12 New Experience For LJ

Sekarang ketiga anak itu kembali berkeliling markas setelah berbincang-bincang di ruangan Mr. Graham. CL membawa LJ ke tempat penyimpanan senjata, ada satu hadiah yang ingin CL berikan kepada LJ.

"Nih ambil.", CL memberikan sebuah pisau militer berukuran besar yang sudah tertera nama lengkap LJ disana. "Ini gua buatin khusus buat lo, Alex juga punya.", LJ melihat ke arah Alex yang sedang menunjukkan pisau miliknya.

"Khusus?", heran LJ.

"Iya, cuma gua, Alex, sama lo yang gua buatin. Gua minta butin paling bagus, makanya ini khusus plus special."

LJ memperhatikan dengan seksama lika liku bentuk pisau tersebut. Dia terkagum dengan desainnya.

"Keren.", ujar LJ.

"Ayo, masih banyak lagi senjata yang gua pengen tunjukin.", CL memimpi jalan lagi.

"Nah ini dia gudang senjata anggota.", tanpa disadari LJ melangkahkan kakinya mengelilingi ruangan tersebut. CL dan Alex hanya diam di tempat, memandang LJ.

LJ terpukau dengan kumpulan senjata disana. Berbagai macam dan ukuran berada lengkap disana. Matanya langsung tertuju pada salah satu senjata, AK-47. Tangannya menyentuh senjata tersebut dan mengelusnya perlahan.

"Suka?", LJ langsung menolehkan kepalanya. CL berjalan mendekati LJ. "Lo suka sama yang ini?", LJ pun mengangguk.

CL mengambil senjata tersebut dan mengisi ulang amunisi pelurunya. Setelahnya dia memberikannya kepada LJ.

"Ayo!", CL mengajak LJ ke lapangan tembak, dan Alex hanya mengikutinya dari belakang. Sesampainya di lapangan tembak, CL menyuruh LJ untuk menembak salah satu sasaran yang jauh disana.

"Coba abisin sasaran didepan.", dengan penuh keyakinan LJ pun mulai melontarkan satu persatu peluru untuk menghancurkan sasarannya di depan.

Tidak ada satu menit, LJ dapat menghabiskan seluruh sasarannya. CL dan Alex pun tersenyum bangga.

"Keren."

Setelah puas bermain main di lapangan tembak, mereka kembali mengelilingi markas dan berakhir di kantin, karena sudah jam makan siang. Mereka mengambil makanan dan duduk di meja dengan dua kursi panjang.

"Udah puas kelilingnya?", tanya Alex.

"Iya, abis ini mau kemana lagi?", tanya LJ balik.

"Ya seterah lo."

"Gua mau main ke rumah lo dong boleh ga?", tanya LJ pada CL.

"Boleh, tanya sepupu lo dulu gih.", jawab CL.

"Lex, main ke rumah CL yuk!"

"Buset dah gua baru dari rumah dia kemaren. Main kemana dulu kek, nanti pulangnya baru ke rumah dia."

"Main kemana dong?"

"Mau ke panti ga?", usul CL.

"Panti apaan?", tanya LJ.

"Gua sama Alex sering main ke panti. Ada panti asuhan sama panti jompo, mau?"

"Boleh, ayo!"

"Yaudah abis makan siang nanti istirahat dulu bentar trus izin ke papa buat pergi ke sana."

Ketiga anak itu menghabiskan makan siang mereka dan diselingi beberapa percakapan. Setelah menghabiskan makan siang, mereka kembali ke ruangan untuk beristirahat sebentar sambil merapikan diri mereka.

"Udah belom?", tanya LJ yang sudah siap.

"Udah, ayo berangkat."

Sebelum berangkat, mereka pergi ke ruang Mr. Graham dulu untuk meminta izin.

"Pa, ma, kita main ke panti ya?"

"Oh kalian mau kesana?"

"Iya mau kenalin LJ sama orang-orang disana."

"Yaudah hati-hati di jalan ya!"

"Sure, bye."

Akhirnya ketiga anak itu benar-benar pergi ke panti. Di perjalanan LJ hanya dia di kursi belakang sambil menatap keluar jendela. Alex yang melihat itu pun langsung bertanya.

"LJ?", panggil Alex.

"Ya?"

"Something's wrong with you?"

"No, I'm fine."

"Are you sure?"

"Yeah, one hundred percent I'm sure."

"Oh alright."

