1 Fairy Spring Orphanage

Mereka punya banyak sebutan, golongan, dan tugas yang berbeda-beda, setidaknya dari prespektif manusia. Ada yang memanggil mereka monster, ada yang menyebut mereka dewa, dan juga ada yang menganggap mereka makhluk dari angkasa luar.

Tapi dalam masa ini, mereka semua disebut secara universal sebagai Visitor.

Sebab mereka adalah penghuni dunia yang lain dari dunia ini, alam lain dari alam ini, dan juga dimensi yang benar-benar berbeda dari tempat semua orang sekarang berada.

Sejak jaman dulu sudah ada teknik untuk memanggil makhluk dari dunia sana untuk datang ke dunia ini. Summoning ceremony, sama sekali bukan sesuatu yang baru dalam sejarah manusia.

Cara paling awal yang digunakan untuk melakukannya adalah dengan menulis ulang keadaan mental dari diri seseorang untuk mencapai keadaan spiritual di mana Visitor bisa menggunakan tubuh orang yang dimaksud sebagai medium untuk tempat bersinggahnya di dunia ini.

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan ada banyak cara yang bisa digunakan di masa lalu.

Mereka bisa memberikan sugesti terus-menerus pada seseorang sampai seseorang tersebut mempunyai persepsi lain terhadap kenyataan. Mereka bisa mengenakan pakaian yang identik dengan image mereka tentang Visitor yang dimaksud lalu mengemulasikan tindakan mereka seperti yang dilakukan oleh suku-suku pedalaman sampai pada level di mana mereka lupa dengan dirinya yang sebenarnya agar bisa dirasuki oleh makhluk lain.

Lalu yang terakhir kau bisa menggunakan hipnotis untuk secara cepat mengubah isi pikiran dari seseorang.

Setelah itu ada teknik untuk mengatur keadaan psikologi seseorang ke arah atau keadaan tertentu dengan menggunakan medium eksternal berupa ritual khusus di tempat khusus atau waktu tertentu, objek keramat, membaca mantra tertentu, atau menggambarkan garis-garis berisi kalimat-kalimat tertentu.

Sekarang, dengan bantuan teknologi modern, item-item yang digunakan untuk melakukan summoning ceremony bisa dipaketkan ke dalam sebuah benda kecil, ritual yang memakan waktu bisa dipercepat berkali-kali dengan bantuan mesin, dan tempat khusus tidak lagi diperlukan karena hal seperti itu bisa dibuat secara artifisial.

Selama puluhan tahun cara ini digunakan untuk mengendalikan makhluk-makhluk dari dunia sana dan menggunakan mereka sebagai alat untuk kepentingan manusia. Mereka yang dulu diangkat sebagai dewa dan dipuja bisa diperalat oleh tangan manusia meski hanya dalam waktu terbatas.

Membuat sebagian besar orang merasa kalau merekalah yang memiliki kontrol dan merekalah yang berkuasa. Hanya saja yang sebenarnya terjadi tidaklah seperti itu. Hubungan antara Visitor dengan dunia manusia membuat pengaruh dari dunia sana semakin besar dan besar.

Tanpa mereka sadari, setiap tindakan mereka, pikiran mereka, dan juga perasaan mereka dipengaruhi oleh apa yang mereka panggil dan pada akhirnya melahirkan konflik. Manusia sudah akrab dengan yang namanya konflik, dan tidak semua konflik itu punya akibat yang buruk.

Tapi konflik yang diakibatkan oleh summoning ceremony itu lain.

Mereka yang dipanggil tidak punya ikatan dengan hukum fisik yang ada di dunia ini, tidak peduli dengan norma manusia, dan tidak menganggap kalau sesuatu selain mereka adalah makhluk yang perlu diperlakukan sebagai individu dalam level yang sama.

