webnovel

Bab 7. Membutuhkan Uang Banyak Secepatnya

Hal yang sangat menggejutkan dan membuat Elena hampir pingsan. Diego korupsi? Tidak mungkin. Itu tidak mungkin. Elena menggeleng tak percaya. Gadis itu duduk lemas di kursi tunggu.

Shelina terus berada di samping Elena untuk menemani gadis itu. Dia menggenggam tangan Elena untuk menguatkannya.

Satu jam kemudian. Dokter keluar dari UGD. Elena dengan cepat berdiri walau sempat sedikit limbung dan Shelina harus ikut membantunya berdiri tegak agar tak jatuh.

"Bagaimana Dok?" Shelina bertanya karena Elena tak bisa berkata-kata. Terlalu banyak hal yang mengguncang dirinya.

"Kami sudah melakukan operasi dan saat ini pasien masih mengalami kritis. Mari ikut ke ruangan saya untuk membicarakan kondisi pasien lebih lanjut." Setelah mengucapkan hal itu dokter pun pergi dan Elena mengikutinya.

Kini Elena tengah duduk menunggu penjelasan dari dokter yang menangani Diego.

"Berdasarkan hasil cek pemeriksaan ada pembengkakkan pada kepala bagian bekalang diakibatkan benturan yang keras. Kami harus segera melakukan operasi untuk mengatasinya jika tidak nyawa pasien akan terancam. Dan pasien juga mengalami patah tulang kaki. Tapi dengan terapi rutin bisa mengatasi hal itu. Yang dibutuhkam pasien saat ini adalah operasi di bagian kepalanya." Elena tak tau harus berkata apalagi. Dia sangat terguncang saat ini.

"Biaya operasi dibagian kepala tidaklah murah, nona. Dan anda harus menyelesaikan administrasi terlebih dahulu agar operasi bisa dilakukan. Dan saya sarankan untuk melakukan operasi segera. Walau kondisi pasien sudah lewat dari masa kritis tapi kami tidak menjamin kondisi pasien tetap stabil. Jadi, mohon segera selesaikan administrasi, nona Elena."

Elena yakin semua hal itu tidaklah murah. Belum lagi biaya operasi saat Diego masuk kemari. Biaya rawatnya dan sekarang harus operasi lagi. Astaga! Tapi Diego harus dioperasi karena Elena tak mau kehilangan pria itu.

Kaki Elena lemas saat perawat mengatakan bahwa biaya administrasi mencapai dua ratus lima puluh juta. Ditambah obat-obatan yang digunakan Diego adalah obat mahal. Apalagi jika nanti Diego sadar, pria itu membutuhkan terapi agar bisa berjalan normal kembali. Bahkan saat ini dokter juga belum bisa memastikan kapan Diego akan sadar. Bisa lusa, satu Minggu, satu bulan atau satu tahun.

Elena membutuhkan uang setidaknya lima ratus juta. Darimana Elena bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat. Jangankan lima ratus juta, sepuluh juta pun Elena tak memilikinya saat ini.

Elena berjalan gontai. Tubuhnya lemas dengan serangkai peristiwa hari ini yang sangat mengguncangnya. Dia duduk perlahan dikursi tunggu.

Kemana dia harus mencari uang itu? Mencari pinjaman dan hutang? Pada siapa? Meminjam uang pada shelina- bossnya?

Shelina mungkin akan membantunya tapi Elena tak yakin gadis itu akan meminjamkan uang sebanyak lima ratus juta. Karena Wonderfull Cafe juga baru dibuka.

Meminjam uang di perusahaan tempat Diego kerja? Itu tak mungkin karena Diego malah dituntut telah korupsi uang perusahaaan, hal yang Elena yakin tak mungkin. Karena dia yakin Diego tak akan pernah melakukan hal itu. Sesulit apapun keadaan mereka, Diego tak pernah mencuri atau menggelapkan uang haram demi kelangsungan hidup mereka.

Lalu, dimana Elena bisa mendapatkan uang pinjaman sebanyak itu? Apa dia harus berurusan dengan lintah darat?

Tidak. Jangan sampai terlibat dengan lintah darat. Yang ada Elena sendiri yang akan semakin menderita dan kesusahan. Lalu bagaimana?

Dia ingin Diego segera di operasi. Dia ingin pria itu kembali membuka mata dan berbicara dengannya lagi. Apa Elena harus melacurkan diri?

Adakah pria yang mau membayar lima ratus juta untuk bisa tidur dengannya? Astaga, pikiran Elena semakin kalut dan bingung. Dia menggerang frustasi. Tapi dia tak akan menyerah. Dia akan melakukan apapun demi Diego. Demi pria yang dia cinta dan sayangi.

'Aku akan memberikanmu apapun asalkan kau mau membantuku.'

Elena teringat akan ucapan yang Elise katakan kemarin. Bisakah Elise memberinya lima ratus juta jika dia menyetujui kesepakatan itu?

