10 One Day With Alex

Setelah adegan kejar mengejar tadi, CL dan Alex akhirnya sampai di Markas FAU dengan arahan orang-orang kiriman Mr. Graham. Tidak ingin membuang-buang waktu, kedua anak itu langsung saja melakukan tugasnya. Suasana disana tidak terlalu ramai, mungkin hanya orang-orang yang dipilih saja yang ikut andil dalam kegiatan mengurus persiapan untuk besok

Karena tugasnya tinggal sedikit lagi maka kedua anak itu hanya memakan waktu lima belas menit. Sebenarnya kegiatan itu sudah dimulai setelah waktu makan siang, tapi karena CL dan Alex tidur siang terlebih dahulu dan akhirnya datang terlambat, jadi, mereka hanya melakukan tugas yang tersisa.

"Alex, CL, take this!", seorang anggota yang juga ikut mengurus persiapan melempar dua kaleng minuman ke arah kedua anak itu yang sedang duduk di tepi lapangan.

"Thanks.", CL dan Alex meminum minuman kaleng tersebut dan langsung menghabiskan setengah dari seluruh bagian cairan tersebut.

"Mau kapan ke rumah lo?", tanya CL sambil menidurkan tubuhnya diatas rumput.

"Mau sekarang biar pulangnya ga kemaleman?", tanya balik Alex.

"Boleh, ayok!", CL dan Alex mengambil tas yang tadi mereka bawa lalu berjalan menuju pintu keluar.

"Kita pulang duluan ya kak!", iya CL atau Alex biasanya memanggil anggota-anggota disana dengan sebutan kakak, karena usia mereka paling muda. Usia CL tepatnya yang paling muda, sedangkan Alex satu tahun lebih tua darinya, tapi mereka satu kelas karena CL memulai sekolahnya satu tahun lebih awal.

"Mau dianterin ga?", tanya anggota yang dipanggil tadi.

"Gak usah, tadi cuma gara-gara ga bawa persiapan aja."

"Oh oke dah."

"Yo kita duluan!"

"Ya hati-hati."

Akhirnya CL dan Alex berangkat menuju rumah Alex. Selam diperjalanan, CL hanya memainkan revolver yang tadi diberikan kepadanya. Revolver adalah salah satu senjata kesukaannya.

"Udah napa jangan dimainin terus, nanti jari lo kagak sengaja kepleset aja.", ujar Alex sedikit kesal. Masalahnya senjata yang dimainkan sahabatnya itu bukan senjata main main, revolver itu adalah senjata yang dirancang khusus untuk anggota FAU. Ketika seseorang menembakkan peluru revolver tersebut dekat dengan objek yang akan dituju, maka objek tersebut bisa mengalami kerusakan yang parah seketika. Dan Alex berada didekat senjata berbahaya tersebut.

"Kenapa emangnya? Lo takut ya?", goda CL.

"Ya iyalah anjir.", dengan ide jahilnya, CL malah mengarahkan revolver yang dipegangnya ke arah kepala Alex dan meletakkan salah satu jarinya di pelatuk. Badan Alex seketika menegang.

"Heh anjir, jangan macem-macem lo ya, gua mati lo ikut mati nih!", ancam Alex yang berusaha fokus menyetir. CL yang melihat reaksi sahabatnya hanya tertawa terbahak-bahak.

"Dih malah ketawa, turunin senjatanya. Ketarik aja tuh pelatuk."

"Iya iya.", akhirnya CL menurunkan revolver tersebut dan menaruhnya ke dalam tas.

"Gila lo ah!"

"Ehehehe."

Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, akhirnya mereka sampai di rumah Alex. Para maid disana langsung menyambut kedatangan tuan rumahnya.

"Ga usah masak makan malam ya, kalau kalian mau masak yaudah masak buat kalian makan malam aja.", ucap Alex kepada salah satu maid.

"Tuan muda bagaimana?", tanya maid itu.

"Aku akan menginap di rumah Keluarga Lee untuk malam ini."

"Baik Tuan Muda, kami permisi.", para maid itu pergi dari hadapan Alex dan CL.

Alex langsung pergi ke kamarnya dan mengambil perlengkapan yang diperlukan untuk esok hari. CL yang hanya mengekori Alex pun kembali menidurkan tubuhnya di atas kasur.

"Sepupu lo tinggal sendirian apa gimana?"