Dan ketika seseorang melakukan kontak yang berlebihan dengan mereka, kepribadian dan tendensi dari makhluk-makhluk itu juga akan terbawa dan menempel erat pada si subjek. Membuat di dalam pikiran mereka, mulai tumbuh ide-ide gila yang kelewat berbahaya.

Mereka punya macam-macam alasan, latar belakangnya acak, tapi meski begitu tujuan banyak orang itu tetap satu. Yang mereka inginkan adalah memaksa Visitor itu untuk datang ke dunia manusia dan tetap di sini untuk selamanya.

"Dan tentu saja hal yang seperti itu tentu saja tidak bisa dibiarkan"

Ada yang ingin menggunakan kekuatannya untuk memanggil dewa atau monster lain secara permanen ke dunia agar bisa jadi penguasa, ada yang ingin menggunakannya untuk menyatukan dunia di bawah namanya, dan bahkan ada yang menginginkan dunia tanpa kematian lalu masih banyak lagi dan masih banyak lagi.

Beberapa keinginan mereka memang kedengaran baik kalau hanya dilihat dari tujuannya, tapi sayangnya ambisi-ambisi itu pada akhirnya hanya akan membawa kekacauan, bencana, dan juga kehancuran. Teori mereka hanya kelihatan bagus di atas kertas, dan kenyataannya tidak akan sebaik apa yang mereka pikirkan.

"Untung saja meski yang membuat rencana-rencana bodoh itu adalah orang dengan kekuasaan, organisasi penuh orang kaya, atau kumpulan orang-orang yang bisa menghancurkan sebuah kota sendirian saja, seseorang bisa selalu menghentikan usaha mereka sehingga dunia berkali-kali bisa diselamatkan"

Sebab setiap kali ada krisis besar seorang pahlawan selalu muncul dan menggagalkan usaha mereka.

"Lalu kenapa kau menceritakan semua hal itu padaku? maksudku aku sudah mendengar semua detail tentang apa saja yang sudah dilakukan oleh ayahku di masa lalu dari orang yang mengaku-ngaku sebagai keluargaku"

Dua orang yang sedari tadi berbicara satu sama lain adalah seorang pemuda berambut hitam dengan postur normal berusia enam atau tujuh belas tahun, dan seorang wanita tinggi berbadan layaknya model dengan umur yang selalu dihapus angkanya dari catatan apapun.

"Tidak ada agenda khusus, aku hanya ingin memotivasimu agar ingin menyelamatkan dunia"

"Berat!!! terlalu berat!!! motivator macam apa yang langsung memberikan clientnya tujuan seberat itu?"

Tanpa memperdulikan si pemuda, si wanita menarik sebuah kotak hitam panjang ke sampingnya.

Pemuda itu, Ferza awalnya mengijinkan wanita tadi masuk karena dia bilang dia adalah kenalan lama Ayahnya dan dia ingin memberitahukan sesuatu yang penting. Tapi begitu pemuda itu menyiapkan minuman untuk orang itu dan mereka mulai berbicara satu sama lain, dia langsung sadar kalau dia baru saja melakukan sebuah kesalahan besar.

"Aku bukan motivator, aku cuma kurir dari organisasi untuk mengantarkan ben. . "

"Ok stop!!!!. . . . apapun yang ingin kau keluarkan dari kotak hitam panjang di sampingmu itu aku tidak ingin menerimanya!. . . sekarang kau boleh pulang. . . pintunya ada di belakangmu"

"Sayang sekali, aku dibayar untuk mengantarkan barang ini padamu kalau kau tidak menerimanya aku tidak akan mendapatkan bayaranku"

"Setidaknya cari kalimat yang agak bisa menunjukan kalau kau punya sedikit rasa loyalitas pada tempat kerjamu"

"Kenapa? kerja itu adalah untuk mencari uang, aku hanya peduli dengan uangnya! bukan orang-orangnya"

"Aku paham"

Jika dia hanya melakukan pekerjaannya hanya karena uang, maka dia juga bisa disuruh untuk tidak melakukan pekerjaannya kalau ada uang. Dengan kata lain sebab dia tidak punya kesetiaan asal dia dibayar dengan uang yang lebih banyak maka dia akan berpindah pihak.

