11 11

Mereka sudah sampai di pelataran rumah fara.Fara terus merapalkan doa didalam hatinya ia berharap sang ibu tidak memarahi dirinya karena pulang telat.

"Vano,makasih ya" ujar Fara sambil tersenyum manis kearah vano

"Iya sama sama,masuk gih istirahat" ucap vano yang diangguki oleh fara

"Kamu hati hati dijalan,aku masuk dulu" ujar fara

"Hm,besok aku jemput" ujar vano seraya mengelus puncak kepala fara lalu melenggang pergi masuk kemobil.

Tubuh fara membeku, perasaannya hangat.Lagi lagi vano memperlakukan dirinya berbeda.Ia tidak ingin berharap lebih walaupun status mereka sekarang pacaran,dirinya hanya takut diterbangkan setinggi langit lalu dihempaskan lagi ketanah dengan keras.

Fara menghembuskan nafas pelan lalu memasuki rumah yg terasa sudah lama tak ia pijak,satu kata yang menggambarkan rumah itu adalah 'sepi'.

Fara berpikir ibunya dimana?

Lalu fara tak menghiraukan, ia pergi berlalu kekamar,baru fara melangkah suara tepuk tangan menggema diseluruh rumahnya.

Prok..Prokk..Prokk...

"Wahh bagus jalang kecilku akhirnya kembali" ujar sang ibu dengan muka yang meremehkan

"Inget rumah juga kamu ya!Saya pikir kamu mati,ternyata masih hidup.Nyusahin aja" ujar ibunya lagi yang membuat fara menunduk takut

"Mana uang yang abis ngejalang?" tanya ibunya dengan tangan yang disodorkan kearah fara.Fara mengernyitkan dahi lalu menggeleng pelan.

"Ngg--aku gak berbuat aneh aneh bu,akuu--

"Gausah banyak alesan fara!Kamu harus nurut kata saya!Mana uangnya?!" ujar ibunya lagi yang terus mendesak fara

"Tapi buu,akuu gapunya uang" ujar fara sambil menatap ibunya tidak percaya

Selama ini fara sakit,lalu sampai rumah ia dituduh melakukan hal yang kotor?

Hati fara sakit,ia tidak pernah melakukan hal bejat itu.Tapi mengapa ibunya berpikir hal demikian?

"Masa gapunya uang!Cowo tadi yang nganterin kamu pasti target kamu kan!Mana uangnya!Gausah bertele-tele jadi anak!"

"Tapi buu,aku beneran gaada uang" ujar fara yang membuat ibunya murka

"Kamu!Kamu pikir kamu siapa?!Mulai besok saya gamau tau pokoknya kamu harus bisa kasih saya uang! Bagaimanapun caranya,mao jadi jalang kek,jablay kek saya gapeduli!" ujar ibunya lalu melenggang pergi

"SALAH FARA APA SAMA IBU?SEGITU BEJATNYA FARA DIMATA IBU?!KENAPA IBU MEMPERLAKUKAN FARA LAYAKNYA BUKAN ANAK?!" teriak fara yang membuat ibunya memberhentikan langkah.

Ibunya menoleh,fara menatap mata ibunya dengan tangisan yang sudah mengalir deras dipipinya.

"KARENA ITU PANTES!KAMU PANTES DAPETIN ITU SEMUA!" ujar ibunya dengan penuh penekanan,matanya memerah menatap nyalang fara,bayangan itu lagi lagi membuat dirinya dipenuhi rasa benci yang teramat dalam kepada anaknya.

"PERGI KAMU DARI HADAPAN SAYA!" ujar sang ibu dengan mata yang terpejam menahan amarah yang bergejolak didalam dada

Fara menatap ibunya dengan pandangan yang tak terbaca,ia berlalu pergi dari hadapan sang ibu lalu menutup pintu kamar dengan pelan.

Fara menumpahkan semua tangisan dibalik pintu,ia mengigit bibir bawahnya kuat kuat agar suara tangisannya tak menganggu.

Kenapa?

Kenapa harus dirinya?

Apa tuhan tidak menyayangi dirinya?

Mengapa semua masalah ditimpa kepadanya?

Ia tak kuat

Ia hanya ingin ibunya selalu ada untuknya,ia ingin ibunya selalu mendengarkan dirinya berbicara ketika disekolah ia dibully,ia ingin ibunya tau apa yang ia rasakan.

Ia tak sanggup menahan semuanya.

Fara berjalan kemeja belajarnya,disana ada diary kecil yang selalu ia pakai untuk mencurahkan semua hatinya.

