webnovel

Chapter 1

Kematian....

Cinta yang terkhianati....

Misteri sebuah kejadian....

Dan kegagalan sebuah harapan....

Semua itu adalah kenyataan yang terjadi di masyarakat pada umumnya, di manapun mereka berada. Mau tidak mau, kita harus menjalaninya. Namun, sebagian orang tidak mau mengakuinya sehingga membelot ke jurang yang sangat gelap, dengan kata lain adalah jurang keputusasaan. Karena itulah, banyak kejahatan di mana-mana.

Pada suatu hari, ada kelompok kegelapan yang merajalela di kota Tokyo, tepatnya di Hibiya dan membuat kekacauan dengan cara apapun sehingga membuat para aparat kepolisian kewalahan. Mereka adalah para penjahat yang menyebut diri "Penjahat Kota" atau sebutannya "The Darkness of City". Di manapun kelompok ini berada, pasti ada kekacauan di sana. Di situlah keberadaan kelompok pembela kebenaran yang terdiri dari anak-anak muda itu ada, yaitu Fight 4 Real. Tugas Fight 4 Real adalah memecahkan misteri yang ada di kota dan menumpas kejahatan. Namun, berbeda dengan kelompok kebanyakan, Fight 4 Real menggunakan kemampuan khusus dan menggunakan senjata khusus. Jadi, kami bisa leluasa memecahkan setiap misteri meskipun harus bertarung.