"Hanya saja jangan berpikir kalau memberiku uang akan menyelesaikan masalah, mungkin aku akan mau pergi tapi bukan berarti orang lain tidak akan datang! malah sebaliknya yang datang selanjutnya mungkin akan lebih merepotkan dariku"

"Geh. . kenapa mereka senang sekali menggangguku? padahal aku sangat yakin kalau aku tidak pernah menghina mereka di internet"

Seorang wanita cantik yang tidak dia kenal mendatangi rumahnya mungkin baru pertama kali terjadi sekarang. Tapi seseorang datang ke rumahnya untuk memberikan sesuatu adalah hal yang sudah Ferza alami berkali-kali.

Ada yang mencoba mempengaruhi jalan pikirannya dengan menceritakan hal-hal menyedihkan, menjejalinya dengan berbagai macam idealisme, dan juga ada yang mencoba menggunakan kekerasan untuk memaksanya menuruti keinginan orang-orang itu.

Menghadapi orang yang bisa berbohong seakan dia mengatakan kenyataan atau orang yang mencoba memancingnya dengan sebuah skema sudah jadi kegiatan sehari-harinya. Hanya saja karena hal itu, dia agak bingung bagaimana menghadapi orang yang dengan jujurnya mau bilang kalau dia ingin segera melemparkan tanggung jawabnya agar bisa cepat pulang.

"Bukankah alasannya sudah jelas? kau itu penting untuk mereka"

"Sayang sekali dianggap penting oleh orang-orang tua yang kerjaannya hanya menumpuk uang sama sekali tidak membuatku senang, tentu saja masalahnya lain kalau mereka itu nenek-nenek dengan rupa anak kecil yang imut"

"Ok. . akan kucatat. . Ferza lolicon"

"Oiii!!! yang tadi aku hanya bercanda bodoh!! berhenti menulis preferensiku dengan muka serius seperti itu!!!!!"

"Harus dicatat lagi. . Ferza masih sadar kalau dia itu sampah masyarakat"

"Sudah kubilang berhenti!! dan apa-apaan impresi burukmu itu!"

Setelah itu si wanita kembali menghadap pada Ferza yang masih protes. Setelah sesaat berhadapan tanpa mengatakan apa-apa, wanita itu langsung menunduk dan.. .

"Terima kasih atas kerjasamanya"

"Sejak kapan aku mau bekerjasama denganmuuuuuuuu?"

Wanita itupun berdiri lalu merapikan pakaiannya kemudian kembali menunduk untuk pamit.

"Kalau begitu aku akan pulang dulu. . "

"Tunggu dulu!!!!!. . "

"Kenapa? maaf saja tapi aku tidak tertarik dengan anak kecil.. . "

"Aku juga tidak tertarik pada wanita tua!!! jika kau mau pergi silahkan saja, tapi bawa juga benda ini"

"Tenang saja, orang yang membayarku sudah tahu seleramu karena itulah kau tidak akan kecewa"

"Apa yang kau maksud dengan seleraaaa!!!? kau tidak sedang bilang kalau aku ini suka anak kecil kan?"

Wanita tadi mengalihkan pandangannya dari Ferza lalu bersiul sambil pelan-pelan mundur menuju pintu keluar. Dilihat dari manapun wanita itu sama sekali tidak mau mempedulikan situasi Ferza dan hanya mementingkan keperluannya sendiri saja.

"Baiklah kalau begitu, berhubung kau melakukan semua seenakmu aku juga akan melakukan semua seenaku!"

Tugas wanita itu adalah mengantarkan benda yang sekarang ada di depan Ferza padanya. Bukan memastikan kalau benda itu Ferza terima dan gunakan secara semestinya. Itu berarti ketika wanita itu pulang maka tugasnya akan selesai. Setelah itu Ferza bisa melakukan apapun pada benda yang diterimanya tadi.

