19 Pain and Attention of Parents

"I'm home.", ucap CL dengan lemas saat sampai rumahnya. Setengah jam yang lalu adalah waktu pulang untuknya, jadi, sekarang dia sudah berada di rumah. Dia melempar tas yang dibawanya ke sembarang arah dan membanting tubuhnya di sofa ruang tamu. Tubuhnya sangat lemas, mungkin sekali lagi dia mencoba untuk berjalan, maka dia akan tumbang. Sepertinya karena belum mengisi energinya, walaupun sudah sarapan tadi pagi.

"Oh kau sudah pulang?", itu Mrs. Lee yang baru saja keluar dari dapur dan melihat anaknya yang sudah berada di ruang tamu.

"Hmm.", Mrs. Lee terheran saat mendengar jawaban itu. CL menjawab dengan nada yang sangat lemah. Wanita itu menghampiri anak perempuannya lalu melihat kondisi anak tersebut.

"You alright?", hanya anggukan kecil yang diberikan oleh CL.

"Yasudah mandi sana, bersihkan badanmu nanti lengket.", CL pun bangkit dan beranjak pergi dari sana walaupun badannya sangat lemas.

Di kamar, CL langsung membanting tasnya dan pergi ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya. Setelah membersihkan tubuh, anak perempuan itu mengistirahatkan tubuhnya diatas ranjang. Dia melupakan pesan ayahnya untuk makan saat sesampainya di rumah. Sudah merasa sangat lelah, CL memilih untuk memejamkan matanya dan pergi ke alam mimpi.

CL tidur sangat lama hingga waktu makan malam tiba. Mr. Graham baru saja pulang. Dia langsung pergi menemui istrinya di kamar.

"Apa tadi CL makan saat sampai di rumah?", tanya Mr. Graham pada istrinya.

"Makan? Tidak."

"Apa? Dia tidak makan?", Mr. Graham langsung terdiam dari kegiatan nya.

"Iya, memangnya kenapa?"

"Huuhh... dia tidak makan siang tadi. Aku sudah menyuruhnya untuk makan, tapi dia bilang dia ingin tidur karena mengantuk. Aku menyetujuinya dan menyuruhnya untuk makan di rumah saat pulang."

"Jadi?"

"Dia belum makan."

"Kalau begitu, nanti saat makan malam akan aku tambah porsi makannya.", Mr. Graham menyetujui usulan sang istri.

Di sisi lain, CL baru saja membuka matanya. Lapar adalah hal yang dirasakannya pertama kali saat itu juga. Dia melihat ke arah jam dan melihat ini sudah waktunya makan malam. Dia merasa lapar, tapi dia malas untuk makan. Alhasil dia memilih untuk berdiam diri di kamarnya.

Rasa pusing tiba-tiba mendera kepalanya. CL memegang kepalanya dan sedikit memijatnya. Menyenderkan tubuh di headboard dan menarik napas. Ah semakin malah CL berjalan ke ruang makan dan ikut makan malam bersama. Sudahlah dia akan berdiam diri saja di ruangan itu. Tidak peduli kedua orang tuanya akan marah nanti.

Tok tok tok

"Come in!", pintu terbuka dan menampilkan ayah nya. CL hanya melihat sekilas ke arah ayahnya lalu membuang muka lagi ke arah jendela kamarnya.

"Kan sudah papa bilang, sesampainya di rumah kau harus makan. Kau tidak melakukannya, dan sekarang sudah waktu makan malam tapi kau tidak makan juga.", CL tahu ini, pasti ayahnya akan menceramahi dirinya panjangan lebar.

"Aku tidak selera makan.", ucap CL tanpa melihat ke arah ayahnya. Mr. Graham menghembuskan napas dan melangkah menuju kasur.

"Kenapa? Kau ada masalah?", emosi Mr. Graham hilang begitu saja dan sekarang malah melembutkan nada bicaranya.

"Tidak, tidak ada. Aku hanya tidak selera makan."

"Tapi kau bisa sakit kalau tidak makan."

"Tapi aku juga tidak selera makan pa. Rasanya aku ingin muntah saat melihat makanan.", CL sedikit meninggikan nada bicaranya. Mr. Graham hanya bisa menghembuskan napas kembali. Dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan putrinya saat ini.

"Kau ingin makanan apa agar kau makan?", Mr. Graham memegang kedua tangan CL. Seketika dahinya berkerut saat merasakan suhu tubuh CL.

