1 Yunli High School

Kriiiingggg!!!!

Suara bell pelajaran pertama mulai bergemuruh di seantero sekolah tinggi Yunli. Semua murid murid tampak memasuki kelas mereka masing masing dan sebagian dari mereka juga menyiapkan diri untuk memulai pelajaran namun ada juga yang masih saja bermain main atau mengerjakan sesuatu hal yang tidak penting, seperti membaca komik, menatap jendela, ataupun membuat mainan pesawat terbang dari kertas yang di robeknya.

Brakkk

Tin Tin Tin Tin

Suara sesuatu yang jatuh menghantam keras permukaan sekaligus Suara klakson mobil yang menyambutnya terdengar sangat berisik dan sangat mengganggu.

Semua murid murid tampak mencondongkan kepala mereka dari jendela kelas walaupun hal itu sia sia.

Adapun yang berlarian ingin tau apa yang terjadi.

Mereka terdiam, terpaku melihat apa yang tersaji di hadapan mereka. masih dengan suara klakson mobil yang nyaring terdengar di pendengaran mereka namun kebisingan itu tidak membuat mereka kesal ataupun bergerutu melainkan mereka masih terpaku bahkan sebagian siswi menutup mulutnya merasa terkejut melihat pemandangan di depannya.

Pria tinggi berjalan mendekati kerumunan dan sesekali meringis melihat sajian di depan. Suara sirine ambulance langsung membuat mereka tersadar hingga satu dari tim forensik merenggangkan tempat tersebut.

"Minggir!! Minggir!! " Salah satu tim forensik berseru agar tempat kejadian segera di kosongkan.

Beberapa mobil polisi juga sudah berdatangan dan langsung memeriksa tempat kejadian. pria yang tadi berdiri kini memutuskan dirinya untuk kembali mencari ruang guru, ia merasa sedikit terkejut dengan kejadian di hari pertama ia masuk sekolah.

Pria itu berjalan sambil mencari cari keberadaan ruang guru. Hingga akhirnya  ia menemukan tulisan yang cukup besar "Ruang Guru".pria itu tersenyum lalu memasuki ruangan itu dengan sedikit gugup.

.

Keadaan di kelas masih tampak riuh karena kejadian beberapa menit yang lalu mungkin kini sudah satu jam. Bahkan guru guru tidak ada yang datang ke kelas untuk mengajar atau  memperlihatkan batang hidung mereka. Terlihat jelas jika semua guru guru itu berada di ruang kepala sekolah dan beberapa polisi ikut andil di sana.

" Siapa perempuan itu? "Tanyanya

" Aku tidak tau, tapi itu sedikit mengerikan"jawabnya.

"Sangat mengerikan" Ucapnya membenarkan lalu di setujui pria di sampingnya.

Dua pria itu kembali melanjutkan jalan mereka tanpa berpikir untuk membahas kejadian itu kembali. Karena menurut mereka itu hal yang sungguh mengerikan.

1 jam yang lalu

Tampak seorang perempuan yang tengah berlari ketakutan sesekali ia akan menolehkan pandangannya ke belakang memastikan seseorang tengah mengikutinya.

Dadanya berdegup kencang ketika melihat sosok itu kini di hadapannya dengan seringai menyeramkan yang ia tunjukkan untuk dirinya. Jika tidak mengenalnya mungkin kau akan mengira jika ia hanya sosok pria tampan dengan kharisma yang kuat miliknya. Namun semua itu bohong! Semua itu tidak benar. Jelas saja jika pria di hadapannya kini sosok psychopath yang tengah mencari mangsanya. dan akan membunuhnya sebentar lagi.

"Jangan mendekat! " Ucap perempuan itu dengan suara bergetar. Dengan langkah termundur, perempuan itu tetap merapalkan doa doa untuk keselamatannya dari pria di hadapannya ini.

"Tuhan tuhan tuhan tolong aku tuhan"

Hanya itu yang bisa ia lakukan dengan merapalkan doa menunggu keajaiban dari sang penciptanya.

