1 Chapter 0

Mereka bilang, cinta itu adalah suatu pengorbanan

Suatu pengorbanan yang penuh dengan perjuangan

Suatu perjuangan yang harus dilalui dengan penuh kesabaran

Suatu perjuangan yang terkadang terasa getir.

Terkadang pula terasa manis...

Suatu perasaan manis yang selalu melekat di hati dan memori pikiran...

Cinta...

Suatu perasaan yang ada di setiap hati individu manusia

Kehadirannya yang tak terduga

Membuat seseorang terlambat untuk menyadarinya

Sehingga rasa itu, terkadang hanya berujung pada suatu kata penyesalan.

Cinta...

Tak mengenal kepada hati siapa rasa itu hendak melekat

Namun rasa yang melekat di hati itu memandang kepada siapa perasaan itu hendak diberikan

Cinta tak pernah buta dalam memandang

Hanya nafsu lah yang selalu senantiasa membutakan mata hati seseorang..

-Filosofi Cinta Gula dan Garam-

======================================================================

Bandung, 01 Januari 2017...

Minggu pagi, suasana di kota Bandung diawal tahun terasa sepi sekali. Sekitar jalan raya yang biasanya sudah dipadati oleh kendaraan roda dua dan roda empat, hari ini terlihat begitu lenggang.

Pedagang bubur ayam, lontong kari, kupat tahu, nasi kuning, nasi uduk, dan lotek sayur yang biasa meramaikan suasana di pagi hari di sekitar komplek pun tak terdengar rima suaranya. Mungkin karena banyaknya masyarakat Bandung yang masih menikmati tidur lelap mereka selepas merayakan tahun baru bersama keluarga dan para kerabat di sepanjang malam. Bersorak sorai bersama kawan dan keluarga dengan penuh canda tawa, menikmati hidangan ayam dan jagung bakar di bawah indahnya gemerlap bintang-bintang, menatap pesona percikan kembang api yang berwarna-warni di langit gelap, dan saling merangkul dalam suasana yang penuh kehangatan.

Beberapa hari yang lalu, aku berencana untuk mengisi hari pertama di tahun baru ini dengan kegiatan kerja bakti membersihkan rumah, dan merapihkan segala macam perabotan lamaku yang sudah bertahun-tahun disimpan di dalam gudang.

Ada banyak jenis perabotan yang menumpuk di sana. Segala perabotan yang telah diselimuti oleh kotoran dan debu. Perabotan yang ada di gudang, kebanyakan berupa barang-barang kebutuhan yang biasa aku gunakan pada saat aku masih kuliah dahulu. Barang-barang kebutuhan itu berupa buku-buku kuliah, monitor tabung, dan komputer pribadi. Untuk selebihnya, berupa alat pertukangan milikku, dan barang perabotan rumah tangga yang sudah tak terpakai milik istriku tercinta.

Aku bersihkan segala perabotan yang ada dari segala kotoran dan debu. Hidungku terasa gatal tatkala debu-debu berterbangan di hadapanku. Meski begitu, aku tetap membersihkannya hingga kotoran dan debu itu tidak lagi terlihat di atas perabotan.

Setelah semuanya terlihat bersih, aku memilih dan memisahkan antara barang yang kira-kira masih dipakai dengan yang tak lagi digunakan. Untuk barang-barang yang masih bagus, namun tak lagi digunakan rencananya akan aku jual melalui situs jual beli online. Sementara yang masih bagus dan kira-kira masih bisa digunakan, tetap aku simpan di dalam gudang. Adapun barang yang rusak, untuk sementara waktu rencananya akan disimpan dahulu, karena siapa tahu masih bermanfaat untuk hal lainnya ataupun masih bisa diperbaiki lagi.

Monitor tabung dan komputer pribadi untuk sementara waktu aku simpan dahulu. Karena jika kedua barang ini aku jual melalui situs jual beli online, maka kemungkinan besar tak ada seorangpun yang berminat untuk membelinya. Disisi lain, barang-barang antik seperti ini akan menjadi suatu item yang memiliki nilai jual tinggi di masa mendatang.

