saat ini di ruang tamu rumahku, Inoue dengan pakaian sekolahnya sedang duduk dan menatap ku dengan gugup.
"anu Nero, apa kamu hanya tinggal berdua saja di rumah" tanya Inoue dengan gugup
"kenapa kamu begitu gugup, apa kamu pikir aku akan melakukan hal hal aneh pada mu" kata ku dengan nada main main.
"tidak tidak, aku tidak berpikir begitu, ini pertama kali aku berkunjung ke rumah seorang pria" jawab Inoue dengan panik sambil melambaikan tangannya
"aku hanya menggoda mu, jangan terlalu serius, aku hanya tinggal berdua dengan pelayan ku, sedang kan orang tua ku tidak ada di dunia ini" kata ku dengan santai sambil meminum teh yg di sediakan oleh iren.
"ne Nero maaf kan aku, aku tidak bermaksud seperti itu" kata Inoue dengan sedih
"tidak apa apa, bukankah kamu juga tinggal sendiri, bagaimana jika kamu tinggal di sini saja, kita bisa hidup bersama, bukankah kamu tidak akan kesepian" kata ku dengan nada menggoda
"eeehhh anu itu itu kita tidak bisa tinggal satu rumah jika belum menikah, itu itu tidak baik" kata Inoue dengan panik
"kalo begitu ayo kita menikah" kata ku dengan senyum lembut
"eeehhhh itu itu tidak bisa di lakukan sembarangan, kita masih sekolah, nanti nanti saja saat kita lulus" kata Inoue yg semakin panik dan wajahnya semakin memerah
"baiklah saat kita lulus kita akan menikah, jangan sampai kamu melupakannya" kataku dengan santai sambil menganggukkan kepalanya
"Nero maksudku bukan seperti itu, kita hanya bisa menikah setelah lulus sekolah, tapi kamu tidak harus menikahi ku, kamu juga bisa menikah dengan wanita lain, tidak harus dengan ku" kata Inoue yg masih panik sambil melambaikan tangannya berusaha menjelaskan.
"tapi aku hanya ingin menikah dengan mu" kataku dengan santai sambil berdiri dan pindah ke sebelah Inoue
"tapi tapi masih banyak wanita di yg mau menikah dengan mu, mungkin saat itu kamu akan menemukan yg lebih baik dari Inoue" jawab Inoue dengan panik sambil berusaha menjauh dari ku.
"bagaimana jika aku hanya ingin menikah dengan mu" kataku dengan nada memaksa sambil mendekati Inoue lagi
"Nero kita kita bisa berteman dulu, lalu mengembangkan perasaan kita masing masing, aku juga tidak membenci Nero, mungkin suatu saat kita bisa berpacaran" saat itu Inoue sudah benar benar panik dan posisi duduknya sudah ada di pembatas sofa.
"jadi bagaimana kalo kita berpacaran" saat itu saya langsung memeluk pinggang Inoue yg membuat tubuhnya langsung bergetar
"anu Nero bisakah kamu memberi ku waktu untuk menjawab, hal ini terlalu mendadak" saat itu Inoue sudah menunduk kan kepalanya dan menggenggam sudut rok nya dengan kedua tangannya
"pufffff ha ha ha ha ha" saat itu aku langsung tertawa terbahak bahak
"aku hanya menggoda mu, jangan seperti itu aku tidak akan memaksamu untuk hal hal seperti itu, aku hanya senang melihat wajah gugup mu" kataku dengan bercanda sambil menggosok kepala Inoue
lalu dia menatap ku dengan wajah polos dan langsung memukul dadaku dengan lembut.
"kamu jahat, apa kamu sudah puas mengejek ku" kata Inoue dengan kesal sambil terus memukul ku.
"ok ok jangan marah lagi, aku hanya tidak tahan untuk menggoda mu, wajah gugup mu terlalu cantik" jawab ku sambil menahan kedua tangan Inoue dengan kedua tanganku.
"lepaskan tangan ku dasar orang jahat" teriak Inoue sambil berusaha melepaskan tangannya dari tanganku.
"tidak akan"
"aku bilang lepaskan" tapi saat dia dengan kuat menarik kedua tangan ku yg membuat tubuhku langsung jatuh ke tubuhnya.
hal ini membuat Inoue berbaring di sofa ku dan tubuh ku menekannya dari atas.
tentu saja hal ini sengaja aku lakukan, he he he jarang ada wanita cantik yg masuk ke sarang serigala lapar dengan inisiatifnya sendiri, jadi jika kamu tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, lebih baik kamu bereinkarnasi ke dunia isekai dan menjadi pria pemalu seperti protagonis isekai lainnya.
kembali ke situasi ambigu kami, saat itu kami berdua saling menatap dengan canggung.