Dia bisa menjualnya pada orang lain, memberikannya pada yang lebih membutuhkan, atau menyerahkannya pada orang yang dia percaya untuk mengurusnya.

Adalah rencana awalnya.

"Pulang saja sa. . . "

Tapi begitu dia menyadari kalau siulan wanita itu sama sekali belum berhenti meski dia sudah diusir dan malah bunyinya mulai berubah menjadi suara yang dikenalnya. Dia menyadari kalau tugas wanita itu sama sekali bukan hanya sekedar jadi kurir.

Sejak jaman dulu ada banyak cara untuk menginsialisasi sebuah proses bernama magic, salah satu dari cara itu adalah dengan merapalkan mantra dalam bahasa tertentu. Tapi saat ini cara seperti sudah tidak digunakan lagi. Sejak metode summoning modern ditemukan, metode melakukan magicpun juga ikut termoderenisasi.

Hal paling penting dalam sebuah mantra bukanlah rapalannya, adalah salah satu bentuk pemahaman modern tentang magic saat ini. Dalam sebuah mantra, yang paling penting adalah intonasi atau nadanya, sedangkan apa yang diucapkan bisa diganti dengan kalimat apapun yang seseorang mau.

Hal itu adalah salah satu alasan kenapa orang biasa tidak bisa menggunakan magic. Jika orang mengucapkan mantra yang ditulis oleh orang kuno mereka tidak akan bisa menginisialisasi magic karena intonasi mereka tidak sesuai dengan versi originalnya.

Dan jika ucapan dari sebuah mantra tidak penting, ucapan itu sendiri bahkan bisa dibuang begitu saja. Asalkan seseorang bisa memproduksi nada yang tepat dengan mantra tertentu, maka efek yang dihasilkan akan sama. Sama seperti apa yang wanita di depan Ferza lakukan.

Dia sedang menginisialisasi magic untuk membuka segel dari benda yang dia bawa kesana.

"Jangan bercanda kauuu!!!!. . . "

Ferza langsung berdiri lalu berlari ke arah wanita tadi begitu melihat kotak yang ada di depannya mulai kelihatan bersinar dan bergetar seakan ada sesuatu yang ingin memaksa keluar dari dalamnya. Dan sebab jarak mereka masih belum terlalu jauh, pemuda itu bisa langsung sampai kemudian segera mencoba untuk menjatuhkan wanita itu.

Hanya saja, sebelum tangannya hampir mengenai pundak dari wanita itu untuk dia dorong, si wanita mengulurkan kaki jenjangnya ke depan dan mencoba untuk menjatuhkan Ferza sambil tetap menjaga tempo siulannya.

"Sial!. . "

Postur lari Ferza hancur dan sekarang dia terjatuh, tapi sebelum lututnya benar-benar menyentuh lantai dia menggerakan betisnya ke arah belakang dari betis si wanita tadi. Setelah itu dia mengunci bagian belakang lutut si wanita dan menekuk lututnya sendiri. Membuat si wanita tadi juga ikut jatuh.

Begitu posisi mereka sama, Ferza yang punya postur lebih besar dan kekuatan yang sedikit lebih besar langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk menjatuhkan si wanita dan mengunci pergerakan tangannya.

Hanya saja.

". . . "

Wanita itu tersenyum, lalu begitu Ferza melihat ke belakangnya dia melihat kotak metal hitam panjang yang wanita tadi bawa permukaannya mulai penyok ke arah luar karena ditekan sesuatu dari dalam.

Dan tidak lama setelah itu retakan mulai terlihat lalu benda-benda metal kecilpun mulai bisa menembus keluar lalu berhenti di udara dari dalam kotak hitam tadi. Merusaknya sampai benar-benar tidak berbentuk dan bisa berfungsi.