Elena tau ide Elise itu sangatlah gila tapi sekarang dia sedang terdesak dan sangat butuh uang dengan nominal yang besar. Lalu Elena kembali teringat dengan Brian, bukankah nama pria itu Brian Fernandez. Mungkinkah dia pemilik perusahaan Fernandez Corporation tempat Diego bekerja. Jika Brian pemilik perusahaan besar itu, pasti dia memiliki uang yang sangat banyak. Dan uang lima ratus juta adalah nominal yang kecil baginya. Elena harus membicarakannya dengan Elise. Dia harus mengatakannya. Demi pria yang sangat dia cintai, Diego.

....

"Aku sangat senang saat kau mengajakku bertemu." Elise datang dengan wajah sumringah. Elena mencoba tersenyum walau senyumannya terlihat sangat kaku. Elena mencoba menutupi kegelisahannya.

Mereka berdua kini tengah duduk di dalam Bar yang sama seperti kemarin mereka bertemu.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan? Apa kau berubah pikiran dan mau membantuku?" Raut antusias terlihat jelas di wajah Elise.

"Sebelumnya, aku ingin tau apa kau benar-benar tak bisa hamil? Apa kau harus melakukan ini? Apa kau sungguh tak apa jika suamimu menyentuh wanita lain? Walau dalam kasus ini wanita itu adalah aku, saudara kembarmu tapi tetap saja apa kau rela?"

Banyaknya pertanyaan yang Elena ungkapkan membuat Elise menghela napas panjang. Raut bahagia hilang seketika, digantikan kesedihan dan frustasi di wajah Elise. Dia menyandarkan punggung ke kursi seakan enggan untuk mengungkapkan kelemahan dan kekurangannya sebagai wanita.

"Aku... " Elise menegakkan tubuhnya kembali dan berbicara serius dengan Elena. Berharap dengan menceritakan keadaannya dengan jujur, Elena mau membantunya.

"Aku dan Brian sudah menikah selama lima tahun lebih. Dan sampai saat ini pernikahan kami belum dikaruniai seorang anak. Kami sudah sering keluar masuk rumah sakit untuk mengecek kesuburan kami. Mencoba pengobatan alternatif atau apapun yang mengatakan bisa membuat seorang istri cepat hamil. Tapi sampai saat ini aku belum juga hamil. Dari hasil pemeriksaan dokter Brian dalam keadaan sehat dan subur. Sedangkan aku..." Elise menjeda perkataannya, sangat berat untuk mengungkapkan semuanya walaupun kepada saudara kembarnya sendiri.

"Dokter mengatakan aku tak bisa hamil. Sel telurku tidak bagus dan tak bisa dibuahi." Elise menutup matanya dan berkaca-kaca. Siap meneteskan airmata jika dibiarkan beberapa menit lagi.

"Apa tidak bisa melakukan terapi atau program bayi tabung?"

"Bisa, dokter mengatakan itu masih bisa berhasil walau kemungkinannya kecil, tapi kami tidak bisa melakukannya."

"Kenapa? Bukankah Brian sangat kaya?" Kening Elena mengerut bingung. Mengapa mereka tak bisa melakukannya?

"Ya, dengan keuangan Brian kami bisa melakukan program bayi tabung tapi ibu mertuaku pasti akan mengamuk. Mommy tak suka padaku. Dia pasti akan meminta anaknya untuk menceraikanku jika tau aku tak bisa hamil. Rena, ibu mertuaku sejak dulu tak suka padaku. Baginya aku hanya anak yatim piatu miskin, yang tak pantas bersanding dengan putra semata wayangnya yang sangat berkualitas dan memiliki harta berlimpah. Dan kehadiran anak Brian adalah hal penting karena dia akan menjadi pewaris kekayaan keluarga Fernandez, dan akan meneruskan perusahaan Fernandez Corporation."

Tubuh Elena tersentak kaget dengan ucapan Elise. Jantungnya bergemuruh cepat. Perkataan Elise sungguh sangat mempengaruhinya. Terutama kata-kata 'Fernandez Corporation'. Jadi benar Brian pemilik perusahan tempat Diego bekerja. Perusahan yang saat ini tengah menuntut Diego dengan kasus korupsi milyaran rupiah.

"Tunggu, jadi suamimu adalah Presdir sekaligus pemilik perusahaan Fernandez Corporation yang besar itu?" tanya Elena dengan suara tercekat. Tangannya gemetar tanpa Elise sadari.

"Ya, itu sebabnya Mommy sangat menuntut anak dariku."

Elena tak menghiraukan ucapan Elise. Dia melamun memikirkan segala kemungkinkan yang ada. Apa yang terjadi jika Elise atau Brian tau tentang Diego? Tentang kasus korupsi yang tengah menjerat pria itu.

Next chapter