6 Lima-

Happy Reading ❤

.

.

.

.

Setelah kejadian yang menimpa mereka di rumah sakit, sekarang Kaila sudah hidup seperti biasanya,

Dan Lio pun mungkin masih butuh ingatannya kembali,

"Hai" sapa kaila kepada pengurus OSIS yang berjaga di luar pagar,

Sangat begitu ramah, dan senyumannya dia terkenal begitu manis, kenapa tidak Kaila selalu tersenyum sepanjang hari,

"Kailaa!!!"

"Eh Anna, kenapa? Kayak gak ketemu satu abad aja"

"Jangan gitu laah"

"Lo udah beneran sembuh nih?"

"Udah, lagian aku kemarin tuh cuma pingsan, tapi mamaku kayak kebingungan gitu"

"Lah kenapa emang lo?"

"Katanya pingsanku kelamaan, takut kenapa napa"

"Ohh, wajar lah kalau mama lo kek gitu" kaila hanya mengangguk

"Kei! Tau gak bakal ada murid baru loh di angkatan kita"

"Na, kamu bilang berapa kali sih? Kemarin waktu di rumah sakit kamu juga udah bilang tau"

"Lah iya ya, haha"

"Kenapa sih lo keliatan seneng gitu"

"Iya lah, orang angkatan kita buluk semua, semoga nih dia seperti apa yang aku bayangkan"

"Cowok ya?"

"Iya lah, kalau cewek gua bakal bodo amat"

"Woi duduk! Guru mapel satu mau masuk!" Kebiasaan si penanggung jawab mapel

Semua murid hanya mengikuti instruksinya, begitulah kelas yang begitu singlu ketika pelajaran di mulai,

"Hai anak anak!"

"Halo buuu" teriak Kaila

"Loh Kei kamu udah masuk ya hari ini"

"Belum bu Kaila masih sakit" jawab lirih Dea

"Oh iya bu, saya sudah merasa baikan dan saya sekarang udah masuk sekolah" jawab Kaila lantang

"Oke! Berhubung Kaila sudah masuk jadi pemateri pelajaran matematika dia! Silahkan maju ke depan untuk menerangkan bab 4 Kaila"

"Dengan senang hati bu" ini sudah menjadi kebiasaan guru matematika di kelas,

Murid yang di suruh mengajar serta memberi soal, sedangkan gurunya membuat soal untuk ulangan atau ujian,

Setelah Kaila menerangkan bab ini, semua murid terlihat paham,

"Baguslah gak bakal capek ngulangi materi lagi" batin Kaila

"Kalau anak anak paham kerjakan soal nomor 1 sampai 20!"

"Iya buu!"

Nah bagusnya di kelas ini benar benar tidak ada yang mengeluh semua tampak suka ketika soal soal mulai dikerjakan,

Setelah beberapa menit Kaila sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik,

dia berdiri dan lagi lagi dia menjadi sorotan ketika memberikan tugasnya kepada guru,

"Wah gila si Kaila otak apa otak" lurik Anna sedangkan Dea hanya memberikan wajah datarnya,

"Ini nih yang ibu suka! Cepat tanggap dan benar!"

Semua murid tampak tidak ada yang memperhatikan karena dibatasi oleh waktu.

"Bentar, rumah ku bukannya di jalan mawar ya? Eh masa di jalan mawar, tapi se ingat ku emang disitu" keluh Lio

Menuju rumahnya Lio memutuskan untuk berjalan kaki, karena yang dia rasakan jarak rumah dan rumah sakit tidak lah jauh,

"Pak mau tanya dong pemilik rumah ini siapa ya?" Tanya Lio kepada seorang satpam yang berjaga di depan rumah,

Bapak itu tidak menyaut pertanyaan Lio, melainkan dia hanya terdiam memandang Lio,

"Namanya siapa sih, kenapa aku bisa lupa gini, tapi wajah ini bener tidak asing" batin Lio

"Haloo bapak!!" Teriaknya

"Eh, tuan"

Lio hanya mengangkat satu alisnya,

"Pak, saya tanya pemilik rumah ini siapa ya?"

"Tuan Lio!! Dari mana saja? Eh katanya kemarin masuk rumah sakit ya? Maaf tuan kemarin pak didik gak bisa jenguk"

"Huftt, syukurlah ini masih menjadi rumah ku, yaudah pak Lio masuk dulu ya"

Pak didik hanya mengangguk dan mungkin akan melanjutkan tidurnya,

"Kenapa semua ini bedaa? Apa cuma aku yang merasakan perbedaan di waktu waktu ini? Aku lihat semua orang tampak baik baik saja"

Lio berjalan menuju gerbang kedua di rumahnya,

Rumah yang begitu kokoh dan sangat luas, rumah yang di bangunnya sendiri dengan hasil kerja kerasnya selama ini,

Ya mama dan papa Lio tidak akur sejak lama,

Tetapi yang Lio rasakan dia harus bisa mandiri tanpa mereka berdua, dan hasilnya Lio sukses di masa mudanya

Ceklek...

"Bau ini, hangat ini, kenapa masih terasa begitu dalam!" Batinnya

"Apa!! Kenapa semua inii...?"

avataravatar
Next chapter