3 Dua-

Happy Reading ❤

.

.

.

.

"Hai, matahari gak bisa tembus ya dari bangku ini, boleh ikutan duduk?"

"Ha?"

"Dia seorang pasien juga?" Batin Kaila

"Gimana? ditanya malah bengong"

"Oh, iya gak papa duduk aja"

"Kamu sakit?"

"Gak liburan aja disini"

Mereka terdiam mungkin jawabab Kaila yang membuat pasien itu tidak paham,

"Ah, bukan gitu maksud aku tuh iya lah sakit masa liburan disini"

"Haha, aku juga paham kali, maksud kamu tu gitu, malas aja jawabnya"

"Hee, iya iya"

Cukup terdiam lama, mereka masih bertemu satu kali dan mungkin itu membuat canggung,

"Ka..mu masih see..kolah?" Perntanyaan Kalia agar tidak merasa canggung

"Iyaa, aku baru pindah disini dan aku masih bingung mau daftar sekolah dimana"

"Masih baru pindah? Dan sekarang sakit disini?"

"Iya, mungkin tenagaku habis selama perjalanan kesini"

"Andai semua orang bisa percaya sama aku" batin pasien itu

Tidak ada yang aneh dalam percakapan ini, Kaila menganggap itu ada pernyataan biasa yang bisa dilontarkan,

"Oh iya kamu sekolah dimana?" Tanya si pasien itu

"Sekolah ku di SMA Bangsa"

"Ohh, iya, kemarin aku juga ada yang nawarin untuk masuk ke sekolah itu"

"Yaa, semoga kamu juga bisa masuk disitu"

"Perkenalkan aku Adelio Evans, panggil aja Lio" Lio menjulurkan tangan dengan begitu ramah,

"Aku Kaila Lovata" Kaila memperkenalkan diri dengan memberikan senyum manisnya

"Kamu mau pulang ya?"

"Iya, aku ingin pulang nanti, dan besok aku ingin kembali kesekolah"

"Sebegitu cintanya ke sekolah?"

"Iyalah, kalau sekolah itu jangan hanya bawa buku dan ilmu, setidaknya kasih sekolah itu cinta"

"Haha, bisa aja"

Setelah mengobrol begitu lama Kaila begitu lelah dan dia menginginkan untuk kembali ke ruangannya,

"Lio, aku duluan ya, aku pergi dulu, jaga diri baik baik"

Deg,

Rasa itu, rasa khawatir ini, rasa takut untuk kehilangan, telah kembali,

Perasaanku hancur untuk kedua kalinya,

Brukk..

"Lioo!! Bangun, susterr tolong ada pasien yang pingsann, suster!!! Tolongg"

"Lio, lio kamu kenapa? Bangun Lii".

"Dok kenapa dia tiba tiba langsung pingsan?"

"Dia masih lemah, tenaga masih belum terkumpul sempurna, mungkin dia terlalu terkejut dan itu yang menyebabkan dia pingsan"

Kaila berfikir keras, dia benar benar bingung,

"Perasaan dia tadi masih bisa ketawa, kok aneh, hmm mungkin itu penyakitnya"

"Dok titip salam ya ke dia, aku mau kembali ke ruangan"

Dokter hanya tersenyum, dan tidak menjawab,

Kaila berjalan menuju kedalam kamarnya, mungkin kali ini dia akan tidur

"Aku ngantuk, tidur aja dulu, nanti kalau mama jemput kan lumayan jadi gak ngantuk"

"Bagaimana anda sekarang? Sudah merasa baik" tanya dokter yang menemani Lio dari tadi

"Dok kenapa saya tadi merasa sesuatu yang aneh ya? Kenapa juga saya langsung pingsan seperti itu? Padahal tadi saya baik baik saja"

"Gini, mungkin tadi  kamu terlalu kaget, biasanya orang yang memiliki keadaan seperti kamu tidak bisa terkejut, mungkin kamu mendengar sesuatu yang gak asing dari masa lalu kamu"

Lio terdiam cukup lama, dia memikirkan hal yang membuatnya seperti ini,

"Apa mungkin itu dia? Ahh gak mungkin juga, kenapa sih kok semua bisa hilang gini, kenapa kenangannya gak ada yang tersimpan di otak" batin Lio dalam hati

"Ada yang ditanyakan lagi?"

"Enggak dokter, terima kasih"

"Sayang udah bangun?"

"Udah, kenapa gak bangunin sih, kan kita mau pergi"

"Kasihan dari kemarin kamu yang bersih bersih, jadi aku biarin aja kamu tidur"

"Lioo, besok besok jangan gitu, bangunin aku kalau misalnya aku molor bangun, hehe"

"Iya sayang, oh iya udah aku buatin sarapan juga"

"Baik bener"

"Suami baik tuh kayak gini"

"Iya iyaa, udah aku siap siap dulu"

"Jangan lama lama ya!"

Setelah semua siap, Lio dan Istrinya pergi ke bandara, mereka berencana untuk liburan ke eropa,

"Lio, coba pegang tanganku, dingin banget kan"

"Lah kamu kenapa sayang? sakit ya? Apa jangan jangan kamu takut"

"Hehe, iya mungkin aku takut, tapi ini aneh, aku takut ini akan menjadi hari terakhirku"

"Sayang! Kamu ngomong apa sih?"

avataravatar
Next chapter