35 #35

Sudah 5 bulan telah berlalu dengan cepatnya namun Syafid tak kunjung juga membuka mata,ia tak mengetahui bahwa kesadarannya masih dinanti-nanti oleh banyak orang, salah satunya adalah Putri yang sedang membacakan ayat suci Al-Quran kepadanya.

" lagi baca Al-Quran lagi put? " tanya seorang laki-laki yang seumuran dengan ayahnya dan sangat mirip dengan Syafid,yaitu ayah Syafid yang sudah mengenal Putri setelah kecelakaan yang dialami Putra sulungnya.

"hehe iya om" jawab Putri sambil tersenyum simpul.

" jangan panggil om dong,panggil ayah aja biar tambah akrab " pinta ayah Syafid dengan senyuman yang sangat manis,sekarang ia mengetahui dari mana senyuman manis Syafid itu turun dari ayahnya.

"beneran om? " tanya Putri untuk memastikan ia tidak salah mendengar.

"iya dong kan ayah sudah anggep kamu seperti anak sendiri" Jawab ayah Syafid membuat Putri sangat kegirangan mendengar nya,jujur ia sangat bahagia memiliki ayah yang sangat lembut dan pengertian,andaikan saja ayah kandungnya bisa seperti itu ia pasti sangat bersyukur.

" oh ya ayah,Putri boleh minta tolong nggak? " tanya Putri.

" minta tolong apa put? "

" minta tolong jagain Syafid,soalnya Putri nggak akan kesini lagi" ujar Putri yang lesu.

" emang kamu kamu mau pergi kemana? " tanya ayah Syafid yang tak tau kemana Putri akan pergi kemana.

"Putri mau keluar Negeri yah"

" lho bukannya kamu batal debut? " tanya ayah Syafid.

"iya yah,tapi perusahaan itu memberikan pekerjaan lain untuk buat novel sama komik" tungkas Putri yang masih memandang Syafid.

"bagus dong,kenapa kamu kok sedih? " tanya ayah Syafid karena dari tadi melihat Putri sangat lesu untuk mengatakannya.

" berat yah rasanya buat pergi" Putri masih bingung dengan dirinya sendiri.ada dua rasa yang bergemuruh,disatu sisi ia ingin pergi dan tak ingin bertemu dengan Syafid lagi,di sisi lain ia masih ingin bersama lelaki didepannya.

"ayah tau perasaan kamu,tapi kamu harus mentingin cita-cita kamu dari pada perihal rasa karena jika kalian ditakdirkan bersama.... pasti kamu sama Syafid bakal sama-sama lagi kok" nasehat ayah Syafid yang mengerti bagaimana Putri tak ingin pergi dari sisi Putranya.

Tiba-tiba saja terdengar ketukan pelan dari balik pintu,ternyata ada Fathur,Affan,ibu Syafid dan Nia berjalan mendekati mereka.wajah mereka nampak murung lantaran mereka sudah mengetahui Putri akan pergi ke luar Negeri hari ini.

" kak Putri beneran mau pergi,nanti kalo pergi Nia gimana? Nia masih mau sama-sama Kak" cegah Nia supaya Putri tak pergi ke luar Negeri,namun memang ini adalah keputusan Putri.

" Nia jangan sedih,kakak nggak selamanya akan keluar Negeri,lagian kan ada Affan yang bakal jaga Nia" jawab Putri yang pura-pura tegar.

"iya Nia,kan ada aku yang bakal jaga kamu seperti adik perempuan ku,lagian aku juga pingin punya adek perempuan... nanti tiap hari Affan bakal main dan belajar bareng sama Nia" jawab Affan untuk membantu kakaknya menjelaskan kenapa Nia.

"yaudah kakak boleh pergi,tapi janji ya nggak bakal selamanya disana" tanya Nia tawar.

"iya Nia.... udah ah jangan nangis terus, nanti kakak nggak tenang kalo pergi ninggalin kalian berdua,lho sekarang Affan malah nangis" ujar Putri untuk menghentikan tangisan Nia tapi malah Affan yang gantian menangis dengan kerasa membuat suasana disana menjadi lebih menyedihkan.

"pokoknya kakak harus cepet-cepat pulang lho,setelah selesai belajar harus pulang nggak boleh main-main disana" ujar Affan yang masih memeluk Putri dengan erat seakan tak ingin membiarkan kakak perempuannya pergi.

"iya... pokonya demi kalian kakak bakal pulang cepet deh" jawab Putri yang masih saja memeluk Nia dan Affan untuk menyembunyikan tangisnya yang sudah tak bisa ditahannya lagi.

"put ayo pergi,bentar lagi penerbangan" ujar Fathur untuk mengingatkan jadwal penerbangan Putri.

" Pamitan dulu gih sama Syafid " ujar ibu Syafid yang menambah nyeri di dadanya.ia perlahan mendekati Syafid yang masih dalam keadaan koma.

" good bye... my simple boy"

avataravatar
Next chapter