Namaku Asahina Konomi. Awalnya aku hanya gadis biasa dengan kemampuan yang cukup aneh yaitu merasakan aura aneh dari jarak 5 kilometer dan hanya itulah yang bisa kulakukan. Sejak aku bergabung dengan kelompok Fight 4 Real yang terdiri dari Himeragi Hotaru, Amatsuki Kakeru dan Yuzunashi Hikari, kemampuanku berubah meningkat dan di dalam tubuhku terdapat kekuatan yang menyerupai kekuatan Iblis. Aku berjuang memecahkan masalah yang kompleks bersama Fight 4 Real. Kuharap semua berjalan lancar.

~~~

Musim semi....

Musim di mana penerimaan murid baru di mulai dan aku tidak sabar untuk momen seperti ini. Surai hitam yang kuikat ke belakang tersebut berkibar-kibar ditiup angin musim semi. Manik kuning milikku menatap bunga sakura berjatuhan tersebut.

"KONOMI-CHAN!!!"

Tiba-tiba, kedua telingaku menangkap sebuah suara yang tidak asing bagiku. Ya, manik kuningku menangkap gadis bersurai hijau yang berlari ke arahku dengan cepat. Tanpa berpikir panjang, aku memiringkan tubuhku dan sesuai dugaanku, tubuh gadis tersebut nyaris menyentuh tanah jika tangan kanannya tidak kupegang.

"Kau ini.... selalu membuatku repot, Kosaki-chan."

"Maaf, maaf, Konomi-chan." Gadis tersebut hanya tersenyum nyengir sambil menjulurkan lidahnya "Kalau tidak dengan cara ini, kai tidak akan mendengar panggilanku."

Aku hanya menghela nafas frustasi mendengar ucapan Kisaki. Tiba-tiba aku merasakan aura seorang pemuda yang menurutku sangat tidak asing. Manik kuning milikku menangkap pemuda bersurai hitam agak berantakan tersebut melintas di depan gerbang sekolahku. Karismanya sangat dewasa dan jaket merah miliknya menambah karisma tersebut.

"Konomi-chan?" Kosaki menatapku dengan tatapan bingung "Apa kau baik-baik saja?"

"Ah, ya, Kosaki-chan." Dengan cepat, aku sadar dari lamunanku "Ayo kita ke ruang olahraga."

"Dari tadi aku bilang begitu, Konomi-chan."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

Akupun hanya tersenyum kikuk mendengar ucapan Kosaki yang terdengar seperti anak kecil. Kamipun pergi meninggalkan halaman sekolah yang penuh bunga sakura berguguran tersebut.

****

Saat pulang sekolah, manik kuning milikku menangkap 3 orang pemuda yang tengah duduk-duduk santai. Tubuhku terasa kaku sehingga tidak mampu berjalan lebih lama. Ya, aku bertemu dengan 3 orang berandalan yang selalu mencari masalah dengan para gadis beliau. Kudengar berita bahwa sudah 13 orang gadis belia yang menghilang tanpa jejak sejak bertemu dengan mereka bertiga. Dengan kata lain, ketiga berandalan ini sangat gila....

"Ada gadis manis rupanya." Pemuda bersurai kuning berantakan tersebut mendekatiku dan memegang dahulu dengan tangan kotornya "Hei, Nona, maukah kau menemani kami bermain?"

Plak!!!

Aku menepis tangan pemuda tersebut dari daguku dan menatap sinis mereka bertiga "Maaf, aku tidak punya waktu untuk bermain dengan kalian dan jangan sentuh aku."

"Ara, galak juga kau, Nona." Pemuda tersebut hanya tersenyum licik "Tapi manis juga."

Tanpa berpikir panjang, aku memukul perut samping pemuda bersurai kuning tersebut dengan tongkat pipa besi yang kutemukan entah di mana. Pemuda tersebut langsung tumbang tepat di depan mataku. Kedua rekannya langsung terkejut melihat pemuda tersebut tumbang. Aksiku membela diri tersebut dilihat oleh semua orang yang berada di lokasi, termasuk pemuda bersurai hitam yang kulihat tadi pagi.

"Lumayan juga gadis itu bisa menumbangkan salah satu dari mereka bertiga. Kuakui dia hebat sekali."

Pemuda bersurai hijau tua tersebut menatap tak percaya dengan apa yang terjadi pada rekannya sendiri, lalu beralih ke arahku "Apa yang kau lakukan padanya, gadis kecil??!!"

"A-aku tidak tahu kok." Aku memasang wajah tidak berdosa karena yang kuhadapi sangatlah kuat "Di-dia malah pingsan juga."

"Kurang ajar!!! Gadis kecil kurang ajar sepertimu pantas mendapatkan pelajaran yang setimpal." Pemuda bersurai hijau tua tersebut bersiap untuk memukulku.

Tubuhku mulai menegang hebat dan manik kuning milikku langsung membulat sempurna. Keringatku bercucuran sangat deras karena saking takutnya. Senjataku yang berupa tongkat besi tersebut kugenggam dengan erat. Sungguh, aku benar-benar ketakutan sekali.

Wush!!!

Grap!!!

Kepalan tangan milik pemuda bersurai hijau tersebut tidak mengenaiku melainkan ditahan oleh seorang pemuda bersurai hitam agak berantakan.  Tangan pemuda tersebut sangat kokoh sehingga mampu menghentikan perkelahian yang tak wajar tersebut.

"Apa kau baik-baik saja, Nona?"

Akupun hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan pemuda tersebut "Ya, aku baik-baik saja."

Lalu, manik coklat milik pemuda tersebut menatap sinis pemuda bersurai hijau tersebut "Apalagi ini? Apa kau tidak bosan mencari masalah dengan kami, wahai berandalan gila?"

Krak!!!

Manik kuning milikku menatap kaget ke arah kedua pemuda tersebut dan kulihat tubuh para berandalan tersebut mulai gemetar melihat pemuda tersebut. Tanpa berpikir panjang, para berandalan tersebut melarikan diri karena mereka takut pada pemuda tersebut.

"Kami tidak mau berurusan dengan kalian, Fight 4 Real!!!"

"Apalagi denganmu, Himeragi Hotaru!!!"

Fight 4 Real??