Ia menulis dengan air mata yang terus menetes dari tempatnya.

Namun ibunya mendengar suara tangisan pilu dari sang anak,ia menangis dengan diam.Sesungguhnya ia sangat sayang kepada fara,namun kilasan kilasan masa lalu membuat dirinya dipenuhi dengan rasa dendam.

***

Malam harinya fara terbangun dari tidurnya, ternyata dirinya tertidur diatas meja belajar.Ia merenggangkan semua badannya yang pegal.Lalu pergi keatas kasur kecil yang hanya bisa menampung dirinya seorang.

Fara berusaha untuk melanjutkan tidurnya namun suara peledak,bom bom serta suara bising lainnya memekakkan telinga fara.Telinganya terasa berdengung hebat ia merasa kepalanya seakan ingin pecah.

Nafasnya sudah tidak teratur ia berusaha membuka mata dengan nafas yang putus putus.Dahinya dipenuhi dengan keringat dingin yang bercucuran.

Dirinya kenapa?

Tadi dirumah sakit ia merasakan sensasi yang seperti ini juga kan?

Fara mencoba untuk mengatur nafasnya,lalu tak menghiraukan kejadian yang tadi menimpanya seakan akan ia tak pernah merasakan kejadian aneh.

Akhirnya malam ini fara tidak bisa tertidur.

Ia hanya bengong membayangi setiap harinya yang dipenuhi dengan kekerasan,mengapa?mengapa harus dirinya?apa dirinya memang setidak pantas itu untuk dapat bahagia?

Malam ini lagi lagi malam yang buruk bagi fara.

Ia jadi teringat vano,apa vano bisa merasakan apa yang dirinya rasakan?Apa vano akan marah ketika ada orang yang berusaha menyakitinya?

Sudahlah lupakan,fara tak ingin terbang lebih jauh lagi.

Dilain tempat, tepatnya dirumah vano dirinya sedang berbaring mengingat kilasan indah bersama fara.

Vano merasa fara mengubahnya, sekarang ia merasa lepas dari diri yang selalu membuat pikirannya ingin mati.

Ia berjanji kepada dirinya sendiri akan terus menjaga fara,ia tidak akan lengah lagi.Ia tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya.

***

Paginya vano sudah ada didepan rumah fara.Vano mengetuk pintu 3 kali,yang keluar bukan fara namun ibu fara.

Santi a.k.a ibu fara melihat vano dari atas sampai bawah.Ia juga melihat motor sport yang vano bawa.

Dirinya berfikir sepertinya teman anaknya ini adalah orang kaya.Apakah dirinya harus berpura pura baik?

"Maaf tante faranya ada?" tanya vano sopan

"Ada, silahkan masuk" ujar santi yang memiringkan badannya untuk vano masuk lebih dulu, setelahnya ia mengikuti vano yang duduk disofa ruang tamunya.

"Kamu anak siapa?Dari keluarga mana?Kamu temen atau pacarnya fara?" pertanyaan beruntun yang diberikan oleh Santi membuat vano melongo sebentar lalu mengubah mimik wajahnya lagi seperti biasa.

"Ibu,Vano" teriak fara dari arah kamarnya

Vano menghela nafas lega, setidaknya fara menyelamatkan dirinya dari pertanyaan beruntun ibunya.

"Ayo far berangkat" ujar vano yang langsung berdiri dari duduknya

"Ayo,ibu fara berangkat assalamualaikum" ujar fara yang ingin menyalimi punggung tangan ibunya,namun ibunya tak menghiraukan ia masih menatap vano dan fara bergantian dengan pandangan yang tak terbaca

Vano yang melihat salam fara tak terbalas langsung menautkan tangannya ke tangan fara yang masih mengapung diudara.Fara yang melihat itu kaget,ia menelan salivanya susah payah.

Vano menarik fara untuk segera bergegas pergi meninggalkan ibu fara yang masih menatap mereka.Tak perduli ia dikatakan tidak sopan atau apa,dari perlakuan Santi membuat vano jengah.

Fara bertanya didalam hati ada apa dengan ibunya?

Mengapa ibunya melihat dirinya berjalan dengan vano seperti---err fara pun tak bisa menjelaskannya dengan kata kata.

"Vano,maaf ya ibu sebenernya gak gitu kok,moodnya aja mungkin lagi buruk" ujar fara disela perjalanan mereka menuju sekolah,vano hanya menganggukkan kepalanya pelan.

***

avataravatar
Next chapter