"Bokap, nyokap gua beliin apartemen buat dia, trus dikasih beberapa maid buat disana."

"Kenapa ga tinggal disini aja bareng keluarga lo."

"Dia lebih suka tinggal sendirian, jadi, ya gitu."

"Oh emang anaknya introvert ya?"

"Gak tau dah kalo itu, gua udah lama banget gak ketemu dia. Dia dateng kesini lagi aja gua belom ketemu."

"Dih jahat banget lo sebagai sepupu."

"Ya serah lo dah mau ngomong apa."

Setelah selesai mengambil perlengkapan yang diperlukan besok, kedua anak itu pergi lagi dari rumah Alex.

"Kalo benar papa sama mama pulang malem ini, bilang aku nginep ya.", pesan Alex kepada maid.

Mobil itu kembali melaju menyusuri jalan menuju rumah CL.

"Ke supermarket dulu yuk!", ajak CL.

"Ngapain?", tanya Alex.

"Beli makanan lah, lo di rumah gua gak mau nyemil atau apa gitu?"

"Lah kan di rumah lo banyak makanan."

"Kagak boleh, itu khusus buat gua. Dah jangan banyak bacot, belok ke supermarket di depan!"

"Iya iya nyonya.", akhirnya kedua anak itu mampir terlebih dahulu ke supermarket untuk membeli beberapa snack untuk mereka berdua nanti. Tidak hanya snack yang dibelinya, ternyata ada beberapa kardus minuman dan es krim di trolley belanjaan mereka.

'Sekalian buat orang di rumah.', pikir kedua anak itu.

"Udah nih?"

"Iya udah, ayok bayar!"

Setelah membayar belanjaan, CL menyuruh Alex untuk terlebih dahulu ke mobil untuk membawa sebagian makanan sedangkan dia ingin membeli barang khusus wanita terlebih dahulu.

"Ga ada lagi?", tanya Alex setelah memasukkan semua makanan dan minuman ke dalam mobil.

"Ga ada."

Alex dan CL kembali menempuh perjalanan yang tinggal sebentar lagi. Sesampainya di rumah CL, kedua anak itu langsung turun dan membawa beberapa kantung belanjaan dan sisanya dibantu oleh maid.

"Kardus es krim sama minuman langsung dibuka terus isinya langsung masukin ke kulkas!", titah CL.

"Baik nona."

CL berjalan menuju kamarnya, dia sebenarnya ingin menaiki scooter listrik miliknya, tapi ada Alex.

"Gua mau mandi dulu, lo disini aja dulu.", ujar CL sambil berjalan ke kamarnya.

Sambil menunggu CL mandi, Alex mengelilingi perpustakaan CL untuk mencari buku yang ingin dibacanya. Perpustakaan CL sangat lengkap, bahkan perpustakaan negara hampir disainginya. Alex menemukan salah satu buku yang menarik perhatiannya. Buku itu berwarna cokelat, tebal, dan sedikit kusam. Anak laki-laki itu mengambil buku tersebut dan membaca judulnya. 'My Childhood'

Halaman demi halaman serta lembar demi lembar ia buka, tulisan demi tulisan ia baca, lukisan demi lukisan ia sentuh, foto demi foto ia perhatikan. Buku itu berisikan masa kecil CL, dia yakin bahwa lukisan dan tulisan yang berada disana adalah karya CL semasa kecil. Alex tertawa kecil melihat itu semua, ternyata dulu sahabatnya selucu ini dan berbanding terbalik dengan sahabatnya yang sekarang. Walaupun tidak seutuhnya CL berubah tapi Alex merasakan kedewasaan yang terdapat dalam diri CL.

"Lucu juga lo waktu kecil, sekarang udah dewasa aja.", ucap Alex sambil tersenyum. Setelah puas melihat buku tersebut, dia menaruhnya kembali.

"Alex, lo dimana?", itu suara CL sedikit teriak. Dia terheran tidak melihat keberadaan Alex disana.

"Disini.", Alex keluar dari salah satu rak buku yang menutupi dirinya.

"Mau mandi gak?"

"Iya, mana handuknya?"

Sekarang gantian Alex yang mandi dan CL yang akan berkeliling perpustakaan.

~~

"Tidak becus! Hanya mengikuti dari belakang saja, kalian bisa gagal?!", teriak orang itu kesal.

"Maaf tuan, kami tidak tahu kalau akan ada beberapa anggota mereka yang datang."

avataravatar
Next chapter