42 #42

Di sore hari pun mereka berdua pun pergi ke apartemen Syafid,mereka pun langsung bekerja lagi setelah penat di kerjaan,karena mereka adalah tipe orang yang tidak suka menunda-nunda pekerjaan.

"udah kita lanjut besok,kita makan dulu" ujar Syafid sambil menyodorkan semangkuk bakso hangat ke Putri.

Putri tidak bisa menolak karena jujur ia sangat lapar dari tadi saat perjalanan ke rumah Syafid,sebelum makan tak lupa menbahkan sepuluh sendok makan sambal membuat Syafid terdiam tanpa bicara.

"kamu nggak kepedesan? " tanya Syafid.

"nggak" jawab Putri ketus.

" bukanya kamu punya sakit maag kayak aku ya? "tanya Syafid yang masih ingat jika dia dan Putri sama-sama memiliki penyakit maag.

" emang kenapa kalo aku makan pedes? apa peduli kamu? lebih baik kamu urus saja itu Ava yang pingin kamu nikahin dia" cetus Putri dengan senyuman sinis.

" maksud kamu apa sih" tanya Syafid yang tidak mengerti kenapa semakin lama ucapan Putri semakin menyayat hati.

"orang yang kamu sukai dulu, itu Ava kan? " tanya Putri yang tidak bisa menahan emosi itu.

"bilang aja kalo kamu sewaktu-waktu ingin bercerai,aku nggak suka diginiin karena kamu berkeliaran sama cewek lain sementara kamu punya istri " Cibir Putri yang sangat kesal.

"tapi aku cuma bantu Ava,dia bingung pilih buku" jelas Syafid dengan sabar karena ia sudah banyak belajar dari kelima teman mereka.

"kamu kalo diingetin malah ngeles ya,udahlah aku mau pulang" Putri yang sudah emosi tidak bisa ditahan lagi pun memutuskan untuk pergi keluar dari apartemen,namun tangannya dicekal oleh Syafid.

"lebih baik kamu nginep disini aja,udah malem juga" cegah Syafid yang khawatir jika Putri pulang di malam hari dengan keadaan sendiri.

"kamu kan cuma punya kamar satu" jawab Putri yang mencari-cari alasan untuk tetap pergi dari apartemen Syafid.

"kita kan bisa satu ranjang"Jawab Syafid dengan santai.

" nggak. aku nggak mau tidur satu ranjang dengan laki-laki yang hatinya hanya untuk wanita lain"dengan Kasar Putri menghempas tangan Syafid ke udara lalu pergi begitu saja tanpa pamit.

Putri yang berjalan dengan lemas menuju mobil,air mata yang menetes di sepanjang jalan membuat para orang yang memandangnya dengan rasa iba.Hatinya yang sekarang semakin hancur saat mengetahui wanita yang suaminya suka menjadi teman sekantor,masih ada rasa sayang yang tertanam walau ada juga rasa benci.

"kalo dia suka sama Ava terus kenapa dia nikahin aku,apa dia cuma balas budi? terus nikahin Ava juga? " tanya Putri sambil menaikkan kecepatan mobil untuk segera sampai di apartemen.

Keesokan harinya adalah hari tersibuk di perusahaan Syafid karena hari ini adalah jadwal semua novel akan dicetak untuk di terbitkan beberapa hari mendatang,Putri yang tidak ingin memikirkan kejadian tadi malam memutuskan untuk menyibukan diri untuk membantu para sahabatnya untuk menyelesaikan karya mereka,entah itu menentukan tema,alur,akhir cerita maupun gambar.

"eh Put,Naskah novel lo mana? " tanya Kiki.

" itu ada dimeja kumpul sama yang lain" jawab Putri.

"Mana? nggak ada kok" Jawab Kiki yang sudah mencari milik Putri dua kali.

Putri pun mendatangi Kiki lalun mencari cari miliknya diantara milik para sahabatnya,namun sebanyak ia mencari pun tidak bisa menemukannya.Syafid yang mendengar keributan itu pun keluar dari ruangannya untuk mengecek keadaan,terlihat Ava yang sedang mengomeli Putri dengan kata-jata yang kasar.

"kamu itu gimana sih Put,kok masih nggak mengerjakan sementara semua akan dicetak hari ini! " tariak Ava dengan suara keras.

"eh lo kalo marahin orang nggak usah kelewatan dong Va" bela Gia yang tidak terima sahabatnya di perlakuan seperti itu.

"ya wajah dong.kita kan mau pameran 4 hari lagi,sementara si anak baru malah buat kesalahan" tegas Ava dengan tatapan sinis nya.

"kita undur aja pamerannya" ujar Syafid.

"tapi kan kalo kita undur bisa-bisa ada perusahaan lain yang mengcopy kerja kita,ini semua salah Putri yang malas-malasan" sindir Ava.

avataravatar