1 A. berawal dari kata

hari itu langit sedikit tak bersahabat, dengan mengangkat buku diatas kepalaku aku berusaha lari sekencang yang bisa menuju tempat yang mulai ramai didatangi orang untuk berteduh.

sialnya aku datang cukup terlambat dan berteduh untuk separuh badan saja. lengan kiriku basah kuyup, percuma saja aku berusaha untuk meluangkan tempat itu, seorang ibu berbadan besar mendorongku hingga aku terjatuh

"makanya tahu badan kecil itu gak usah sok ndorong2 sini... "

tidak hanya basah aku juga dimarah habis habisan. seketika itu juga semua mata tertuju padaku. malu bercampur kesal membuatku ingin cepat cepat pergi dari tempat itu.

saatku berbalik badan

"aw.. sakit tauk.. kalau jalan pakai mata dong"

ntah mengapa aku meluapkan kekesalan ku dengan lelaki yang tak sengaja aku tabrak itu.

lelaki itu hanya berdiri diam memandangiku sambil memegang payung hijaunya.

"apa lihat lihat.. kamu fikir aku ini tontonan.. minggir.. "

aku menabrak bahu kanannya dan pergi begitu saja. ya.. aku tahu, secepat itu aku menjadi wanita yang tidak punya malu. aku yang menabrak tapi akulah yang memarahinya. aku pergi dengan membawa perasaan bersalah. saat itu aku berjanji, jika ku bertemu lagi dengan laki laki asing itu aku akan meminta maaf. tapi rasanya itu is impossible. yah karena, baru kali itu aku bertemu dengannya, selain itu bukan didaerah itu aku tinggal.

aku berlari dengan hati yang lumayan mengamuk. mengamuk pada diriku sendiri yang gak bisa untuk jujur pada keadaan, coba kalau aku berani saat itu kesan pertama yang buruk itu gak akan terjadi diantara kami. yap.. cerita anara aku dengan si lelaki asing itu berlanjut. tak pernah kusangka, disaat semua kacau dia selalu hadir dengan wajahnya yang datar tanpa ekspresi. aku kembali bertemu dengan laki laki asing itu dia hari setelah kejadian di halte bus yang menjengkelkan itu.

tepatnya sore, saat senja mulai menampakan pesonanya untuk mendapatkan banyak pencinta yang kemudian menjatuhkan pencinta dirinya itu kedalam kehampaan karena pesona yang indah itu hanyalah milik sore.

saat itu aku berjalan menyusuri pasir pantai yang mulai dingin karena angin malam, mataku mulai sembab karena air mata yang selalu meminta untuk bebas.

ntahlah, apa yang ku fikirkan saat itu, yang jelas aku kacau, hidupku tak seperti yang kuharapkan sama seperti sore itu, mungkin karena mataku tertutup air mata atau ntah karena apa, bisa bisanya aku menabrak seorang wanita yang sedang asik minum coffe bersama kekasihnya. namanya juga zaman dah gak mau dibilang cupu, tentu aja banyak orang yang sedang menghabiskan sore bersama kekasihnya untuk melihat matahari tenggelam, beda denganku.

seketika itu, aku tiba tiba sperti menjadi satu satunya pengacau keromantisan yang berusaha mereka ciptakan. it's ok aku yang membuat coffe itu jadi sia sia dengan tumpah diatas pasir, tapi itu kan just a coffe, ya meski si cewek kenak sih dikit bajunya, tapi kan gak harus semarah itu juga, dengan lantangnya si cewek berkata

" lo gak punya mata apa..? lo tahu baju gue ini mahal..! "

dengan keberanian yang berusaha aku dapatkan dengan mengepalkan tangan aku menjawab seolah olah menjadi manusia yang gak bersalah

"mahal gak mahal pun nantinya juga dicuci.. repot amat sih.. "

aku lihat ke dua matanya, dalam hatiku berkata seolah olah dia sedang berkata padaku cewek kurang ajar. bener apa kataku, sesaat setelah jawabanku, satu tamparan melayang ke wajahku

" dasar gak tahu malu.. kamu yang salah kok kamu yang sewot..? harusnya kamu itu minta maaf"

"kalau semua yang salah harus minta maaf apa bisa kelar gitu aja..? apa kamu gak akan bilang ganti bajuku untuk selanjutnya...? apa semudah itu menerima maaf..? gak usah munafik mbak.. kata maaf cuman pantes dikasih buat orang yang benar benar mau ngasih maaf.. bukan kayak mbak... "

sungguh diriku yang tak kenal malu, tentu saja si cewek semakin marah denganku, hampir saja dia menamparmu lagi, tapi saat tangan itu hampir mendarat di pipi yang sudah memerah itu

" seharusnya anda yang meminta maaf, andalah yang bersalah dengan menampar dia... ini bisa jadi kekerasan pada orang asing yang baru ditemui"

oh my god. aku harus bilang apa, sempet sih bayangin adegan yang seperti itu, tapi bukan sama dia.

"ah.. bodo amat, yank... pergi yuk.. jangan diterusin.. lama lama kamu stres ngadepin orang kayak mereka... " ahirnya si cowok yang sedari tadi diam angkat bicara juga, dengan enggannya si cewek pergi dengan si cowok. dan aku tersenyum bangga karena ahirnya dialah yang pergi, tapi.. siapa sangka aku justru jatuh dalam masalah yang lebih daripada itu

"kamu kan yang di halte itu kan.. "

ingat juga si laki laki asing itu padaku, terselip perasaan bangga dan hawatir. bukannya berkata terimaksih karena sudah membantuku justru sebaliknya

"iya kenapa? memangnya kita saling kenal?, sorry ya, aku lagi gak mood.. aku mau pergi"

"namamu.. "

aneh! itulah yang aku rasakan pertama kali saat kami mengobrol. ku hentikan langkah kakiku dan berbalik hanya untuk melihat lelaki itu lebih jelas.

bola matanya hitam, bertubuh tinggi, bibir tipis lumayan lebar, rambut yang cool, kalau dilihat lihat dia tampan juga, kenapa gak sadar ya? ntahlah, mungkin karena gak ada niat buat ketemu lagi sama dia sebelumnya.

"abrisam reynanda, itu namaku.. kamu"

"kamu itu aneh..., mana ada yang mau kenalan sama orang asing, tapi thanks kamu lumayan menghiburku. dah... "

itulah pertama kalinya aku bertemu dengan laki laki yang misterius dengan semua jalan hidupnya, bahkan kepribadiannya sulit untuk ku baca. dia hadir disaat aku benar benar butuh tempat untuk melarikan diri dari semua kisah hidupku yang menyakitkan. dia hadir untuk menjadi tempatku bersandar. berawal dari kata-katada yang unclear, takdir mempertemukanku dengan seseorang yang menulis kata lain dalam kisah hidupku. bahagia.

avataravatar
Next chapter