4 Tiga-

Happy Reading ❤

.

.

.

.

"Hehe, iya mungkin aku takut, tapi ini aneh. Aku takut ini akan menjadi hari terakhirku"

"Sayang! Kamu ngomong apa sih?"

"Jangan dimasukkan hati, tapi bener gak berani naik pesawat"

"Jangan takut, aku kan ada sama kamu"

"Kamu juga gak bisa jamin keselamatan aku"

"Udah deh, perkataan doa, jangan dipikir, kalau misal kamu takut pegang tangan aku, terus kamu tidur aja, ini gak akan lama"

Dia hanya mengangguk paham, aku tai betapa takutnya dia menaiki pesawat,

Waktu aku ajak dia ke surabaya yang hanya 2 jam gak ada, turun turun udak kaya patung gitu,

Udah kaku, dingin lagi, ya semoga perjalanan kali ini tuhan akan tetap melindungi sampai tujuan.

"Lio"

"Kenapa? Kamu lapar?"

"Enggak, boleh pegang tangannya?"

"Boleh, kamu takut?"

Dia hanya mengangguk, ketika aku merasakan kulit tangannya, aku sangat terkejut,

Tangannya bisa sedingin ini,

"Sayang, tidur aja ya, nanti kalau udah sampai tujuan aku bangunin"

"Awannya bagus tapi"

"Udah tidur aja, dari pada terus kepikiran"

Dia berusaha keras untuk tidur, aku melihat matanya yang terpejam,

Memiliki arti yang begitu dalam, tidak memiliki celah yang bisa membuat orang berpaling,

Wajah ini, wajah yang akan terus aku pandang dengan habisnya usiaku,

Aku sangat begitu takjub dengan keindahan tuhan kali ini, tuhan begitu baik kepadaku, dan pada akhirnya tuhan mengirimkan dia untukku,

"I love you" ucapnya lirih, lamunan ku buyar seketika, mata yang sayu membuat ku akan terus bertahan untuknya,

"Kamu kenapa?"

"Lio, aku duluan ya, aku pergi dulu, jaga diri baik baik"

Deg..

"Sayang, sayang kamu kenapaa?" Aku diam kan untuk beberapa waktu,

"Sayang, kamu kenapa?"

"Emangnya kenapa? Aku barusan mimpi, kenapa kamu bangunin?"

"Aku kira tadi kamu masih bangun, jadi kamu ngigo?"

"Mungkin, yaudah aku mau tidur dulu"

"Maaf mengganggu"

"Penumpang, yang saya hormati mungkin akan ada badai di depan sana, cepat pakai sabuk pengaman"

Genggaman yang semakin erat, dan aku bisa berbuat apa?

Aku hanya berusa mengelus tangannya dan meyakinkan semua akan baik baik aja,

"Permisi, bagaimana sabuk sudah aman?" Tanya pramugari yang lewat

"Sudah" jawabku yanh singkat

"Sayang, jangan takut yaa, aku sering banget nemuin kejadian ini, pada akhirnya aku baik baik saja"

"Ketika aku selamat jangan pernah ajak lagi naik pesawat!"

"Iyaa, aku janji"

Duk..duk..dukk

"Mohon untuk semua agar tidak panik dan tetap di kursi kalian, pakai pelampung dan gunakan oksigen kalian! Badai kali ini menyerang kita dan akan menjatuhkan kita kedalam laut!"

"Liooo" hikss..hikss..

"Jangan menangis, sayang aku ada disini ketika nanti kita jatuh, percayalah aku akan ada bersamamu"

Duaarr... Suara dari belakang pesawat

Jujur ini sangat membuatku takut, takut untuk apapun,

"Tuhannn tolong selamat kan kami semuaa" doa ku dengan begitu dalam

"Sayang, tetap pegang tangankuu, jangan lepaskan!"

"Maafkan kami, kami tidak bisa membantu untuk menyelamatkan kalian semua, semoga tuhan akan tetap melindungi kalian semua!!"

Byuurrr....

Aku berusaha menggenggam tangan mungilnya, aku akan memandunya untuk keluar dari pesawat,

Ini sudah berada di dalam laut, aku bingung, mata ku tertutup oleh asap dan puing sayap pesawat

"Oh tuhann, selamatkan kami semuaa" batinku dalam hatii

Dia tersenyum damai, sangat damai, air mataku sudah tidak bisa tertahan,

Dia tersenyum dan hanya menggelengkan kepalanya, sedangkan aku, meyakinkan dia bahwa kita masih bisa bertahann.

Aku menggenggam tangannya, agar dia bisa mengikutiku,

Sekali lagi, dia tersenyum dengan wajah pucatnya, dan dia menggeleng, dia berusaha untuk melepas ikatan tangan,

Aku bingung apa yang terjadi, aku menggendongnya keluar dari dalam air,

Untung pelampung yang kami pakai masih berfungsi, terlihat dari sekitar tampak muncul asap dan banyak puing yang berserakan,

Banyak orang yang masih terjebak di dalam, apa hanya aku yang masih sadar?

Kaila?

Gelap! Kenapa semua ini gelap apa yang terjadi?

avataravatar
Next chapter