil mendarat di pantat jimin. Dan cukup membuat jimin melotot ke arah Yonggi.

" Yaaaa !!!! " Teriak Jimin

" Ckckck aigoo !!! " Jawab Yonggi sambil geleng-geleng kepala, kode untuk jimin keluar dari ruangan

Dan tanpa kata jimin keluar dengan kesal sambil mengepalkan tinju nya utuk Yonggi dan di sambut senyum manis Yonggi. Aku tak tau apa yang akan di lakukan Yonggi kali ini, cukup dia di dekat ku saja sudah susah untuk ku bernafas dan kali ini benar benar membuat ku ingin mati. Ia naik ke atas kasur ku pelan pelan, dan cukup membuat ku semakin berhenti bernafas. Ia berbaring di sebelah ku sambil menutup mata.

" Biarkan aku tidur 15 menit saja !" Jawab Yonggi

" Yaaa !! Jangan tidur di kasur pasien ! " Jawab ku dengan gugup

"  Aku lelah seharian menemani  Lila, Sebagai hadiah nya kau boleh memandangi wajah tampan ku selama 15 menit."

" Si si siapa juga yang mau melihat muka jelek mu itu, aku tak tertarik sama sekali.!"

" Benarkah ?"

" Tentu ?"

Tiba-tiba Yonggi berbalik dan dia melompat di atas badan ku. Wajahnya begitu serius memandangi wajah ku yang sudah merah seperti udang rebus. Dan posisi macam apa ini, dia seenaknya menindihku. Kedua tangannya yang kekar memegang tanganku. Sedikit sakit saat dia memegang pas di luka infus ku. Nafas nya begitu menderu, kulihat hidung nya yang mancung, mata nya yang sipit, bulu matanya yang lurus dan hitam, bibirnya yang sexsi cukup membuat ku berhalusinasi yang tidak-tidak.

Aku melirik ke bagian dada nya yang bidang, ia mengenakan kemeja biru muda dengan motif garis lurus kecil kecil. Bagian kancing nya terbuka 2 kancing. Ia sengaja tidak mengancingkan nya agar dada yang bidang itu terlihat jelas oleh ku. Wangi parfum nya cukup membuat ku semakin mabuk menghirup nya.

" Kau menyukai ini Andira Kim !"

" Huuuhh tidak semudah itu Min Yonggi, aku kali ini benar-benar sudah melupakan mu. Kau fokus saja kepada wanita baru mu !"

" Benarkah ?!  Apakah kau cemburu aku bersama wanita lain, atau Aku rasa setelah apa yang akan ku lakukan kali ini kamu akan benar-benar tidak bisa menolaknya. !"

"  Aku tak cemburu kepada siapa pun, apa perduli ku ? Dan Apa yang ingin kau lakukan! Menjauh lah dari ku.! Ada apa dengan posisi ini, aku akan ter..."

Belum selesai aku berbicara, Tiba tiba bibir Yonggi mendarat di bibirku Dan sangat membuatku terkejut Ciuman pertamaku dengan dia. Tak hanya sebuah kecupan, melainkan sebuah ciuman yang penuh dengan nafsu yang menderu deru. Sehingga membuat ku benar benar mabuk, adrenalin darah ku mendarat di sekujur tubuh ku Dan benar benar dengan mudah dia melakukan ini kepada ku. Aku tak tau apa yang dia pikirkan saat ini, tetapi aku juga tak ingin menghentikan permainan ciuman ini. Aku benar-benar terlena oleh sentuhan kecil dari jari jari tangan Yonggi. Nafasku semakin memburu ketika tangannya menyentuh bagian dadaku. Aku semakin menggila oleh ciuman dan gigitan bibir nya.

Aku tau batasan ku, dan ku pukul keras bagian dadanya untuk menghentikan permainan ciuman ini. Aku takut semakin besar rasa suka ku padanya. Yonggi berhenti dan turun dari kasur ku. Ia mengelap bibirku yang belepotan akibat ciuman dia.

Dia tersenyum kecil melihat ku, tatapan matanya sungguh sangat membuatku dilema.