Menunjukan isi dari apa yang ada di dalamnya.

Sebuah pedang panjang dengan bentuk yang tidak normal. Gagangnya punya bentuk menyerupai vajra dengan satu bagiannya lebih besar dari yang lain. Bagian tajam dari pedang itu digantikan dengan ratusan pecahan material seperti keramik yang menempel pada tubuh utama pedang yang lebar mulai dari pangkalnya dan dijaga oleh empat taring dari gaganya yang berbentuk vajra tadi.

"Hei. . hei! apa kau serius akan melawanku dengan benda itu?"

"Tentu saja tidak! aku belum mengikat kontrak dengannya! aku hanya ingin memastikan kalau pekerjaanku selesai"

"Jangan bilang kalau. . . "

Pedang yang sedang melayang di depan mereka ada sebuah artifak buatan yang diciptakan untuk melakukan summoning ceremony dan mengundang Visitor seperti monster dari legenda, dewa dari mitos, iblis dan sejenisnya. Sebuah alat yang bisa menggantikan ritual panjang dan melelahkan, pengorbanan, dan juga membuang perlunya sebuah timing tepat dan juga tempat khusus untuk memanggil makhluk dari dunia lain.

Astra.

Namanya diambil dari sebutan untuk senjata yang digunakan para dewa dalam mitologi hindu.

Bentuk spesifik dari Astra berbeda-beda, tapi semua Astra memiliki dua ratus enam belas talisman berupa metal berisi spell spesifik yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan mengatur koneksi setiap talisman dengan talisman tertentu seperti puzzle. Seseorang bisa menggunakan kekuasaan, Authority dari Visitor yang mereka panggil.

Dan langkah awal untuk bisa menggunakan benda itu sebagai senjata adalah memanggil keluar roh yang ada di dalamnya dan membuat kontrak dengannya. Yang bisa dilakukan oleh siapapun yang punya sedikit pengetahuan tentang dunia supranatural.

Seperti yang sekarang sedang terjadi.

Begitu talisman-talisman yang tadi melepaskan diri dari tubuh utama pedang tempatnya bersinggah berada di dalam posisi yang tepat setelah melayang-layang di udara tidak jauh dari tubuh utamanya. Benda-benda kecil itu kembali menempel ke tubuh utamanya dengan keras sampai menimbulkan suara seperti bel.

Talisman yang ada ada pada astra sengaja dipasang pada posisi yang salah agar tidak sembarang orang bisa menggunakannya. Benda itu hanya bisa aktif ketika orang yang tahu formasi originalnya mengalirkan magic ke talisman yang tepat melalui jalur yang tepat.

Dan ketika proses persiapan itu selesai.

Seorang gadis kecil manis berumur sekitar sebelas atau dua belas tahunan. Dia punya wajah dan postur khas orang asia seperti hidung dan bibir yang mungil, lalu kulit putih agak kuning dan juga tinggi yang sepertinya di bawah anak seumurannya dari bagian barat dunia. Hanya saja, untuk suatu alasan rambut panjang tipisinya yang sedikit bergelombang punya warna keemasan.

Jika dia bukan roh dari sebuah benda berbahaya, mungkin Ferza akan mengambil waktu untuk mengagumi penampilannya. Tapi dia sadar kalau waktunya sama sekali tidak tepat.

Awalnya gadis kecil itu terlihat seperti gambar dua dimensi transparan, tapi lama kelamaan gambar tadi mulai terasa seperti bervolume dan semakin kelihatan nyata. Lalu, ketika seluruh tubuhnya sudah terproyeksi dengan sempurna, kedua kaki gadis kecil itu langsung menapak ke lantai bersamaan dengan meluncurnya astra yang ada di sampingnya ke lantai. Setelah itu gadis itu mulai menggerakan tubuhnya secara normal.

