6 Tersadar (chapter 5)

" Ah, Males pulang" keluh Arisa saat mengantre untuk mandi. Uchiwa yang sudah tidak tahan ingin pulang yang awalnya ingin diam saja akhirnya berbicara juga.

"Aku pengen pulang secepatnya!" ujar Uchiwa sembari menegaskan suaranya, tentunya hal ini lucu bagi Arisa. Uchiwa sangat jujur dengan apa yang ia inginkan. Arisa menyadari perbedaan antara dirinya dengan Uchiwa merasa seperti gumpalan kepura-puraan, membuat senyum yang berada di wajah Arisa tidak lama hinggap. Pada akhirnya hatinya kembali di kelilingi oleh rasa khawatir dan rasa bersalah.

Dalam benak Uchiwa begitu banyak hipotesa, meski kadang berbicara kurang manis pada orang lain dan secara blak-blakan mengutarakan pemikirannya, ada saat ia ingin menjadi seseorang yang bisa mengatur kesabarannya. Uchiwa yang pandai menemui keganjalan sikap seseorang mengetahui perubahan sikap teman terdekatnya di kelas ini berubah sejak malam dimana mereka bertiga berebus jagung.

".... hah... haa.." Uchiwa diam-diam menghela napas agar tetap sabar. Arisa tidak menyadari bahwa tali kesabaran uchiwa sedikit-demi sedikit mengencang.

"wah.. benar-benar sebuah latihan " ucap Uchiwa sembari mendongakkan kepalanya dan memegang pinggangnya.

Arisa yang mendengar ucapan Uchiwa tidak menggubris dan tetap lurus menatap pintu kamar mandi menanti gilirannya, sebab setelah satu orang ini keluar ia akan menjadi orang yang akan segera mandi. pintu yang dibuka itu menimbulkan suara derik.

" maaf ya lama" kata Ayu yang selesai mandi

Arisa tersenyum sembari menjawab " tidak masalah" ketika Ayu sudah keluar dari kamar mandi, Arisa siap melangkah masuk ke kamar mandi dengan kaki kirinya.

" Tunggu, aku duluan ya" Seseorang menahan pintu kamar mandi yang tadi ingin Arisa masuki. Uchiwa mengerenyitkan alisnya melihat tindakan tidak sopan tersebut, namun ia belum berkata apa-apa. bahkan Ayu yang disana tidak langsung pergi ke kamar perempuan, ia memilih untuk diam sebentar lagi.

" anu, tapi ini giliranku Rul" jelas alisa lembut " ka..kau harus tunggu giliranmu ya kan? " tambah Arisa.

Uchiwa ingin menolong Arisa namun ia ingin melihat bagaimana Arisa membela sesuatu untuk dirinya sendiri, kerutan pada keningnya bertambah karena ia menahan kesabarannya.

" bentar aja, kamu kan baik,bisa dong kali ini aja ~ngalah demi aku, pleasee..~ ya? ya Arisa?" bujuk Nurul

" kamu baru datang ?" tanya Arisa

" ya,, tadi aku ada urusan jadi gak bisa cepat datang" ujar Nurul lagi, Arisa mengarahkan matanya pada orang-orang yang melihatnya berurusan dengan Nurul.

Pada saat seperti ini seharusnya orang-orang yang dari tadi menunggu seharusnya sebal atau setidaknya menolak. Tapi mereka tidak mau cari masalah dengan Nurul karena dia dekat dengan guru, kaya serta seseorang yang cantik berbakat. banyak yang menuruti Nurul karena sulit menolak.

TIDAK, itu alasan belaka

Mereka diam karena tidak ingin repot saja, mereka lebih memilih untuk mengangkat masalah ini suatu hari nanti sebagai bahan gunjingan tentang Nurul.

Arisa tidak sengaja bertemu mata Uchiwa, kemudian menahan rasa geli karena melihat wajah uchiwa yang begitu kesal.

Arisa memegang alisnya dengan jari manis dan kelingkingnya. tangan kirinya lalu sibuk menekan bagian alis tersebut sedikit-sedikit entah untuk apa ,tapi Arisa merasa bisa lebih tenang jika melakukan itu, di saat yang sama Arisa turut menurunkan pandangan matanya menuju hidungnya dan beberapa detik terdiam dalam kondisi demikian.

''hm.. apa ini pernah terjadi juga ya? apa tindakanku sebelumnya?aku tidak bisa mengingatnya'' guman Arisa

"apa? '' Nurul merasa mendengar sesuatu.

Arisa sudah merapikan pikirannya

'' maaf Rul kayaknya kamu harus ngalah sama yang lain deh masa kamu tega sama mereka. Mereka kan yang dari tadi antre, udah lama nunggu'' Arisa dengan memainkan nada suaranya, ekpresinya pun juga ikut berperan. Arisa kemudian melanjutkan ucapannya tepat ketika Nurul ingin memotong

" kok.. ka" perkataan Nurul terpotong

"Aku mau sih ngalah demi kamu. Tapi! kamu juga mau kan mengalah demi mereka yang ada disini. Kepentingan pribadi tidak bisa mengalahkan kepentingan bersama ya kan. sekarang kamu barislah di belakang Sekar. '' Arisa menunjuk kearah sekar yang sedikit kaget dengan jawaban Arisa pada Nurul, tapi yang sangat mengagetkan adalah keberanian Arisa.

uchiwa beberapa kali mengedipkan mata dengan cepat. ia kaget namun yang terlihat oleh orang lain, ia nampak tidak peduli situasi tersebut.

