23 Mencari Rea

"Rea sudah pindah sekolah. Sudah beberapa hari juga media sosialnya tidak aktif. Mungkin karena masih beradaptasi dengan negara nya yang sekarang," tutur temannya.

"D—dia … pindah kemana?"

"Amerika."

Deg!

Aldy merasa usahanya untuk bisa bertemu kembali dengan Rea seperti sia-sia saja. Namun nasi telah menjadi bubur, yang lalu biarlah berlalu. Walau tidak ada Rea, Aldy tetap harus menjalani hidup yang telah itu putuskan dan tidak mungkin ia menarik keinginannya tersebut untuk kembali ke sekolah lamanya yang berada di luar kota.

Tidak seperti biasanya, Aldy menjalani hari-harinya tanpa semangat sama sekali. Tugasnya sebagai murid hanyalah belajar, belajar dan belajar. Aldy tidak bergaul seperti biasanya. Ia kerap menyendiri dan hanya sesekali saja bergabung dengan beberapa temannya di kelas.

Bukan hanya dari pertemanan saja, namun kehidupan percintaannya pun sama. Aldy lebih memilih untuk bersikap dingin dan menutup hatinya untuk siapapun itu.

***

Aldy merebahkan tubuhnya pada balkon rumahnya, sembari memandang langit biru serta awan putih yang menandakan hari ini akan tetap cerah tanpa ada gangguan dari hujan. Ia merasa niatnya untuk mencari Rea dan mengucapkan terima kasih seperti sia-sia saja. Karena hinga detik ini media sosial milik Rea masih juga belum aktif.

Ting!

Sebuah pemberitahuan dari media sosial miliknya membuat ponselnya berdering dan menarik hati serta perhatian Aldy untuk melihatnya.

Deg!

Areana Mandalika menambahkan foto.

Sebuah pemberitahuan yang membuat mata Aldy membelalak seketika. Dimana Rea memposting sebuah foto pada media sosialnya. Dengan tangan yang gemetar, Aldy segera melihat postingan foto Rea pada media sosialnya.

Sebuah foto yang memperlihatkan taman bunga yang begitu luas, dengan tanda lokasi di San Fransisco. Rea benar-benar sudah pindah ke Amerika, tanpa pamit atapun kabar sebelumnya di media sosial, yang membuat Aldy seharusnya bisa menahan diri untuk pindah ke kota tersebut.

"Sekarang di Amerika jam berapa, ya? Apa aku kirimkan pesan saja untuknya?" gumam Aldy bertanya pada dirinya sendiri.

Namun apapun yang diniatkan oleh hati Aldy untuk bisa berkenalan lebih lanjut dengan Rea, sama sekali tidak ia lanjutkan karena dirinya merasa masih belum pantas untuk menghubungi seorang Rea, perempuan yang telah dengan tangguh dan berani menolongnya saat tenggelam.

***

Hari berlalu dan tahun pun berganti. Kini Aldy sudah lulus sekolah dan memutuskan untuk kuliah di luar kota. Mengingat keinginannya untuk merantau dan tinggal orang tua harus ia gagalkan karena mencari Rea, kini ia kembali melanjutkan perantauannya di Kota orang untuk menempuh pendidikan di sebuah perguruan tinggi negeri terbaik yang ada di negara tempat tinggalnya.

Aldy masih menjalani hari-harinya seperti biasa. Jarang memiliki teman, dengan memilih untuk mengerjakan beberapa pekerjaan paruh waktu yang bisa ia kerjakan untuk menambah uang bulanannya.

Ting!

Ponselnya berdering, menunjukkan sebuah postingan dari seseorang di media sosial, yang lagi-lagi membuat Aldy terperangah.

Hallo my home!

Sebuah postingan yang menunjukkan kalau Rea kini telah kembali dari luar negeri. Aldy melihat dan memperhatikannya lebih baik lagi, beberapa postingan Rea yang dikirim saat itu juga.

Terlihat jelas kalau Rea telah kembali dan kini ia sedang kuliah di sebuah perguruan tinggi, yang lagi-lagi berada di Kota tempat asal Aldy, dimana orang tua Aldy berdomisili di kota tersebut.

"Apa aku harus pindah lagi dan kembali ke rumah?"