" Aku harap kau tak lakukakn ini terhadap ku ..!"

" Aku tau kau begitu mencintai ku Andira, maka aku memberikan apa yang benar-benar ingin kamu mau!"

" Mati saja kau dan menghadap tuhan, supaya kau bisa lebih menghargai wanita !"

" Aku sudah cukup menghargai wanita, kuberikan apa yang mereka mau! Sebagai gantinya mereka juga memberikan ku beberapa kenikmatan ! Semua adil Andira, dan saling sama sama menguntungkan. "

" Huuuhh.... Kau sudah tak seperti dulu, bukan Min Yonggi yang ku kenal !"

" Aku masih seperti dulu Andira, tak ada yang berubah dari ku, kau saja yang terlalu sensitif. "

" Baiklah... Aku malas berdebat dengan mu, sekarang kau boleh keluar dari ruangan ini. Aku sedikit lelah!"

" Aku akan pergi seminggu, kau akan kesepian tanpa ku!"

" Terserah ... !"

" Aku akan liburan ke Swiss bersama Lila, ku harap kau tak menangisi kepergian ku!"

Aku membuang muka ku di depan Yonggi, dan cukup mengartikan bahwa aku tak tertarik dengan ucapannya. Membuat ia pergi meninggalkan ruangan ku dengan biasa saja tanpa rasa bersalah setelah apa yang ia lakukan. Aku tak berbicara banyak, yang ku tahu Yonggi akan menghabiskan malam nya bersama pacar baru nya yaitu lila.

Ia berubah begitu banyak, setelah kejadian kebakaran 7 tahun yang lalu.

Ia baru pindah setahun di samping rumah ku. Aku mengenal nya baru setahun saat ia pertama kali Pindah.

Kebakaran itu mengakibatkan kematian kedua orangtuanya dan ayah ku. Tak ada yang tahu tentang api itu berasal dari mana. Tiba tiba melahap semua rumah Yonggi, dan menyebar begitu cepat.

Yonggi terjebak di dalam rumah bersama kedua orangtuanya, ayahku yang melihat kejadian itu langsung berlari ke arah rumah Yonggi. Ia sama sekali tidak memperdulikan keselamatan nya. Ia berusaha menolong keluarga yonggi. Tetapi api semakin membesar dan pemadam kebakaran belum ada yang datang. Para tetangga membantu memadamkan api itu.

Ayah menerobos pintu masuk dan keluar mengendong yonggi, tubuh nya penuh dengan arang. Di turunkan nya Yonggi di samping ku. Aku memeluk erat tubuh nya yang panas. Aku menangis tersedu-sedu. Saat kulihat ayah membawa kedua orangtuanya kembali aku sedikit merasa lega bahwa mereka selamat pikir ku. Tetapi tuhan lebih sayang terhadap ayahku dan orang tua Yonggi. Tiba tiba api membesar dan meledak saat ayahku hendak keluar.

Aku menjerit histeris, kulihat tubuh ayah terbaring lemas di tanah. Badannya penuh dengan luka bakar. Di sebelah mayat ayah ku terbaring kedua orang tua Yonggi. Aku begitu shock dan terjatuh pingsan. Tak banyak air mata yang keluar dari Min Yonggi saat menatap mayat kedua orang tua nya. Sejak kejadian kebakaran itu hidup yonggi benar benar telah berubah. Dulu nya ia anak yang baik hati dan ceria.

Sekarang ia menjalani hidup yang benar benar berbeda. Ia menghabiskan waktunya di bar, tidur bersama wanita bayaran,  dan minum minuman keras.

Ia sangat terpukul atas kematian orang tuanya. Bahkan ia merasa bersalah atas kematian ayahku. Maka sejak saat itu ia sangat mengabaikan ku, Ia tidak ingin melukai hati ku. Padahal keluarga ku tak pernah mempermasalahkan hal itu. Namun tidak dengan Yonggi. Ia benar-benar sangat sedih bahkan ia hampir sempat depresi karena kejadian kebakaran itu.

avataravatar
Next chapter