webnovel

15

Vano dan gladis sampai dirumah sakit besar Jakarta,mereka melewati koridor rumah sakit dengan tergesa,karena tadi diperjalanan mama Gladis a.k.a Anya menelepon gladis untuk segera sampai kesana.

Keduanya berlari dengan tergesa hingga dari kejauhan mereka melihat Anya menangis sesenggukan dibangku tunggu pasien.Gladis semakin mempercepat langkahnya untuk bisa segera ada disamping sang mama.

"Maaa..!!" teriak gladis yang membuat Anya menolehkan wajahnya keasal suara,dengan spontan Anya berdiri dan memeluk anak satu satunya itu.

"Adiss papa koma" gumam Anya yang berada dipelukan gladis dengan menumpahkan isak tangis yang semakin mendalam dipelukan sang anak

"Ko--maa?" nafas gladis seketika tercekat mendengar penuturan yang dilontarkan sang mama kepadanya

"Papa gak mungkin ninggalin kita kan dis?Papa ga--

"Nggak mah,papa pasti bisa lewatin masa komanya.Papa orang yang kuat mama tau itu kan?" ujar gladis semakin mempererat pelukan mereka

"Tapi dis--

"Mama istirahat dulu yaa,jangan terlalu dipikirin kita berdoa aja sama tuhan semoga papa cepet pulih" ujar gladis yang menguraikan pelukan mereka dan tersenyum kearah Anya

Anya menganggukkan kepalanya dan mengusap air mata yang masih membekas dikedua pipinya.

"Mah,ada vano.Dia yang nganter aku kesini" ujar gladis kepada Anya

"Halo tante" ujar vano dengan sedikit membungkukan badannya

"Halo nak,kamu apa kabar?" tanya Anya

"Alhamdulilah baik tante,ohiya tante yang kuat ya semoga om Tyo cepet pulih" ujar vano dengan senyum tipis kearah Anya

"Makasih atas doanya nak.Kamu mandi hujan?" tanya Anya yang melihat pakaian vano basah sedangkan gladis hanya sedikit

"Iya tante tadi kehujanan,maaf basah ya tante" ujar vano

"Iya sayang gpp,kamu ganti baju dulu sana nanti sakit" ujar Anya yang dijawab gelengan kepala oleh vano

"Makasih tante,habis ini vano--

Belum sempat vano menyelesaikan perkataannya terdengar suara pintu terbuka yang membuat mereka semua menoleh.

"Keluarga pasien?" tanya sang dokter yang membuat Anya menganggukkan kepalanya

"Iya dok saya istrinya, bagaimana keadaan suami saya?" tanya Anya dengan cepat

"Keadaan suami ibu sudah sedikit membaik namun suami ibu masih belum bisa pulih untuk beberapa waktu kedepan" ujar sang dokter yang membuat Anya sedikit bernafas lega

"Sekarang saya boleh jenguk suami saya dok?" tanya Anya dengan mata yang penuh harap

"Boleh bu,tapi hanya satu orang saja nanti baru gantian dengan yang lain" ujar sang dokter yang diangguki Anya

Anya melihat kearah gladis,disana gladis tersenyum tipis dan menganggukkan kepala singkat.

Setelah Anya mendapat persetujuan dari sang anak dirinya bergegas pergi keruang ICU,dimana disana terdapat sang suami yang sangat ia cinta.

"Vano,makasih udah mau nganter" ujar Gladis sambil berjalan menuju bangku tunggu pasien

"Sama sama,ohiya syif maaf ya aku gabisa lama.Ada hal yang harus aku urus secepatnya" ujar vano yang membuat dada gladis berdenyut sakit

"Oh gitu,yaudah van hati hati semoga urusan kamu cepet selesai" ujar gladis tersenyum kearah vano

"Maaf ya gak bisa nunggu sampe tante selesai,kalo ada apa apa kamu bisa telfon aku" ujar vano mengelus puncak kepala syifa lalu setelahnya ia melenggang pergi.

Sesungguhnya sedari tadi vano sangat khawatir dengan keberadaan fara yang masih ada disekolah,dipikiran vano saat ini hanya ada fara,fara,dan fara.

"Semoga masih ada disana" gumam vano dengan cepat menancapkan gas motornya kearah sekolah.

Jam menunjukkan pukul 19.27 vano semakin menancapkan gas lebih kencang lagi tak seperti biasanya.Dirinya terus terusan menyalip,dan menerobos lampu merah.Beruntung malam ini tidak ada polisi yang sedang berpatroli.

Dijam 19.40 barulah vano sampai disekolahnya.Disana sunyi,gelap,dan basah akibat hujan.Vano menggunakan handphonenya untuk menerangi penglihatan menuju toilet dekat lapangan basket.

"FARA" teriak vano yang menggema diseluruh ruangan

"FAR LO DIMANA?" lagi vano berteriak sambil mengarahkan senternya kesegala arah

Dan sampailah vano didepan toilet yang tertutup rapat dan terdapat tulisan 'Toilet Rusak' vano mengernyitkan dahi, seingatnya tadi ia melihat fara yang keluar dari toilet ini.Mengapa sekarang toiletnya rusak?

Vano mencoba mengetuk pintu toilet seraya berkata "Far,lo didalem?" tanya vano yang tidak ada sahutan dari dalam

"Gue harus dobrak, perasaan gue gak enak" gumam vano dengan melihat kanan kiri,sekilas ia melihat siluet hitam seseorang.Dan sudah dua kali dirinya melihat siluet hitam yang seperti sedang memata matainya.

Brak..

Brakk..

Brakk..

Brakkkkk...

Beruntung pintu terbuka membuat vano ikut masuk kedalam toilet,ia melihat sekeliling namun tidak menemukan apa apa.Ketika vano berbalik,disana terdapat fara dengan muka yang pucat serta tubuh yang sangat dingin.

"Maaf,gue lama" gumam vano yang langsung menggendong fara ala bridal style kearah parkiran,ia sudah membawa tas fara dan secarik kertas yang ia temukan disamping tubuh fara,kertas itu ia simpan didalam kantong celana sekolahnya.

Sesampainya mereka diparkiran,vano segera membawa fara kerumah sakit terdekat dengan hati hati.

Sesampainya mereka dirumah sakit Mawar,vano dengan segera membawa fara kedalam rumah sakit.

"Mba tolong pacar saya pingsan" ujar vano yang melihat dua orang perawat sedang berjalan dengan membawa brankar yang kosong

"Ohiya mas, baringkan mbanya disini" ujar salah satu perawat yang diangguki oleh vano

Mereka berjalan dengan cepat,vano mengikuti kedua perawat itu dengan diam dan pikiran yang berkelana kemana mana.

"Maaf mas tunggu didepan" ujar perawat itu seraya menutup pintu ruang ICU

***

jangan lupa dikomen yaa gaiss:"

zaraztra_creators' thoughts
Next chapter