23 #23

Putri masih setia memandang perempuan paruh baya tersebut,wajahnya tampak tidak asing seperti orang yang pernah dilihatnya.ia baru menyadari mungkin saja perempuan tersebut adalah ibu Syafid.wajahnya sangat cantik walaupun tak menggunakan riasan diwajahnya,wajah yang cantik dibalut dengan jilbab membuat Putri terpesona dengan kecantikan ibu Syafid.

"eh iya tante,ini Nia" Jawab Putri karena ia baru sadar terlalu lama memandang ibu Syafid.

"kamu ketemu Nia dimana? " tanya ibu Syafid sambil duduk disebelah Putri.

"tadi aku menemukan Nia tersesat,jadi aku bawa Nia kesini sambil menunggu Syafid kesini,tapi dia nggak dateng-dateng" ujar Putri karena tak tau kenapa Syafid tak melewati jalan yang biasanya dia lewati saat ingin ke masjid.

"mungkin dia sedang panik karena Nia hilang" jawab ibu Syafid sambil memandangi Nia yang sedang tertidur pulas diatas pangkuan Putri.

" coba aku telepon lagi soalnya tadi nggak aktif HPnya" Putri mengeluarkan ponsel yang tadi di dalam saku roknya untuk menelfon Syafid.

"hallo fid,kamu dimana? " tanya Putri.

".... "

"kamu kesini,aku bersama dengan Ibumu dan Nia"

".... "

"aku di taman deket lapangan basket"

Putri pun menutup panggilan Syafid,ia baru menyadari jika ibu Syafid masih setia memandangnya sambil tersenyum hangat.

"Kamu Putri kan? " kini ibu Syafid yang membuka keheningan yang sempat tersakiti tadi.

"iya tante" jawab Putri dengan sedikit gugup.

" tante sering melihat percakapan antara kamu dan Syafid lewat chat" Tiba-tiba rasa takut menghampiri dirinya,ia takut karena bisa saja ibu Syafid marah karena dia berkomunikasi dengan layaknya sampai larut malam dan tak ingat waktu.

" e em iya tan,itu Putri" jawab Putri yang sedikit terbata-bata karena takut dimarahin oleh ibu Syafid.

" kalau dilihat dari perhatian kamu terhadap Syafid,apakah kamu menyukainya? " pertanyaan ibu Syafid membuat Putri semakin gugub karena tak semudah itu ia memberi tahu sembarang orang jika ia sedang menyukai seseorang.

" iya tan,tapi sebelumnya aku minta maaf kalo sering berkomunikasi dengan Syafid sampai larut malam,Putri sadar kalau tak sepantasnya Putri bersikap seperti itu sebagai seorang perempuan" jawab Putri sambil menunduk karena tak berani menatap wajah ibu Syafid.

" baguslah kamu tahu.tapi tante baru tau kalo tipe perempuan Syafid adalah orang yang unik seperti kamu" Putri kaget karena bukan dimarahi tapi suara ibu Syafid sangat lembut,tak heran jika kedua anaknya memiliki paras yang lembut.

"saya tidak unik tante,saya bahkan terlihat seperti gadis nakal yang tak tau aturan" jawab Putri yang sesuai dengan kenyataan.saat pertama orang melihat Putri pasti pereka berpendapat sama,yaitu dingin dan seperti gadis nakal sehingga orang-orang enggan untuk mendekatinya.

"kamu itu gadis yang baik Putri,buktinya kamu berniat baik walau Syafid sering mengacuhkan kamu dan perlahan-lahan dia jadi terbuka terhadap kamu,kamu memberikan perhatian yang setara dengan tante saat di sedang sakit ataupun dalam masalah,tante lihat selain kamu menyukai Syafid kamu juga menyayangi Nia" puji ibu Syafid sehingga membuatnya hampir merasa bahagia karena usahanya mendekati Syafid hampir tercapai,cepat-cepat ia tepis kebahagiaan itu karena ia sudah bertekad untuk menjauh dari Syafid.

"entahlah tante,tanpa sebab Putri menyayangi Nia walau ini pertemuan pertama kalinya" ujar Putri sambil mengusap pucuk jilbab Nia.

Tiba-tiba saja terdengar hentakan kaki dari kejauhan,siapa lagi kalau bukan Syafid yang berlarian dengan wajah paniknya,nafasnya masih tersenggal-senggal saat sudah tiba di dahapan mereka,entah apa gerangan ibu Syafid tiba-tiba saja tertawa lepas.

"ibu ini gimana sih kok malah ketawa,Syafid khawatir tau. udah tadi Nia hilang trus ibu juga gantian hilang,hobi banget sih ngilang" cibir Syafid membuat Putri kaget karena belum pernah ia melihat Syafid sekhawatir ini.

"hihi maaf,yaudah kali gitu ibu mau pulang dulu ya" ujarnya sambil mengangkat tubuh Nia secara perlahan dari pangkuan Putri supaya ia tak terbangun dari tidurnya.

"ini bukumu put? " tanya ibu Syafid sebelum ia beranjak pergi karena melihat Nia sedang memegang buku sketsa.

avataravatar
Next chapter