'' yah.. .. tapi.. '' Nurul ingin membela dirinya lagi namun sebelum ia sempat berkata lebih jauh Arisa melepaskan tangan Nurul dan pinggiran pintu dengan cepat sembari menutup pintu dan berkata begini

'' kamu kan baik, kamu pasti mau mengalah demi mereka'' pintu kamar mandi itu ditutup lalu dikunci oleh Arisa dari dalam.

mereka yang diluar terdiam, ketika Nurul menoleh kearah mereka , maka mereka kelihatan sibuk dengan obrolan masing-masing seakan-akan tidak terjadi apa-apa. suasana di dalam ruangan itu benar-benar canggung.

'' Sok banget sih, biasanya juga nurut aja. pasti merasa penting karena menjadi orang yang masak untuk sarapan.. '' Nurul mengomel dengan kaki dihentakkan ke lantai lalu menuju ke arah sekar yang ada di baris paling belakang.

Uchiwa diam lalu tersenyum puas.

'' hebat, dan aneh...dia beneran berubah dalam semalam'' ucapnya dalam hati.

... ...

Ditengah kerumunan orang yang berebut makan jagung yang dimasak oleh Arisa, Uchiwa juga ikut makan. suasana menjadi meriah dan riuh. Uchiwa yang meski kurang bisa berekpresi tidak disangka-sangka ia bisa menyesuaikan semua obrolan tentang apapun jadi ia cukup digemari untuk di ajak berbincang oleh teman sekelas, namun tidak untuk kedua teman eskulnya yaitu Arisa dan Zulen. Arisa dikenal sebagai sosok yang kurang seru diajak mengobrol karena ia sering canggung dalam berbicara dan kadang nampak kurang nyaman. lalu zulen, orang merasa aneh atas semua tindakan dan cara bicaranya serta bahan topik obrolan yang keluar dari mulutnya yang tidak dikenal atau kurang bisa diterima kepala orang lain membuat orang enggan mengajak dia untuk seru-seruan.

jagung yang dimakan Uchiwa sudah separuh, ia berhenti lalu melihat sekeliling.

" Arisa mana? '' tanya uchiwa pada orang disebelahnya

'' gak tau ke wc mungkin'' jawab orang disebelahnya tersebut.

Uchiwa melanjutkan santapannya. dikepalanya menebak-nebak dimana bocah itu.

'' dia pasti galau lagi, dasar " pikir Uchiwa

''hei Arisa baru makan satu dari banyak jagung yang ia masak. tolong tinggalkan satu lagi khusus untuknya, jangan lupa kalian harus berterima kasih pada Arisa'' ucap Uchiwa dengan nada santai namun sorot matanya sangat tegas. membuat yang lain mendengar dan melihat Uchiwa hanya mengangguk canggung karena merasa tak enak. sedangkan bu ros nampaknya sudah kembali ke kamar tidurnya sendiri.

setelah cukup lama di ruangan dapur, Uchiwa mulai bosan di tambah Arisa belum juga kembali. sekilas Uchiwa melihat Zulen keluar dari ruangan dapur

'' dia pasti sudah tidak tahan di keramaian tapi berasa sendiri '' pikir Uchiwa lagi

''atau...'' lanjut Arisa berpikir sambil berancang-ancang untuk keluar dari dapur juga sambil membawa jagung rebus untuk Arisa yang ia pikir ada di suatu tempat yang rada-rada gelap dan sepi. Uchiwa tau Arisa suka tempat begitu agar kegalauannya bertambah.

tapi sebelum itu, Uchiwa ingin ke kamar tidur perempuan sebentar ia ingin mengganti jaketnya karena terlalu tipis.

tak sengaja uchiwa menjatuhkan plastik yang berisi jagung rebus hangat tersebut. Ada suara orang yang kaget tidak jauh dari tangga kamar perempuan yang sudah tidak jauh lagi.

''..... '' Uchiwa mengambil jagung rebus itu dengan tenang.

ruangan di dekat tangga memang agak remang dan sedikit cahaya.

Uchiwa melangkah sedikit lagi, kali ini suara agak jelas terdengar ia agak takut.namun kali ini uchiwa memilih untuk mendekati sebuah lemari besar lalu bersembunyi di dekat lemari hitam yang ada didekat tangga tersebut. ia diam sambil memegang jagung untuk sahabatnya Arisa.

'' kenapa kau lakukan itu?....''

itu suara yang tidak asing pikir Uchiwa

'' .... A.. anu, kita kan pacaran diam-diam, jadi teman kelas tak ada yang tau... Jadi maksudku.. .. a.. maaf kalau kau terkejut''

suara kedua juga tidak asing di telinga Uchiwa. Uchiwa diam menyimak pada ada suara keras seperti ada yang jatuh membuat Uchiwa spontan keluar dari persembunyiannya lalu segera sadar dan bersembunyi kembali.

pada beberapa detik ia keluar dari tempat sembuyi ia melihat sosok sosok yang di kenalnya.

''Zulen kau benar-benar.. '' guman Uchiwa bernada dingin

setelah mendengar derap langkah kaki tepatnya seseorang yang berlari baru Uchiwa keluar dari tempat sembunyinya, ia sudah menebak Arisa lah yang berlari dengan kepanikan seperti itu, lalu dengan berani uchiwa mendekati sosok laki-laki nampak kebingungan.

''hah.. ini sulit'' ujar Zulen

''ya. ini sulit ya?'' ucap Uchiwa yang membuat Zulen Spontan berbalik.

" Uchiwa.. U..chiwa ''

uchiwa mendekati Zulen dengan cepat memegang kerah bajunya lalu menariknya dengan keras sehingga membuat Zulen jadi sedikit lebih rendah. dengan mata tajam dipenuhi rasa kesal uchiwa berkata dengan nada kecil

'' nampaknya kau sudah putus asa karena menyukaiku.. Arisa itu apa buatmu? cadangan? tidak ya kan? ''

avataravatar
Next chapter