9 He's Back

Mereka sudah menyelesaikan acara makan siang sambil mendengarkan cerita Alex tentang sepupunya. Sekarang kedua anak itu berada di ruang kamar CL, beristirahat sebentar.

"Lo mau main sekarang?", tanya CL.

"Enggak deh gua mau tidur siang dulu, ngantuk bro.", jawab Alex sambil menidurkan tubuhnya di atas kasur queen size CL.

"Disini?"

"Iya."

"Terus gua dimana anjir?!"

"Di lantai situ tuh."

"Oh gitu.", CL berjalan perlahan ke arah Alex sambil menggulung bajunya dan bibirnya membentuk seringai andalannya.

"Ma-mau apa lo?", Alex menjadi takut melihat sahabatnya yang bertingkah seperti itu.

"Mau ini..", CL menarik kaki Alex secara tiba-tiba. Alex yang terkejut pun tidak siap akan kejadian tersebut, akhirnya dia terjatuh dengan bokongnya yang terlebih dahulu mencium lantai.

"Akh!", Alex mengelus bokongnya yang terasa nyeri. "Sialan lo ah!"

CL hanya tersenyum miring melihat Alex yang mengaduh kesakitan.

"Kalo mau tidur di ruang lain. Ga sudi kasur gua ditidurin orang kayak lo, banyak virus."

"HEH!", Alex bangun dari posisinya lalu mengejar CL yang sudah lari. Kedua anak itu malah bermain kejar kejaran di ruangan itu, CL berusaha menghindari Alex dan Alex yang berusaha menangkap CL.

"Rasain nih!", Alex melempar bantal ke arah CL yang berada di depan pintu, dengan cepat CL menghindari lemparan tersebut. Pintu terbuka dan menampilkan Mr. Graham, jadi, bantal yang seharusnya mengenai wajah CL tapi malah mengenai wajah Mr. Graham. Seketika kedua anak itu terdiam.

'Mampus!' – batin Alex.

'Nah loh!' – batin CL.

Alex dan CL masih terdiam dan saling memandang, sedangkan Mr. Graham masih terdiam di depan pintu karena masih terkejut.

"Ngapain kalian?", tanya Mr. Graham. CL dan Alex masih terdiam. "Kok diem?"

Kedua anak itu malah saling memandang dengan tatapan tajamnya, mereka mendumel dan saling menyalahkan.

"Udah udah, ada-ada aja kalian ini.", lerai Mr. Graham yang sedari tadi hanya menyaksikan perdebatan kedua anak yang berada di depannya.

"Iya maaf.", kompak CL dan Alex.

"Ada apa pa?"

"Kalian bisa ke markas?"

"Buat?"

"Bantu-bantu orang yang lagi nyiapin buat besok."

"Kapan? Sekarang?"

"Sebisa kalian."

"Yaudah nanti aja lah, aku mau tidur dulu."

"Alright."

"Udah itu doang?"

"Iya. Yaudah papa mau ke kamar dulu.", Mr. Graham akhirnya meninggalkan kamar CL setelah memberitahu hal yang ia ingin sampaikan.

"Sst.", panggil Alex. CL menghampiri sahabatnya lalu membaringkan tubuh di kasurnya, begitu juga dengan Alex yang sedari tadi berdiri didekat kasur.

"Nanti pulang dari markas ke rumah gua ya?"

"Ngapain?"

"Ambil baju buat besok."

"Oke."

Tidak lama kemudian mata CL dan Alex terasa sangat berat. Perlahan-lahan kedua mata mereka tertutup, mereka benar-benar tertidur sekarang.

~~

Pada jam dua siang, CL terbangun dan langsung pergi ke kamar mandi, untuk membasuh wajah bantalnya dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi, anak perempuan itu membangunkan Alex untuk bersiap berangkat ke markas.

"Oi bangun!", CL berkali-kali membangunkan sahabatnya, tapi ternyata nihil karena Alex tidak merespons sedikit pun. Akhirnya CL mengambil bantal lalu menutupi wajah Alex.

"Bangun woi curut!", Alex yang merasakan pasokan udaranya menipis pun langsung bergerak brutal sampai dia tidak sengaja menampar wajah CL.

"Huh.. huh.. huh.. gila lo!", sarkas Alex sambil menetralkan nafasnya.

"Udah jangan banyak omong, siap siap sana!", walaupun masih sedikit tidak terima atas perlakuan sahabat bodohnya, Alex menuruti perintah CL. Anak laki-laki itu pergi ke kamar mandi, untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan CL tadi.