"Aku membawa bunga" Ucap pria di hadapannya masih mempertahankan seringaiannya bahkan sekarang semakin tajam dan semakin menakutkan. Aura hitam benar benar terlihat jelas di dalam diri pria itu.

"Aku ti-tidak suka b-bu bunga" Jawab perempuan itu dengan ketakutan setengah mati. Pria di hadapannya kini sudah semakin dekat dengan dirinya.

Hingga punggung perempuan itu terhantuk di dinding pembatas atap sekolah lantai 5.

"Tuhan aku tidak ingin mati!!! Tolong!!!! Tolong!!! " Teriak perempuan itu pada akhirnya. Pria di hadapannya semakin tertarik dan kini tangannya sudah terulur mendekat ke arah leher perempuan di depannya.

"Jangan, ja-jangan lakukan to-tolongh" Ucap perempuan itu saat lehernya benar benar tercekik. Tubuh perempuan itu terangkat hingga pada akhirnya.

"Brakkk"

"Tin tin tin tin"

Setangkai bunga terjatuh tepat di atas perempuan itu.

.

.

.

"Perkenalkan nama saya oh willis "

"Woahhh" Suara terdengar riuh ketika melihat murid baru yang terlihat sangat  tampan itu kini tengah memperkenalkan diri di depan murid murid yang lainnya.

"Aah,, aku tinggal di daerah gangnam" Ucapnya sembari menampilkan senyum manisnya membuat murid murid perempuan merona dan salah tingkah sendiri.

"Oke,willis kau bisa duduk dimeja kosong di ujung sana" Ucap guru di sampingnya dengan menunjuk meja kosong yang terletak di dekat jendela.

"Ah iya,,terima kasih" Ucap willis membungkukkan badannya, lalu berjalan menuju meja kosong yang di maksudkan.

Semua murid di kelas itu tampak memperhatikannya bahkan sesekali willis mendapat godaan dari murid perempuan lainnya yang membuatnya tersenyum geli.

.

Semua berjalan sesuai kehendak tuhan jadi jangan salahkan takdir yang tidak pernah berpihak pada mu.

Terdengar bell Istirahat, membuat semua murid berhamburan untuk menjemput jamuan makan siang mereka. Namun kini di kelas 2-a tampak masih ramai mengerubungi bangku kosong yang kini sudah ada penghuninya  siapa lagi kalau bukan oh sehun pelakunya.

"Willis,, ayo kita ke kantin"

"Willis kamu suka warna apa? "

"Willis apa kamu suka coklat? Aku sangat menyukainya"

Dan masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan yang membuat Willis merasa pusing sendiri. Jangan tanyakan bagaimana padatnya bangkunya karena murid murid perempuan yang terus mengerubunginya.

"Ya! Ya! Ya! Minggir! " Suara teriakan dari seorang pria tinggi membuat beberapa siswi kesal dan juga terpaksa memberi jalan untuk pria itu.

Pria itu mengacak pinggangnya di depan para siswi dengan muka kesalnya.

"Ya!Zheng xue! Apa yang kau lakukan! Minggir! Biarkan aku menatap willis " Ucap salah satu siswi yang langsung di respon dengan gestur mual ala laki laki bername tag Zheng xue. sepertinya pemuda itu bukan berdarah korea mengingat namanya yang begitu beda dengan murid lainnya.

"Ya!! Kalian semua pergi!! " Usir pria bernama zheng xue itu dengan muka garangnya. Mereka tampak kesal tapi pada akhirnya mereka semua memilih untuk bubar dan beberapa dari mereka ada yg menggertak Xue untuk tidak ikut campur.

"Kau tidak apa apa? Apa mereka menyakitimu? Melecehkan mu? " Cerocos Xue membuat Willis terkekeh.