CL yang merasa heran pun bertanya kepada Alex. Dia memberikan isyarat kepada Alex dengan maksud tujuan bertanya 'ada masalah apa?', Alex pun hanya menggelengkan kepalanya.

Menjadi kebiasaan CL dan Alex untuk membeli sedikit makanan terlebih dahulu sebelum ke panti. Seperti sekarang mobil yang dinaiki ketiga anak itu berhenti di depan salah satu toko roti.

"Ngapain?", tanya LJ penasaran.

"Beli kue dulu buat disana."

"Kok lo ga turun?"

"Biarin ada babu."

"Dih emang lo punya babu?"

"Ada satu trus baru nambah lagi satu.", LJ yang langsung menyadarinya langsung menoyor kepala Alex.

"Anjing!"

"Biasa aja dong setan!"

CL kembali dengan banyak box kue di tangannya dan dua orang penjaga toko kue di belakangnya yang juga membawa box kue.

"Bantuin tolol!", titah LJ kepada Alex.

"Udah biarin aja, tuh udah ada yang bantuin."

Pintu mobil terbuka dan CL langsung menaruh box kue tersebut ke dalamnya. Setelahnya dia berterimakasih kepada dua penjaga toko kue tadi, karena telah menolongnya.

"Udah nih?", tanya Alex memastikan.

"Iya."

Mobil itu kembali melaju.

Sesampainya di panti mereka langsung disambut oleh teriakan anak-anak yang kebetulan sedang bermain di halaman. CL, Alex, dan LJ langsung turun dari dalam mobil sekaligus mengeluarkan box kue.

"Sini non kita yang bawain aja.", beberapa pengurus panti menghampiri mereka dan mengambil box kue yang berada di tangan mereka.

"Makasih ya pak."

"Sama-sama non."

Akhirnya ketiga anak itu memutuskan untuk menghampiri segerombolan anak-anak yang sedari tadi berteriak.

"Hai!", sapa CL semangat.

"Hai Kak CL, Kak Alex."

"Kok ga pada bobo siang?"

"Enggak soalnya mau main.", celetuk salah satu anak.

"Waduh seharusnya kalian bobo siang dulu baru main, biar semangat nanti mainnya."

"Yaudah sekarang kita masuk dulu yuk, abis itu kalian bobo siang ya?, tawar Alex. LJ yang sedari tadi hanya memperhatikan di belakang tersenyum melihat keceriaan anak-anak itu.

"Ayo masuk!", ajak Alex.

Ketiga anak itu masuk ke panti dan pergi menuju aula.

"Anak-anak perkenalkan ini Kak Lathaya Jossie atau bisa kalian panggil Kak LJ, dia temannya Kak CL dan sepupunya Kak Alex. Ayo disapa Kak LJ nya.", jelas ibu pengurus panti.

"HAI KAK LJ!", kompak anak-anak.

"Halo semuanya!"

Setelah puas bermain akhirnya anak-anak diperintahkan untuk tidur siang, sedangkan ketiga anak itu pergi menuju ruangan para orang tua. LJ melihat banyak orang-orang yang usia nya sudah lanjut berada disana.

"Kau datang lagi nak.", salah satu orang tua disana menyapa CL dan Alex.

"Iya, kami mau kenalin temen kita.", CL dan Alex menatap LJ. Seolah mengerti, LJ pun maju menghampiri orang tua tersebut.

"Ini LJ, sepupu Alex.", LJ pun menggenggam tangan keriput orang tua tersebut.

"Cantik ya kamu.", ujar orang tua tersebut kepada LJ dengan tulus.

"Terimakasih."

LJ merasa senang bisa datang ke panti. Ini pengalaman baru untuknya.

Pada akhirnya mereka berada di panti hingga sore hari. Karena merasa sudah cukup lama disana, ketiga anak itu berpamitan kepada ibu pengurus.

"Sering main kesini ya LJ, ga usah merasa sungkan, kita juga keluarga kamu kok."

"Iya bu, makasih ya.", LJ memeluk ibu pengurus panti tersebut. Sekali lagi dia merasa sangat bahagia, mengingat kondisinya sendiri. Ibu pengurus panti tersebut membalas pelukan LJ dan mencium kepala LJ dengan kasih sayang.

"Yaudah bu, kita pamit pulang ya.", ujar LJ sambil melepaskan pelukannya.

"Iya hati-hati di jalan ya."

Ketiga anak itu memasuki mobil dan pergi dari sana.

"Mau ke rumah gua?", CL bertanya kepada LJ.

"Iya."

avataravatar
Next chapter