"Aku yakin kalau kau sudah tahu, tapi aku cuma ingin memberitahukanmu kalau roh yang sudah dipanggil tidak bisa dikembalikan ke dalam Astra selama tidak ada yang membuat kontrak dengannya"

Dengan kata lain, roh gadis kecil tadi akan jadi hantu gentayangan.

"Apa kau tidak waras?"

Bagi Ferza, keberadaan hantu gentayangan sama sekali tidak mengganggunya. Baginya yang sudah biasa berurusan dengan hal-hal supranatural sejak kecil, melihat satu atau dua makhluk supranatural sudah seperti kegiatan sehari-harinya. Asalkan dia bisa tidak memikirkan keberadaan mereka dia bisa hidup dengan normal sebab pada dasarnya makhluk-makhluk supranatural yang biasanya dia lihat adalah makhluk level rendah yang tidak bisa apa-apa.

Hanya saja, roh yang berada di dalam Astra itu lain.

Astra adalah benda yang digunakan sebagai pengganti summoning ceremony kuno. Benda itu adalah kumpulan dari pengetahuan manusia yang menggabungkan magic dan dan sains untuk bisa mengendalikan makhluk dari dunia lain.

Tapi semua itu masih belum cukup bisa membuat benda itu jadi sebuah senjata berbahaya, sebab pada dasarnya benda mati itu hanyalah tumpukan besi yang disambung satu sama lain. Mereka tidak bisa digunakan untuk menggantikan seorang vessel, atau medium manusia yang digunakan pada jaman sebelumnya untuk menampung makhluk dari dunia lain.

Pada jaman sebelumnya manusia memanggil makhluk dari dunia lain secara penuh, mereka membiarkannya merasuki seorang vessel lalu membuat mereka memanifestasikan tubuh aslinya. Dengan kata lain, jika kau memanggil naga maka tubuh dari seorang vessel akan berubah menjadi naga, atau apapun yang dipanggil.

Hal ini punya banyak resiko seperti vessel kehilangan kendali dan tidak bisa mengontrol keinginan untuk menghancurkan yang dimiliki Visitor dan mereka juga bisa dirasuki oleh makhluk lain yang tidak dipanggil lalu mengamuk.

Oleh sebab itulah metode baru diciptakan, dengan menggunakan Astra manusia tidak lagi perlu memanggil Visitor secara utuh dan hanya perlu memanggil tubuh spiritualnya saja untuk ditempatkan pada sebuah benda.

Hanya saja tentu saja sepotong besi tidak akan bisa digunakan sebagai medium untuk tempat bersemayamnya jiwa dari Visitor, untuk membuatnya terikat di dunia ini mereka masih perlu manusia untuk dirasuki sebagai medium. Atau lebih tepatnya, roh manusia.

Seperti gadis kecil yang ada di depannya.

"Cepat buat kontrak dengannya!!"

Ferza berteriak pada wanita di bawahnya.

"Tidak bisa, afinity-ku dengannya kurang dari tiga puluh persen"

"Apa kau bilang? apa kau mau mati di tempat ini?"

"Tentu saja tidak! karena itulah cepat buat kontrak dengannya"

"Kalau aku ingin membuat kontrak aku sudah melakukannya saat ada orang yang menawariku sekoper uang, bukannya sekarang"

"Kalau begitu aku memberimu uang jadi cepat buat kontrak dengannya"

"Kau sama sekali tidak paham masalah utamanya"

Tentu saja wanita itu paham, tapi dia memutuskan untuk tetap membuat Ferza mengikat kontrak dengan Astra yang sedang aktif di depannya dengan cara paksa. Yaitu membuat keadaan di mana pemuda itu tidak punya pilihan lain kecuali menurutinya dan membuat kontrak dengan benda itu.

Dia memutuskan untuk berjudi dan bertaruh kalau Ferza bukanlah orang yang cukup keras kepala untuk membiarkan dirinya sendiri mati hanya karena dia tidak mau menuruti saran dari orang lain.

Dan hasil dari perjudiannya itu adalah. . .