Mungkin yang dirumorkan telah melumpuhkan mental para berandalan tersebut memang benar. Sebuah kelompok yang berhasil membuat mental para musuh lumpuh.... Wah, berarti aku aman untuk saat ini.

Tapi....

Himeragi Hotaru??? Sepertinya nama itu tidak asing bagiku. Nama itu mengingatkanku pada kejadian 3 tahun yang lalu.

Aku langsung mendekati pemuda tersebut dengan canggung "Terima kasih sudah menolongku."

"Sama-sama." Pemuda tersebut menatapku dengan tatapan datar "Kau tahu namaku kan? Jadi tidak perlu ku.... "

"Asahina Konomi. Namaku Asahina Konomi." Dengan cepat, aku memperkenalkan diri di depan pemuda yang bernama Himeragi Hotaru tersebut "Umur saya 16 tahun dan saya kelas 1 SMA Kirishima."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Hmm.... salam kenal, Konomi."

"Lalu umur anda berapa?"

"20 tahun dan.... " Hotaru-senpai menarik tanganku dengan kuat "Ikut aku dan jangan membantah."

Aku hanya menurut dan kami berduapun pergi, namun bukan dengan cara berjalan seperti biasa.... melainkan.... dengan cara berteleportasi!!!! Sebenarnya dia ini manusia atau bukan sih??!!

Wush!!!

Splash!!!

Kami berdua tiba di sebuah tempat yang gedungnya sangat terawat. Manik kuning milikku menatap kagum bangunan tersebut. Astaga, seperti istana sang raja saja....

"Ini markas Fight 4 Real." Hotaru-senpai menunjuk bangunan tersebut "Ayo kita masuk."

"Ah, ya."

Kami berdua langsung memasuki gedung tersebut dan ternyata sangat megah. Kurasa siapapun pasti betah dengan suasana ini. Tidak, tidak, ini markas Fight 4 Real... Lebih baik aku menjaga sikap.

"Kakeru, Hikari, aku pulang."

Manik kuning milikku menangkap seorang pemuda bersurai hitam agak rapi dengan Manik biru muda yang mempesona dan seorang gadis bersurai hitam pendek yang sangat cantik dengan manik hijau mudanya yang cantik.

"Selamat datang, Hotaru-senpai."

"Dia ini siapa?" Pemuda bermanik biru muda tersebut menatapku sejenak "Bukankah kita dilarang untuk membawa orang luar selain yang direkomendasikan oleh kita sendiri?"

"Aku tahu itu, Kakeru. Gadis ini yang kurekomendasikan untuk menjadi anggota Fight 4 Real." Hotaru-senpai menghela nafas sejenak "Namanya Asahina Konomi, adil detektif Asahina Azami."

Manik kuning milikku langsung membulat sempurna dan menoleh ke arah pemuda bermanik coklat tersebut "Tunggu sebentar!!! Ini maksudnya apa ya??"

Bukannya menjawab, Hotaru-senpai mengambil amplop di meja dan mengeluarkan isinya. Manik coklat miliknya menatap beberapa kertas yang berisi data tersebut "Asahina Konomi, 16 tahun, adik detektif Asahina Azami. Kehilangan kedua orang tua dan adik laki-laki saat usianya 12 tahun. Tinggal di apartemen kakaknya dan kini bersekolah di SMA Kirishima."

Deg!!!

Ternyata dia mengetahui data bioku. Pantas saja tiba-tiba dia datang menolongku saat aku diserang para berandalan itu "Lalu, apa mau kalian dariku?"

"Jadilah anggota Fight 4 Real dan tinggal di sini."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

Aku langsung memicingkan mataku curiga "Kenapa harus aku?? Apa karena aku adik seorang detektif terkenal?

"Bukan."

"Lalu?"

"Karena aku tahu kau memiliki bakat yang kemungkinan besar tersembunyi."

Aku hanya mengangguk paham dan kulihat mereka mulai menunggu jawaban dariku. Kurasa tidak ada salahnya jika aku bergabung dengan mereka sekalian mencari tahu tentang Fight 4 Real.

"Baiklah, aku bersedia bergabung dengan kalian."

****

"Apa kau yakin tinggal di markas Fight 4 Real adalah keputusanmu sendiri, Konomi?"

"Iya, kak Risa. Aku tidak mau merepotkan kakak lagi dan mereka menyediakan kamar khusus untukku."

"Baiklah, Konomi. Kakakmu pasti menyetujui keputusanmu."

Aku langsung menutup koper milikku. Sudah saatnya aku menjalani kehidupan yang di mana dunia tak lagi berpihak padaku. Kulihat seorang wanita bersurai hitam panjang dan bermanik hijau tengah menatapku dengan tatapan yang sulit kutebak.

Sret!!!

"Nah, sudah selesai." Akhirnya aku menyelesaikan pekerjaanku dalam merapikan barang-barangku. Yosh, aku sudah bersiap untuk menjalani kehidupan yang berat "Kak, aku pergi dulu. Sampaikan salamku pada kak Azami."

"Ya, nanti kusampaikan padanya."

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan wanita tersebut. Ya, beliau adalah Suzuki Risa, yang entah namanya atau apa, istri kakakku yang lebih dulu menjadi detektif, Asahina Azami. Aku mengikuti jejaknya sejak kasus penembakan 3 tahun yang lalu. Waktu itu, seorang pemuda berpakaian seragam SMA terluka di bagian lengan kirinya. Kuharap dia baik-baik saja.

Cklek!!!

Blam!!!

"Jadi, Konomi memutuskan untuk bergabung dengan Fight 4 Real begitu?"

"Ya, Azami-kun. Konomi tidak ingin merepotkan kita lagi dan sebaiknya kita biarkan saja dia."

Pria bersurai hitam tersebut keluar dari persembunyiannya dan menatap Manik hijau istrinya dengan manik kuning miliknya "Sudah saatnya Konomi menemukan dunianya dan kurasa dia mungkin menemukan dirinya kelak."

"Ya, Azami-kun. Sama dengan adikku... Yuki."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

Kak Azami menyadari ingatan kak Risa kembali dan memeluk istrinya tersebut "Jangan khawatir, Risa. Suatu saat kita bisa bersatu kembali seperti dulu."

Next chapter