***

Flash back off

Rea menangis dibalik pintu rumahnya, ia belum mendengar suara mobil Aldy yang berlalu, itu berarti Aldy memang belum pergi dari rumahnya. Tidak ingin mengintip untuk mengetahuinya, ia memilih untuk berlalu, beranjak menuju ke kamarnya dan segera tidur.

Cklek

Rea menutup pintu kamarnya dan ia mendengar suara mobil yang berlalu dari depan rumahnya. Ia lega karena Aldy akkhirnya pergi juga. Rea kini melangkahkan kakinya menuju ke tempat tidur, merebahkan tubuhnya untuk kembali tidur. Namun sayang matanya terasa sulit untuk dipejamkan. Ia tidak bisa tidur dan selalu teringat pada apa yang diberikan dan juga dikatakan oleh Aldy.

'Jika hanya untuk membuatku senang, tidak perlu terus berpura-pura baik kepadaku, Al. Aku juga tidak tahu mengapa aku selalu senang jika berada di dekatmu, namun sedih juga menyertai saat tersadar kalau kita hanyalah sebatas teman,' batin Rea yang sebenarnya menyukai Aldy, namun ia tidak mampu untuk mengakui dan juga mengungkapkannya.

Tidak ingin terlihat menyukai sahabatnya sendiri, Rea pada akhirnya memaksakan diri untuk bisa mencintai kekasihnya –Rega-. Karena Rega sudah begitu baik padanya dan juga sudah berusaha dengan keras untuk membuat Rea jatuh cinta padanya. Meski sejujurnya hingga kini Rea masih belum mencintai Rega sama sekali.

***

"Apa?! Jadi kamu …."

Ferdinan begitu terkejut ketika Aldy mengakui kalau dirinya menyukai Rea sudah sejak lama. Bahkan Aldy memutuskan untuk pindah kuliah karena masih ingin berusaha untuk mencari Rea. Meski kali ini ia berhasil menemukan Rea, bahkan menjadi sahabatnya, namun ia tidak bisa mengutarakan perasaannya dan hanya bisa berpura-pura menjadi seorang playboy yang selalu berganti pasangan setiap kali merasa bosan.

"Mengapa tidak kamu katakan sejak awal kalau kamu menyukai Rea, Al? Tidak akan seperti ini akhirnya. Rea kini sudah menjadi kekasih Rega dan kamu juga selalu berganti pasangan setiap kali merasa bosan. Mengapa tidak kamu berikan saja padaku gadis-gadis itu dan berhentilah untuk berpura-pura menjadi seorang playboy. Berusahalah untuk mendapatkan hati Rea," tutur Ferdinan memberikan saran kepada Aldy, namun ia juga memiliki maksud dari sarannya tersebut.

"Ah, kamu bilang saja ingin berselingkuh dari Grey," gerutu Aldy, tidak bisa menerima saran dari Ferdinan.

"Bukan seperti itu. Kamu salah persepsi, Al. Aku hanya tidak ingin para gadis yang kamu permainkan menjadi kecewa. Aku hanya ingin menjadi tempat pelipur lara mereka saja. Jika suasana hatinya sudah membaik, aku akan melepaskan mereka. Aku tahu, aku memiliki kekasih secantik dan sebaik Grey. Tapi jika Grey mengizinkanku untuk mendua, aku sama sekali tidak mempermasalahkannya," tutur Ferdinan, selalu saja berceloteh hal yang membuat orang geram ketika mendengarnya.

Aldy menggelengkan kepala dan kembali meminum lemon tea yang telah ia pesan. Kini Aldy dan Ferdinan tengah berada di sebuah kafe, dekat dengan studio band yang akan dijadikan tempat latihan mereka. Keduanya tengah menunggu personel lain, namun tidak untuk Rea. Karena tugas kuliahnya, ia meminta izin untuk tidak iku latihan band sore ini.

Sedang menunggu dua personel lainnya, Aldy dikagetkan dengan kehadiran Rega di kafe yang sama dengan mereka. Aldy menepuk punggung tangan Ferdinan dan memberikan kode kepada Ferdinan untuk menoleh dimana Rega kini tengah duduk jauh dari tempat duduknya, bersama dengan seorang perempuan yang sudah tidak asing lagi dipandangan mereka.

"Rega?!" tanya Ferdinan cukup terkejut melihatnya.

"Ferdinan, bukankah itu …."

avataravatar
Next chapter