"Sialan, aku tidak punya pilihan lain!!. . . "

Sebelum membuat kontrak dengan roh dari sebuah Astra biasanya seseorang harus melalui berbagai macam test untuk memastikan kalau pengguna dan Astranya cocok satu sama lain. Tapi dalam kasus ini, Astra yang dikirimkan padanya adalah benda yang sudah disodorkan padanya berkali-kali. Jadi sudah dipastikan kalau afinity-nya pada angka yang tinggi.

"Umm. . . . . aku tidak keberatan mengikat kontrak denganmu tapi tolong berhenti memperlakukanku seperti bencana berjalan"

"Hah? . . "

Roh yang bersemayam pada sebuah Astra adalah medium di mana tubuh spiritual dari Visitor bermaterialisasi, jadi bisa dibilang mereka adalah gerbang yang menghubungkan dunia ini dengan dunia lain. Dan jika sebuah roh Astra tidak memiliki kontrak dengan seorang pengguna kebanyakan dari mereka akan kesulitan mengontrol tubuhnya spiritualnya sendiri sebab mereka tidak punya tubuh fisik.

Yang artinya adalah bisa saja tubuh roh mereka tiba-tiba dibajak oleh makhluk dari dunia lain, mereka juga bisa memancing makhluk supranatural dari dunia ini untuk mendekat karena terangsang oleh stimulus yang mengalir dari dunia lain.

Jika mereka membuat kontrak dengan seseorang, mereka bisa meminjam tubuh fisik kontraktor mereka untuk menyimpan sebagian tubuh spiritual mereka. Membuat hubungan mereka dengan dunia lain jadi melemah.

Sebuah roh Astra yang punya kontrol terhadap dirinya sendiri secara penuh adalah hal langka. Hanya roh dengan level tinggi yang bisa mengobrol dengan orang lain dengan bebas sebelum mengikat kontrak dengan seseorang.

"Um. . . kau tidak akan tiba-tiba menyerangku kan?"

Ferza mencoba mendekati roh gadis kecil dari Astra yang ada di depannya dengan hati-hati. Dia masih terus waspada bersiap kalau-kalau mata gadis kecil itu berganti warna lalu menyerangnya dengan membabi buta.

"Jangan memperlakukanku seperti monster"

Ferza menahan diri untuk bilang 'kau kan memang monster' dan akhirnya benar-benar yakin kalau gadis kecil itu memang benar-benar aman. Kulit pipinya berubah warna, dan wajahnya sepertinya juga dibuat untuk kelihatan mengintimidasi, tapi meski begitu yang bisa Ferza lihat hanyalah seorang gadis kecil manis yang tidak berbahaya.

"Huh. . . "

Ferza berbalik melihat ke arah wanita yang jadi kurir untuk mengantarkan barang untuknya.

"Aku hanya ingin mengingatkan saja kalau setinggi apapun level dari roh Astra itu, mereka tidak akan bertahan untuk tetap waras selamanya. . . jadi cepat lanjutkan pembuatan kontraknya"

"Aku juga ingin mengingatkan kalau pengalamanku mengurus Astra itu mungkin lebih banyak darimu!"

"Lalu apa yang akan kau lakukan dengannya? selama kau belum membuat kontrak dengannya dia tidak akan bisa kembali ke dalam Astra dan jadi hantu gentayangan"

"Hantu gentayangan yang seperti sama sekali tidak menakutkan, sebelum dia kehilangan kesadarannya aku akan menemukan seseorang yang bisa memakainya dan menyelesaikan masalahku di sini"

Dengan begitu si wanita kurirpun pergi, sebab meski Ferza sama sekali tidak punya niat untuk menerima barang yang dibawanya. Tapi pada akhirnya tugasnya tetap selesai sebab sekarang benda itu sudah berpindah tangan pada orang yang dituju sehingga dia bisa menerima sisa pembayarannya.

avataravatar
Next chapter