"Kau demam?!", saat itu juga Mr. Graham langsung mengecek seluruh tubuh CL. Dia memanggil salah satu maid lewat telepon rumah untuk membawakan termometer serta handuk dan air.

"Ini tuan.", maid itu memberikan benda-benda yang tadi diperlukan Mr. Graham. Setelah menyerahkan benda-benda yang dibawanya, maid itu pergi.

Mr. Graham memasukkan ujung termometer ke dalam mulut CL dan merendam handuk ke dalam air lalu memerasnya. Termometer yang berada di mulut CL langsung diambilnya. Termometer itu menunjukkan suhu tubuh CL yang sudah diatas suhu normal manusia.

"Berbaringlah.", Mr. Graham membantu CL untuk berbaring kembali lalu menaruh handuk basah tadi di dahi CL. Kalau tahu akan seperti ini, seharusnya tadi dia memaksa CL untuk makan siang, walaupun dengan sedikit kekerasan dan paksaan. Dia tidak memerhatikan wajah CL yang sudah lemah saat masuk ke kamar anaknya, karena emosi telah menguasainya

"Lee?!", itu ibu CL yang baru datang dan langsung berlari ke arah kasur CL. Terlihat raut wajah panik Mrs. Lee saat datang ke ruangan tersebut. Wanita itu langsung memegang salah satu tangan anaknya.

"Hey sweetie, are you alright?", mata Mrs. Lee seketika ikut memanas melihat kondisi anaknya saat ini. Sekecil apapun rasa sakit yang dialami seorang anak, pasti ibunya akan ikut merasakannya.

"I'm fine, ma.", lirih CL yang masih tersadar. Mr. Graham mengambil handuk di dahi CL lalu merendamnya kembali dan memerasnya lalu menaruhnya lagi di atas dahi CL, sampai berulang kali sampai dirasanya suhu tubuh CL lebih baik.

"Makanlah sedikit ya?", Mr. Graham bertanya kepada CL, tapi tidak ada jawaban dari anak itu.

"Lee, kau sudah seperti ini.", tambah Mrs. Lee.

"Kau belum mengisi perutmu seharian ini.", akhirnya setelah berpikiran sejenak, CL pun menganggukkan kepala.

"Mama ambilkan makanan dulu ya.", Mrs. Lee beranjak dari kasur dan pergi ke ruang makan.

Mr. Graham mengelus pipi anaknya yang berisi dan menatapnya sendu. CL adalah anak yang jarang sekali terserang penyakit, jadi, sekalinya CL terserang penyakit maka kedua orang tuanya akan sangat khawatir. CL terkenal sebagai anak yang kuat, jadi, kondisi ini akan membuat orang disekitarnya akan ikut sedih.

CL sedari tadi hanya diam dan sesekali memejamkan matanya. Mungkin ini adalah titik dimana dia sangat lelah dan membutuhkan banyak waktu istirahat.

Mrs. Lee kembali sambil membawa nampan yang berisikan sepiring nasi dan segelas air. Melihat kehadiran istrinya, Mr. Graham kembali membantu CL untuk bersandar di headboard.

CL yang tadinya tidak ingin makan walau hanya sesuap saja, kini akhirnya dia membuka mulut dan memakan sepiring nasi yang dibawakan ibunya. Meskipun membutuhkan waktu yang lama, tapi setidaknya dia menghabiskan makanan tersebut dan mengisi perutnya.

Mrs. Lee menaruh nampan itu diatas meja yang berada di samping kasur CL setelah selesai menyuapi putrinya makan. Kembali memegang kedua tangan CL dan mengelusnya perlahan, merasakan sensasi panas dari tangan mungil anaknya yang terdapat beberapa luka disana.

"Jangan seperti ini Lee, kau membuat kami khawatir.", ucap Mrs. Lee. CL hanya diam mendengarkan.

"Tidak biasanya kau seperi ini hmm.", Mrs. Lee mengusal kepala putrinya dengan sayang. "Kau benar benar membuat kamu khawatir."

Setelah sesikit berbicara dengan kedua orang tuanya, CL pun tertidur. Walaupun ini belumlah waktu tidurnya, tapi dia harus melakukannya.

Mr. Graham dan Mrs. Lee mencium kedua pipi CL lalu pergi dari sana dan membiarkan anak perempuan itu beristirahat.

avataravatar
Next chapter