8 About Alex's Cousin

Hari ini CL memutuskan untuk menghabiskan waktunya di rumah saja. Anak perempuan itu bermain di sekitar kolam renang, dia memasukkan kedua kakinya ke dalam air sambil mendengarkan musik dan membaca novel dari salah satu koleksinya.

Ting

Handphone nya berbunyi, satu notifikasi pesan tertera di layar. Alex, nama pengirim pesan tersebut.

Alex

|Oi anak kambing?

08.00

Apa?|

08.00

|Lagi ngapain? Sibuk ga?

08.00

Lagi chatan sama lu, kenapa?|

08.01

|Ya gpp sih, nanya aja.

08.01

-_-|

08.01

|Iya iya maaf ganggu

08.01

CL langsung mematikan handphone nya lalu kembali fokus pada kegiatannya tadi. Halaman demi halaman ia buka, kata demi kata ia baca, dan arti demi arti ia pahami. Dia terlihat sangat tenang dengan kegiata nya. Mungkin dia ingin menenangkan pikirannya.

"Anteng amat mbaknya.", suara seseorang berhasil membuyarkan konsetrasi nya.

"Ngapain lo kesini?", CL bertanya kepada orang tersebut.

"Ga boleh nih?"

"Ya boleh boleh aja, tumben aja gitu."

"Nih gua bawain makanan kesukaan lo.", orang tersebut memberikan paper bag coklat. CL langsung mengambil paper bag tersebut dan membukanya. Ternyata isinya adalah mini cake rasa matcha dan minuman teh hijau tanpa gula, keduanya adalah kesukaan CL sejak dulu.

"Sama-sama.", ucap orang tersebut seraya duduk di samping CL.

"Thank you, Alex.", orang tersebut adalah Alex. Alex tahu pasti sahabat nya itu masih dalam suasana hati yang tidak baik, jadi dia berinisiatif untuk menghiburnya walau sedikit.

CL menyingkirkan novel yang berada dipangkuan nya untuk menaruh kue disana. Dia membuka penutup kue dan mengambil sendok kecil yang menempel dibalik penutup kue tersebut. Anak perempuan tersebut tersenyum melihat kue kesukaannya, dia memotong kecil kue nya lalu memakannya. Senyuman kembali terukir di wajahnya saat merasakan tekstur lembut dan rasa matcha dari kuenya.

Alex yang melihatnya pun ikut tersenyum. Entah mengapa dia tidak bisa melihat sahabatnya itu terlarut dalam sedih, dia seperti mempunyai tanggungjawab akan kebahagian CL.

"Makannya pelan-pelan, belepotan tuh.", Alex mengusap pinggiran bibir CL yang terdapat sedikit krim. CL membulatkan matanya lucu sambil menatap Alex. Entah dorongan dari mana, Alex mengusa kepala CL dan terkekeh. Hal itu membuat CL ikut tertawa kecil seperti anak kecil.

"Nih aaa!", CL mengambil sepotong kue miliknya lalu menyodorkannya ke Alex. Dengan senang hati Alex memakannya.

"Enak kan?", Alex mengangguk. "Kan udah gua bilang dari dulu, lo nya bandel sih!"

"Iya iya, mau lagi dong.", CL mengiyakan lalu mengambil sepotong kue lagi dan menyuapi Alex.

Mereka berdua berakhir dengan menyantap mini cake tersebut bersama-sama sambil memainkan air dengan kedua kaki mereka. Alex merasa senang karena sahabatnya tidak bersedih lagi.

"Wah ada yang makan kue ga bagi bagi nih mah."

"Iya nih.", itu adalah kedua orang tua CL yang baru pulang entah dari mana. CL hanya mengetahui bahwa mereka empunyai urusan penting. Alex dan CL menengok ke arah sumber suara tersebut.

"Ada kok, aku taro diatas meja makan. Tadi, aku mau kasih langsung ke aunty eh tapi aunty nya ga ada, kata maid lagi pergi sama uncle.", ujar Alex.

Mr. Graham dan Mrs. Lee menghampiri kedua anak yang sedang menyantap kue di tepi kolam renang.

"Alex, tumben sendirian. Mama sama papa mana?", tanya Mrs. Lee

"Ga tau aku juga, mereka bilangnya mau pergi ke luar kota tiga hari."

"Oh trus kamu di rumah sendirian?"