"anu mmmm" sebelum Inoue sempat berbicara aku langsung menciumnya dan dia hanya menatap ku dengan mata yg menggambarkan ketidak percayaan akan apa yg terjadi saat ini.
"maaf Inoue aku tidak bisa menahannya, kamu terlalu cantik" kataku dengan nada lembut
"tidak apa apa, ini sudah terjadi, tidak ada yg bisa di salahkan" jawab Inoue dengan nada lemah
"kalo begitu mari kita lakukan yg lagi"
"eehhh mmmm" saat itu aku mencium bibirnya lagi.
perlahan aku mulai memainkan lidah ku dengan lidah nya, lalu melepaskan kedua tangannya dan mulai memeluk kepalanya dengan tangan kiri ku.
saat itu perlahan Inoue juga mulai menikmati permainan lidah ku dan kedua tangannya mulai memeluk leherku.
perlahan aku memperbaiki posisi kaki nya agar menjadi posisi mengangkang seperti akan melahirkan.
dan dengan cepat saya melepaskan celana ku dan mengeluarkan senjata ku tanpa sepengetahuan Inoue.
lalu dengan cepat aku memasukkan tanganku kedalam rok nya dan menyibak celana dalam nya agar senjataku bisa masuk kedalam.
saat itu Inoue langsung membuka matanya dengan kaget dan berusaha menggelengkan kepalanya.
tapi hal itu sudah tidak ada artinya, karena dengan cepat senjataku sudah menembus ke lubang nya yg sempit itu.
lalu Inoue dengan cepat menepuk nepuk pundak dengan kedua tangannya dan matanya terus memelototi ku seakan memperingatkan ku untuk berhenti.
tapi hal itu tidak bertahan lama, setelah beberapa saat akhirnya Inoue hanya bisa pasrah dengan sedikit air mata yg mengalir di pipinya.
saat itu saya langsung melepaskan ciuman ku dan Inoue langsung memalingkan wajahnya dari ku dan menatap kearah lain dengan tatapan kosong.
"maaf kan aku Inoue, aku tidak bisa menahan diri"
"kamu mengecewakanku" jawabnya tanpa menoleh ku
mendengar jawaban ini aku langsung memelompanya lebih kencang lagi dan dia langsung mencengkram bahuku dengan kencang.
perlahan matanya mulai tertutup dan alisnya sedikit mengkerut seperti menahan sesuatu.
setelah lama memompa akhirnya momen puncak pun terjadi dan dengan cepat saya menembakan cairan kental ku ke dalam lubang nya yg paling dalam.
"mmmmm" geram Inoue yg masih menutup matanya dan saat itu kedua kakinya langsung memeluk pinggang ku dengan erat.
"Inoue apa kamu marah pada ku"
"seharusnya kita tidak melakukan ini, kamu benar benar jahat, aku sangat kecewa pada mu" jawab Inoue dengan sedih.
"aku hanya tidak ingin kamu menjadi milik orang lain"
"tapi kami tidak harus sampai seperti ini, masih banyak cara agar aku bisa mencintaimu, jika seperti ini aku hanya bisa membenci mu"kata Inoue dengan nada tinggi dan air mata mulai membasahi pipinya.
"maaf Inoue, aku tidak pintar dalam merayu wanita, hanya ini satu satu nya cara agar kamu bisa menjadi milik ku"
"aku tidak akan menjadi milikmu, mulai saat ini menjauh dari ku, jangan berhubungan dengan ku lagi, aku benar benar membenci mu" teriak Inoue dengan marah
"kalo begitu mari kita lakukan lebih banyak lagi, jika ini adalah akhirnya, aku tidak akan melepaskan kesempatan ini" saat itu aku langsung melepaskan pakaiannya yg memperlihatkan dadanya yg besar
"kamu bajingan, bajingan, aku akan selalu membenci mu"
dan setelah itu mulai terdengar suara tepuk tangan yg stabil dengan beberapa teriakan wanita dan setelah jam 6 sore suara itu akhirnya berhenti.
"aku menyesal datang ke rumahmu untuk mengembalikan mantel mu, aku sangat membenci mu, mulai hari ini kita tidak ada hubungan apapun lagi, jangan coba coba mendekati ku lagi, kamu pria menjijikan" kata Inoue dengan kesal di depan pintu rumahku saat akan pulang.
"baiklah, aku tidak akan mendekatimu lagi" jawab ku dengan senyum lembut.
dengan acuh tak acuh dia hanya mengabaikan ku dan langsung pergi menjauh dengan cepat.