webnovel

Kegelapan

Dewa telah meninggalkan dunia. Kekaisaran Oblitus penguasa benua runtuh dan seluruh benua dibawa ke dalam kehancuran. Kejahatan bukanlah hal yang baru.

Nyawa bukanlah barang berharga. Kedamaian hanyalah impian naif.

Kelaparan dan kemiskinan menguasai benua.Bertarung atau mati, membunuh atau dibunuh, tak ada orang yang bisa dipercaya.

Doa-doa takkan pernah terkabul di Tanah Oblitus.

"Yang Mulia! Kekaisaran Magna telah menggerakkan 50.000 pasukan mereka menyeberangi perbatasan!"

"…"

"Yang Mulia! Pemberontakan telah terjadi di Provinsi Parvus!"

"Kita harus bertindak cepat Yang Mulia! jika ini terus berlanjut kerajaan mungkin akan runtuh!"

"Benar Yang Mulia!"

Sekelompok bangsawan berada di sebuah ruang singgasana.

Seorang pria tua berambut putih dan berjanggut panjang duduk diam di singgasananya.

Mahkota memang berada diatas kepalanya membawa keagungan yang tak tertandingi tapi itu tidak seperti ekspresinya yang hanya menundukkan kepalanya.

Kerajaannya akan runtuh, raja yang seharusnya kokoh tegar memberi harapan rakyatnya hanya bisa diam seperti orang mati.

"Yang Mulia, saya menyarankan untuk menggerakkan para penduduk untuk menahan serangan dari kekaisaran iblis itu! saya dengan hati akan memimpin pasukan itu dan membawa kemenangan untuk anda."

Raja yang hanya menunduk mulai menatap bangsawan yang berbicara.

Duke Alvian Bern Pontus, Seorang Duke Wilayah Silva yang juga adalah bangsawan korup, orang yang juga bersengkongkol dengan Kekaisaran Magna.

Begitu juga semua bangsawan yang ada didepannya saat ini, merka tak beda busuknya dengan pemimpin fraksi mereka.

Sang Raja sudah tahu kalau dia bangsawan korup, tetapi dia tak berdaya, orang yang berbicara adalah bangsawan yang paling berpengaruh di Kerajaan Ignis.

Raja yang terdiam mulai berbicara seperti layakya orang sekarat.

"Baiklah, Aku Charles Lux Fons Ignis Raja Kerajaan Ignis memerintahkan, Duke Silva, Alvian Bern Pontus –"

"Baik Yang Mulia" Duke Alvian menundukkan kepalanya memberi penghormatan kepada raja.

"–ambil kendali seluruh pasukan kerajaan untuk meredam pemberontakan dan melawan invasi kekaisaran."

"Baik Yang Mulia, dengan seluruh jiwa dan raga ini akan mempertahankan kerajaan hingga titik darah penghabisan!"

'Yang Mulia tenang saja, kerajaan ini akan runtuh'

Duke Alvian masih menundukkan kepala, senyum setengah wajah mekar,membawa kengerian bagi yang melihat

Next chapter