"Enggak, ada maid kok."

"Selebihnya?", Alex menggelengkan kepala.

"Nginep aja disini." Usul Mr. Graham.

"Boleh."

"Yaudah kalo gitu kita masuk dulu ya.", kedua orang tua CL masuk kembali ke dalam.

"Iya."

"Berarti bokap sama nyokap lo besok ga ikut?", tanya CL.

"Ga tau juga sih, katanya kalo emang urusan mereka cepet selesai malem ini juga udah pulang lagi."

"Ouhh.."

"Iya, lo abis ini ga ada kegiatan lagi gitu?"

"Enggak, sama mama harus istirahat yang banyak biar ga capek besok."

"Lo ada maenan apa aja?"

"Ada jenga, uno, PS, masih bayak lagi sih. Mau maen?"

"Iya nanti."

"Wait a minute! Lu bawa baju seragam mau nginep nanti?"

"Nanti balik aja ke rumah dulu, kalo ga suruh orang rumah anterin kesini."

Kedua anak itu kembali asyik bermain dan berbincang bincang sambil menghabiskan kue nya. Sangat lama mereka menghabiskan waktu di tepi kolam sehingga mereka lupa waktu.

"Permisi nona, tuan muda.", seorang maid tiba-tiba datang.

"Ya?"

"Nyonya Lee memanggil kalian untuk makan siang."

"Oh baiklah. Bisa kau tolong bantu aku rapikan barang-barang ini?"

"Bisa nona."

"Terimakasih.", CL dan Alex bangkit dari duduknya dan pergi menuju ruang makan. Disana sudah ada ibu CL yang sedang menyiapkan alat makan sedangkan ayah CL baru saja datang.

"Masak apa ma?"

"Makanan kesukaan kamu tuh.", CL melihat ke arah meja makan. Benar saja, diatas meja makan tersebut sudah ada sepiring besar fried chicken dan salad sayur kesukaannya.

"Woahh… thank you mom."

"Anything for my baby girl."

"I'm no baby btw. C'mon Alex.", CL mengajak Alex untuk duduk, karena sedari tadi CL melihat Alex yang sudah kelaparan.

Akhirnya mereka makan siang bersama dengan celotehan dan canda tawa khas keluarga mereka. Sayangnya orang tua Alex tidak ada, coba saja ada, mungkin akan terasa lengkap. Mrs. Lee tidak henti-hentinya mengingatkan Alex dan CL untuk beristirahat cukup untuk menghadapi hari esok.

"Oh iya Alex aku belum sempat bertanya.", ujar Mr. Graham.

"Tentang?"

"Sepupumu. Aku belum bertanya, sepupumu laki-laki atau perempuan?"

"Dia perempuan. Sepupuku anak tunggal juga di keluarganya, tapi sayang dia sudah menjadi yatim piatu semenjak dia berusia tiga tahun.", ucapan Alex membuat semua orang yang berada disana menghentikan acara makannya karena terkejut. Terlebih CL.

"A-apa?", CL bertanya tidak percaya.

"Iya. Kedua orang tuanya telat punya anak, jadi dia lahir pas ibunya usia 40 tahun dan ayahnya usia 47 tahun. Ga disangka ayahnya ternyata anggota FAU yang dulu ikut kebantai dan ibunya meninggal karena serangan jantung."

"Trus yang rawat dia siapa?"

"Dia dibawa sama tante dari pihak ayahnya ke Tokyo sampai usia dia empat belas tahun dan sekarang dia udah kembali kesini hidup mandiri."

"Kenapa dia ga tetep tinggal di sana? Kan lebih enak disana."

"Dia mau gabung jadi anggota FAU, udah impian dia dari kecil mau jadi kayak ayahnya."

"Dia tinggal dimana sekarang?", giliran Mrs. Lee bertanya.

"Dia tinggal di Chicago, tapi pindah ke New York lima bulan yang lalu pas dia mulai jadi anggota di FAU."

"Oh gitu, turut berduka cita. Maaf kita selama ini ga tau apa-apa."

"Ga apa-apa aunty, aku juga baru tau belum lama ini."

Makan siang diakhiri dengan Alex yang menceritakan hal-hal tentang sepupunya. Mereka semua terkagum dengan sepupu Alex yang tidak pernah putus asa walau dengan kondisinya yang tidak biasa.

avataravatar
Next chapter