"Apa yang kau maksud? Melecehkanmu? " Tanya Willis masih dengan kekehannya. Itu tidak masuk akal pikirnya.

bagaimana bisa ia di lecehkan? bukankah seharusnya ia yang melecehkan? bukankah begitu?

"Mereka sungguh ganas, jadi berhati hatilah" Peringat Xue dengan muka sok serius. Lagi lagi hal itu membuat Willis tertawa. Oh ayolah itu semua tidak benarkan? Willis sama sekali tidak tau arah jalan pikir pria di sampingnya ini hingga mereka bertemu dengan dua pria tinggi lainnya.

Mereka berempat bertatapan sampai akhirnya Xue menjelaskan siapa pria asing di sampingnya. Mendengar semua celotehan Xue yang terdengar berlebihan membuat dua pria di depannya memutar bola matanya malas.Mereka kenal dengan sifat Xue yang begitu berisik dan seperti perempuan. Tapi jangan remehkan Kemampuan Xue yang begitu hebat dalam seni bela diri, Xue adalah siswa langganan dalam lomba kungfu. Xue selalu merampas piala tertinggi di setiap perlombaan.

"Aku benarkan Willis? "Ucap xue diakhir cerita panjangnya membuat Willis benar benar tergelitik. Willis hanya mengangguk mengiakannya.

"Aku park soha 3-a"ucapnya memperkenalkan diri

"Kim jungsan 2-c" Ucapnya memperkenalkan diri juga.

"Ah, benar aku Willis dikelas 2-a" Ucap Willis memperkenalkan dirinya.

"Willis! Jangan tersenyum!!" Teriak Xue membuat Willis bingung.

"Memangnya kenapa? " Tanya Willis polos membuat Xue sekali lagi merenggut kesal.

"Kau mau aku cubit setiap saat huh? Jangan tersenyum di hadapanku atau aku akan menghajarmu" Ucap Xue merasa sangat gemas sebenarnya pada Willis. Sedangkan Jungsan dan Soha mereka berdua terlihat hanya menggelengkan kepalanya mendengar kalimat Xue yang sangat berbeda dengan keahliannya dalam bidang kungfu itu.

.

Hari semakin gelap menandakan matahari akan tenggelam sebentar lagi. Willis berjalan menunggu bus antrian untuk dirinya sendiri. Sesekali akan melihat beberapa catatan yang selalu ia bawa di dalam sakunya.willis sangat suka mencatat hal hal penting yang terjadi setiap harinya. Seperti hari ini kejadian di sekolah barunya yang sangat mengerikan.

willis menekan koin hingga masuk kedalam celah lalu menunggu satu kaleng minuman yang terlepas dari tempatnya. Willis mengambil cola yang jatuh berguling di dalam mesin itu, Cesssss suara khas dari cola itu menguar dipendengarannya, lalu ia menenggaknya langsung karena ia pikir tenggorokannya terasa sedikit kering dan butuh sesuatu yang akan menyegarkan tenggorokannya.

Willis kembali berjalan menuju halte tempat tadi ia duduk sembari menunggu bus yang tak kunjung datang. Menunggu beberapa menit dan akhirnya Willis mendapatkan bus terakhir yang berhenti tepat di depannya. Dengan riang Willis memasuki bus tersebut, tersenyum ramah pada supir agar hari ini dosanya terasa berkurang. Itu konyol bukan?.

.

Pria dengan aura hitamnya.

Tuk

Paku kecil sudah tertancap di atas gambar seorang perempuan. Seringaian yang selalu ia junjung itu kini terparti jelas di raut wajahnya yang tajam. Matanya tampak berkilau melihat layar di depannya. Menemukan sosok yang harus ia singkirkan selanjutnya.

"Kim" Gumamnya melihat marga yang tertera di samping gambar target berikutnya.

Memainkan sepucuk bunga yang sangat di gemarinya beberapa tahun terakhir ini.

"Alangkah baiknya kita memulai ini dan bersenang senang" Ucapnya

.

avataravatar