10 Sembilan-

Happy Reading ❤

.

.

.

.

"Pulang bareng yuk Kei" ajak Lio

"Tapi aku mau pulang agak sore soalnya males banget di rumah,di rumah udah dua minggu"

"Ehm, kalian ngapain berdua di sini, lagi pacaran ya?!"

"Duh, ngapain sih lo, ngagetin sumpah!" Teriak Lio

"Iye iye maap, lagian kalau mau ngobrol tu deketan, kalau kayak gini tuh jadi aneh" balas Vano

"Vano? Kamu juga belum pulang?" Sapa Kaila lembut

"Belum lah, masih ngurusin adek adek basket" Kaila mengangguk paham

"Bro, tumben berani natap mata, biasanya lo gak gini" bisik Vano

"Nah, gua juga bingung"

"Kalian ngomongin apa? Maaf dari sini kurang dengar" potong Kaila

"Eh, gak gitu Kei, cuma mau nagih hutang si Lio"

"Ohh, yaudah kalian lanjut ngobrol aja, aku keluar dulu" kata Kaila dengan merapikan bangkunya

"Bodoh! Kejar lah, katanya mau pulang bareng, woe kejar!" Teriak Vano

"Eh, gitu ya? Iya iya, KAILAA TUNGGU!"

"Ikutan pulang Li?

"Lah, kan tadinya aku nawarin kamu buat pulang bareng?"

"Eh, iya aku lupa, hehe maaf" Lio mengangguk

"Kei jalan dulu yuk" ucap Lio lirih

"Kenapa?"

"Nanti jalan dulu yuk kemana gitu, kan kita udah kenal nih"

"Ohh, gitu boleh"

"Eh, tapi ngerasa gak sih kayak kita tuh gak pernah kenal"

"Kamu juga ngerasa? Aku kira cuma aku yang kurang fokus" ucap Kaila lirih

"Apa?"

"Ngerasa, apa lagi waktu ada yang bilang kalau kita patner OSIS"

"LAH BENTAR! JADI BUKAN CUMA AKU YANG AMNESIA!?"

"hah? Aku juga amnesia?"

"Duh, jangan bahas sekarang, nanti malah pusing, bahas aja di waktu yang tepat" Kaila hanya mengangguk.

"LII, JANGAN NGEBUT JALANNYA!" Teriak Kaila dari belakang

"Kenceng banget neng kalau teriak!"

"Takutnya kamu gak denger"

"Kuping masih utuh kok, tenang ajaa"

"Haha, pelan aja tapi" Lio mengurangi kecepatannya

"Mau kemana Li?"

"Kamu mau kemana?"

"Ke kafe aja yuk! Terus belajar"

"Mau belajar bareng nih?"

"Iya, tugas ku lumayan banyak juga, kalau di rumah malah nanti ujung ujungnya malas"

"Iya terserah kamu, nanti aku tungguin".

"Bener ya kata orang"

"Kenapa?"

"Orang pinter tuh belajarnya beda"

"Tapi kata Dea kamu juga juara kelas"

"Apaan, itu tu cuma beruntung aja"

"Mana ada kayak gitu keberuntungan"

"Haha, gak tau mau jawab apa nih"

"Diem aja deh, aku juga udah mau selesai".

"Makasih Lio, udah nemenin tadi"

"Iya iya, aku mau pulang dulu ya sampai ketemu besok!"

"Tunggu naakk!!" Teriak seorang paruh baya yang membawa berat tas belanja

"Mama?"

"Nak bawain tas tante ke atas, boleh kan? Sekalian mampir"

"Mamanya Kaila kan?" Batin Lio

"Nak?"

"Eh, tante iya dengan senang hati akan saya bawa ke rumah"

"Kamu kuat gak Li?"

"Kuat kuat, udah jalan duluan aja" pada akhirnya tas yang berat itu berada di tangan Lio,

"Terima kasih banyak ya, papanya Kaila gak ada dirumah terus saya selalu belanja sendiri, dan ini tadi berat banget, terus sopir taksinya malah ninggalin gitu aja bukannya di tolong" jelas mama Kaila yang panjang lebar,

"Oh gitu te, kalau boleh aku bisa nganterin tante belanja, biar bisa bawa barang banyak nanti" spontan Kaila melihat wajah Lio

"Haha, boleh boleh nanti tinggal telfon langsung datang gitu ya"

"Lah mama, Lio bukan sopir"

"Orang dia nya juga gak keberatan, BENTAR! KAMU YANG DI RUMAH SAKIT NOLONGIN KAILA TURUN DARI MOBIL ITU KAN!?" Dari nada rendah langsung ke nada yang tinggi, membuat Kaila dan Lio terdiam,

"Mama udah pernah ketemu sama Lio?"

"YA TUHAN, KITA DI PERTEMUKAN KEMBALI! TAKDIR MEMANG TIDAK ADA YANG TAU, KENAPA DARI TADI KAMU DIAM AJA SEHARUSNYA BILANG KE TANTE KALAU KAMU ORANG YANG NOLONG KAILA WAKTU ITU!"

"Hee, tadinya mau bilang te, tapi kurang enak, soalnya takut tante lupa" basa basi Lio

"Baik juga mamanya Kaila" Lio terkekeh

"Namanya siapa? Lio?"

"Iya te, saya Lio teman se angkatan sama Kaila"

"Kei, dia waktu itu nolongin kamu, soalnya mama mau bantu kamu turun tapi kamu berat, jadinya mama seret Lio buat gendong kamu" mata Kaila langsung membesar

"Eh, makasih ya Li, kamu gak bilang jadinya kata terima kasihnya telat"

"Haha, iya Kei gak papa juga, aku juga ikhlas"

Duarrr...

"SUARA APA ITU?" suara yang terdengar dari depan rumah Kaila, dan semua yang ada di ruangan itu langsung menuju pintu utama.

avataravatar
Next chapter