2 Selamat Makan

Masih terekam jelas dalam ingatan Farhan, bagaimana mereka pertama kali bertemu. Perpustakaan kampus. Farhan harus absen di hari pertama masuk, dan mengetahui fakta bahwa mereka harus mengkaji 3 buah novel per minggunya. Membaca adalah kegiatan yang paling ia benci.

Seperti kebanyakan teman sekelas, Nissa menawarkan diri membantu mencari novel yang ringan untuk Farhan, jelas Farhan sama sekali tidak menolak.

Berteman adalah niat awal mereka. Tapi siapa sangka, celah yang diciptakan rak dan buku membuat Farhan sadar, bahwa seseorang didepannya ini bak malaikat. Cantik, baik, dan memiliki senyum yang manis.

"Sebagai ucapan terima kasih ayo kita makan bareng," tawar Farhan selangkah setelah keluar perpustakaan. Nissa tampak ragu, namun akhirnya mengiyakan ajakan Farhan. Toh hanya makan sebagai ucapan terimakasih.

***

Cantik, pintar, baik. Tipe perempuan yang haram untuk di sia-siakan. Farhan mengecek isi tangki bensin, sekaligus mengecek isi dompetnya. Ini pertama kalinya ia berkencan.

Tidak, ini masih awal pendekatan. Bahkan Farhan tak tahu bagaimana perasaan Nissa padanya. Setidaknya Farhan harus berusaha membangun kesan pertama yang baik.

Motor melaju perlahan. Sebuah cafe tak jauh dari kampus menjadi pilihan. Tempatnya bersih, nyaman, dan nampaknya cukup terkenal. Setidaknya ia tidak perlu memikirkan perutnya yang akan dipelintir oleh menu yang tak ia kenal.

Mereka memesan dua gelas jus jeruk dan dua porsi pasta kerang. Cafe ini bukan restoran Itali, tapi melihat tas dengan merk ternama membuat Farhan segan memesan nasi goreng.

"Selamat makan."

avataravatar
Next chapter