31 #31

Setelah percakapan mereka yang begitu panjang akhirnya berakhir karena mengingat Putri dan Dika harus bersiap-siap untuk penerbangan nanti,Syafid memilih tidak mengantar kepergian Putri karena merasa ada rasa amsa ketika ia melihat mereka berdua bersuka ria.

"Lho kamu nggak nganter Putri Fid? " tanya ibunya yang heran karena tak biasanya wajah anak sulungnya murung dan tak mengantar kepergian temannya.

"lagi males ketemu aja" jawab Syafid yang dingin sambil memainkan hpnya untuk membuka instagram yang menjadi kebutuhannya sehari-hari.

" kakak tuh jahat banget.udah nyakiti kak Putri,sekarang nggak mau minta maaf malah nggak ngantar penerbangan.

"memang kanu itu tahu apa,masih kecil juga sok sok an" tungkas Syafid yang tak bisa menahan amarahnya lagi karena efek marah di restoran tadi masih saja berbekas.

"buka mata kakak,kakak bisa bedain siapa yang ada di samping kakak kalo ada kesulitan.lihat kak Putri yang selalu ada disisi kakak saat ada kesulitan atau pun sedih,sementara orang yang kakak sukai? huh tidak ada respon sedikitpun dengan kakak"

Syafid sangat kaget mendengar perkataan dari adiknya yang masih kelas satu SD bisa mengatakan hal seperti orang dewasa,ia perlahan mencerna perkataan Nia bulat bulat tentang siapa yang ada disisinya saat sedang kesulitan. dan benar saja ia baru menyadari jika Putri yang selama ini berada disisinya,saat sedang emosi Putri mencoba menghiburnya dan menanyakan kenapa marah,disaat dia gelisah Putri yang selalu memberi semangat,disaat moodnya sedang tak baik Putri mencoba membuatnya tertawa,Putri juga yang membantu saat dia sedang dalam masalah ketika disekolah,putri juga yang membelanya saat ada orang yang bertindak seenaknya kepada dirinya,Putri yang selalu mengetahui gerak gerinya saat sedang sakit dan memberikan perhatian penuh seperti ibunya.Ia merasa bodoh karena mengabaikan seseorang yang selalu bersama nya dikala susah dan senang hanya demi perempuan yang hanya menganggap dirinya sebagai teman,ia juga merasa bodoh kenapa dia selalu menyebut nama perempuan itu di sela-sela doanya dan bukan Putri,sementara Putri malah menyebutkan namanya disetiap doanya bersamaan dengan doa untuk orang tuanya.

" Aku tahu semua itu karena buku ini" Nia mengulurkan sebuah buku sketsa yang tadi diberikan Putri.

Syafid takut membukanya walaupun dari dulu ia sangat ingin melihatnya karena Putri sering sekilo membawa buku sketsa itu kemana dan tak ada seorangpun yang boleh melihatnya dan kini sudah berada di genggaman tangannya,betapa kagetnya dia saat membuka buku itu ia menemukan banyak sekali wajahnya berada di lembar lembar buku sketsa itu,ia baru mengerti sekrang kenapa saat ada disampingnya ternyata Putri melukis semua kegiatan yang dilakukannya mulai dari belajar,membaca,bermain HP, saat tertawa,saat sedang mode dingin,saat berlarian seperti anak kecil,saat sedang bersholawat dan saat presentasi di depan kelas.

"walaupun aku baru pertama kali melihat kak Putri tapi aku bisa mengetahui dia menyukai kakak karena disetiap momen kak Putri selalu melukis kak Syafid.apakah itu belum membuktikan kalo kak Putri suka sama kakak? bisakah kakak melupakan perempuan yang selama ini tak pernah merespon kakak untuk kelain hati? " tanya Nia yang penuh harap sampai menitihkan air mata karena ia juga sesama perempuan pasti tau bagaimana sakitnya.

" Apakah kamu mau mengejar Putri fid? " tanya ibunya yang juga merasakan perasaan yang sama,ia yakin bahwa anaknya bisa membedakan yang mana tulus menyukai dan yang mana tak memperdulikan keberadaan dirinya.

"ibu.... maafin Syafid yang sudah mematahkan hati seorang perempuan,Syafid udah dibuin sama rasa suka sampai nggak liat ada yang sangat menyukai Syafid" jawab Syafid sambil bersujud di kaki ibu karena merasa telah mengingkari janjinya untuk menyakiti hati perempuan.

"ibu memafkan kamu nak,kejar lah dia.... jika kamu tidak mendapatkan hatinya setidaknya kamu mendapatkan permintaan maaf dari Putri" jawab ibunya yang seperti biasanya selalu menenangkan pikiran saat sedang otak merasa kacau.

avataravatar
Next chapter