Setelah Alex selesai menyelesaikan urusannya, mereka pergi ke ruang tamu untuk meminta izin kepada orang tua CL.

"Ma, pa! Kita berangkat ya."

"Iya hati-hati di jalan."

Alex dan CL berangkat menggunakan mobil yang Alex bawa tadi. Seperti biasa, Alex akan menjadi sopir dan CL akan menjadi penumpang. Sebenarnya mereka masih mengantuk, tapi ini kan untuk mereka juga nantinya.

CL memperhatikan jendela yang memperlihatkan jalanan yang dilalui mereka. Saat sedang melamun, matanya tidak sengaja melihat ke arah spion mobil.

"Oi oi!", CL menepuk lengan Alex sambil tetap memperhatikan spion mobil.

"Apaan?", Alex yang merasa terganggu pun menolehkan kepala ke arah CL.

"Liat spion! Liat spion!", Alex menuruti perintah CL. betapa terkejutnya dia saat melihat mobil yang sama dengan mobil yang waktu itu mengikuti mereka.

"Jangan terusin jalan ke markas!", titah CL.

"Terus kemana?"

"Ambil jalan random. Firasat gua buruk nih."

"Telepon bokap lo!", CL mengambil handphone nya lalu segera mencari kontak ayahnya. Sedangkan Alex, dia mencoba mengambil jalan yang mana saja asalkan tidak mengarah ke markas FAU.

CL berkali-kali menghubungi ayahnya tapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Woi gimana dia masih ngikutin, kita juga ga tau ini udah dimana?"

"Ish anjir bokap gua juga ga angkat telponnya lagi."

"Telepon rumah coba!", akhirnya CL menelepon nomor rumahnya. "Gimana?"

"Halo?" panggil CL saat sambungan telepon terhubung.

"Selamat siang, dengan siapa ini?", ternyata yang menjawab panggilannya adalah salah satu maid di rumahnya.

"Aku CL, papa mana?"

"Oh nona, sebentar saya panggilkan tuan.", tak lama kemudian suara Mr. Graham.

"Kenapa Lee?", tanya Mr. Graham disebrang sana.

"Pa, mobil yang waktu itu ngikutin aku sama Alex sekarang ada di belakang mobil kita."

"Apa? Kau yakin itu mobilnya?"

"Iya, dan sekarang kita masih diikutin."

"Dimana kau sekarang?"

"Ga tau, soalnya aku sama Alex ambil jalan random dan ga mengarah ke markas."

"Bagus, berusaha untuk tetap membawa dia menjauh dari markas. Dan kau, tunggu sebentar, papa kirim bantuan."

"Thank you pa.", setelahnya CL langsung mematikan sambungan tersebut.

Kedua anak itu panik, tapi dengan sekuat tenaga mereka berusaha untuk tetap tenang.

"Apa kata dia?"

"Terus bawa dia muter muter, papa lagi ngirim bantuan."

Sekitar tiga puluh menit CL dan Alex membawa mobil yang mengikutinya ke arah yang tidak diketahui kemana tujuannya.

"Ambil jalan besar!", titah CL yang langsung dituruti Alex. CL takut kalau mereka terlalu lama berada di jalan sepi, orang itu akan membawa temannya, sedangkan dia lupa membawa satu pun senjata.

Saat tinggal satu lagi tikungan, ternyata ada dua mobil FAU yang tiba. Untjng saja kemampuan melacak FAU sangat baik, jadi tidak memakan banyak waktu untuk mengirim bantuan. CL dan Alex langsung bernapas lega, sedangkan mobil yang mengikuti mereka sedari tadi berbelok ke tikungan yang berada sebelum tikungan Alex dan CL yang ingin lewati tadi.

Orang-orang yang berada didalam salah satu mobil tadi langsung keluar menghampiri mobil yang CL dan Alex kendarai, sedangkan satunya lagi berusaha mengejar mobil yang mengikuti kedua anak tersebut. Alex dan CL juga keluar dari mobil mereka.

"Kalian baik-baik saja?", tanya salah satu orang yang barusan keluar dari mobil FAU.

"Yeah we're fine, thank you."

"My pleasure."

"Ada yang bawa senjata lebih?", satu orang lainnya langsung memberikan satu buah revolver kepada CL dan Alex beserta pelurunya. "Thank you."

"Sekarang kita pergi ke markas?"

"Sure, lets go.", akhirnya CL dan Alex pergi ke tujuan awal mereka dengan diarahkan oleh orang-orang FAU tadi. Ya, kedua anak itu sudah tersesat entah dimana.

avataravatar
Next chapter