2 Kemarahan Erik

"bangun kau sialan. bangun hei sial!!" murka erik waktu telah sampai di apartemen milik teman nya ini

jakub merintih "akh! sakit"

"hei hei! bagaimana mungkin kalian berdua teriak dalam waktu bersamaan. ini apartemen ku jangan berisik" kevin berucap

"tidak tidak Kevin. dia lebih dulu membuat kemarahan pada diriku memuncak" jawab eric

dia tabrak pelan kepala dia ke kepala jakub sampai membuat ringisan kecil di kepala dia

"oh tuhan erik bagaiman- " kevin tutup kecil mulutnya dengan kedua tangannya

bagaimana bisa erik memukul kepala mereka berdua. astaga apa erik sudah gila.

jakub merintih "akh! apa kau gila erik astaga" jakub memukul pelan pundak pemuda itu menggunakan tangannya. hei bukannkah itu balasan setimpal untuknya kepada bocah sialan itu

"aku sengaja memukulmu jakub. kau fikir saja sialan bagaimana nasib ku kalau aku tidak mengabari kevin untuk bertanya ke padanya perihal dirimu dimana"

"aku semalam capek. aku fikir kau sudah lebih dulu tidur itu mengapa aku kesini. karna aku yakin kevin pasti akan begadang karna tugasnya bukan sepertimu" tunjuk jakub ke pemuda berambut pirang itu

"hei jakub bukan kah kau hampir setiap hari ke apartemen ku hanya untuk membaringkan badan mu itu he?"

jakub terkekeh kalau seperti ini dia tidak bisa mengelak. bagaimana mungkin dia bisa mengelak sedangkan apa yang baru saja kevin bilang kepadanya itu semua adalah benar adanya.

"lain kali tendang saja vin. manusia macam dia akan terus seperti itu" ujar erik sambil melototkan matanya ke depan jakub

"sudah jangan bertengkar . mari makan aku kebetulan membeli makanan tadi diluar, cukup untuk kita" ujarnya sambil ke mengambil piring juga gelas untuk teman nya itu.

avataravatar