Untuk buku-buku bekas yang sama sekali tidak lagi aku manfaatkan, rencananya ingin aku jual di toko buku palasari. Meskipun nilai jualnya tak seberapa, namun nilai mata uang dari hasil penjualan buku-buku yang tidak lagi aku manfaatkan itu dapat digunakan untuk membeli barang kebutuhan yang bermanfaat lainnya.

Aku mulai memilah buku yang masih ku manfaatkan sewaktu-waktu dengan yang tidak lagi ku manfaatkan.

Disaat aku hendak memindahkan salah satu buku pelajaran semasa kuliahku dulu, tiba-tiba saja aku menemukan sekumpulan foto yang tersimpan secara rapih diantara selipan buku-buku itu.

Aku amati foto lamaku yang tersimpan secara rapi di dalam balutan plastik kertas transparan. Aku buka balutan plastik itu, lalu aku amati lembaran fotoku secara satu persatu.

Foto pada lembaran pertama, berupa fotoku bersama rekan-rekan sekelas. Di dalam foto itu wajahku terlihat sedikit berkeringat. Aku masih ingat secara jelas waktu pengambilan foto waktu itu. Saat pengambilan foto, wajahku masih terlihat begitu muda dan tampan. Sesaat sebelum acara pemotretan bersama rekan-rekan sekelasku dimulai, rekan-rekan sekelasku baik laki-laki maupun perempuan berdandan rapih di depan cermin. Begitu acara pemotretan hendak dimulai, kami semua berbondong-bondong mengambil posisi masing-masing. Baik laki-laki maupun perempuan saling bercampur dalam suatu barisan yang bertingkat. Rekan-rekan sekelasku yang berjenis kelamin perempuan, saling berebut posisi foto tepat disisi kanan dan sisi kiriku, dengan posisi tubuh mereka yang begitu berdempetan dengan tubuhku. Aku merasa tidak nyaman akan hal itu, rasa ketidak nyamanan itulah yang membut wajahku menjadi berkeringat.

Foto selanjutnya, foto yang mampu menyita perhatikanku dan juga menghadirkan kembali segala bayang-bayang kenanganku dimasa lalu. Fotoku bersama seorang gadis yang bernama Cinta.

Cinta, itulah nama seorang gadis yang pernah aku kenal dimasa lalu. Seorang gadis yang selalu menemani hariku, disaat aku masih duduk di bangku perkuliahan. Masa-masa indah penuh kenangan bersama kawan seperjuangan.

Chyntia Cintami, itulah nama lengkapnya. Perempuan kelahiran Padang, Sumatera Barat. Meski Cinta lahir di Padang, namun dirinya tidaklah pandai berbicara dengan menggunakan bahasa minangkabau yang merupakan bahasa daerah dari masyarakat Padang. Cinta tidak pandai berbicara dengan menggunakan bahasa daerah dari tanah kelahirannya, karena ketika dirinya masih berusia kanak-kanak, ia sudah ikut bersama dengan sanak keluarganya merantau ke kota Jakarta, dan menetap lama di sana.

Cinta, ia tercipta sebagai sosok gadis berparas cantik nan jelita. Rambutnya yang panjang dan tipis berwarna hitam kecokelatan terurai lurus secara halus dan mempesona. Bola matanya yang cokelat, kulit putihnya yang cantik dan mulus terawat, hidungnya yang mancung, bentuk lekukan bibirnya yang terlihat begitu manis, dan tinggi tubuhnya yang terlihat begitu ideal, mampu memberikan daya tarik yang menarik di mata laki-laki yang memandangnya.

Bila berbicara tentang dia, maka aku teringat tentang hari-hari indahku bersamanya.

Hari-hari indahku bersama Cinta pertama kali dimulai pada saat aku mengikuti orientasi mahasiswa baru di kampus tempatku menempuh pendidikan tinggi yang berlokasikan di kota Bandung. Di perguruan tinggi yang penuh dengan kenangan manis itulah segala kisah pengalaman cintaku bersama sosok pendamping hidupku dimulai...

avataravatar
Next chapter