3 Just seconds

Sore itu aku merasa lelah, tak kunjung datang Jajjangmyun yang ku pesan. Ku lihat layar ponsel yang masih menyala

" deuttt deuttt"

Ehh ternyata ada WA dari Jeon Yun

"Lagi apa beb?"

"Dudukan aja"

" Udah makan?"

" Belom, lagi nunggu Jajjangmyeon"

" Aku kesitu yah?"

" ayahku dirumah 🙏"

" Yah udah kamu keluar gih"

" Ok " jawabku singkat

Kubuka tirai sedikit dan kulihat Jeon Yun dibawah. Sebelum keluar ku ambil syal dan jaket karen cuaca diluar sangat dingin.

" Kenapa kesini, cuacanya dingin gini lagi sudah lama diluar?" sapaku

sembari memakaikan syal di lehernya.

" Aku pengin ketemu kamu Hana, minggu-minggu ini kita jarang ketemu "

"bukannya kamu masih ada acara dibusan"

"Aku pulang duluan sama aunty"

"yaudah ayo masuk dulu ngobrol di dalam "

"gak ah , gak enak sama ayahmu. kita ke minimart aja yuk nyari minuman anget "

Kebetulan jarak minimart tidak jauh sehingga kami jajan kaki untuk kesana.

sesampainya disana kami pun mengambil makanan yang kami perlukan.

" totalnya 25 dolar "

karena Jeon Yun Lupa bawa dompet, ku sodorkan kartu ku.

" pake ini aja"

" jangan " dia merasa sungkan.

" sudah gak apa , besok gantian kamu traktir aku "

Kami duduk didepan minimart dan mengobrol panjang lebar tentang perjalanannya di Busan

Kukira 30 menit telah berlalu hingga percakapan kami tidak dapat terkendali.

selama hubungan kami, selalu saja apa yang kami obrolkan pasti nyambung.

tiba-tiba dari arah selatan, ada seorang paman yang berjalan terhuyung-huyung menghampiri kami.

" prak,"

di meja yang sedang kami singgahi sehingga makanannya berserakan ke lantai.

" Ada apa pak kenapa bapak, disini " tegur Jeon Yun.

" Yah kamu gk bisa lihat, gara-gara Jalang sialan itu hidupku hancur " menggerutu dalam mabuknya, melempar semua yang ada didepan nya.

" tenang lah pak anda sedang mabuk " ucapnya menenangkan emosinya.

Tapi apa daya aku tak bisa meluluhkan nya.

dia malah mendorongku hingga aku tersungkur ke lantai

"awww" lirihku kesakitan

Emosinya yang meluap-luap membuatnya hilang kendali.

Al-hasil dia beradu agument dengan Jeon Yun

" kenapa bapak mendorong pacar saya "

" dia bukan orang yang pantas bapak kasari"

bentaknya dengan muka geram.

"hey anak muda pergilah tidak usah ikut campur, bangsat "

"ini urusan saya, karena sudah menyakiti pacar saya tolong minta maaf padanya"

" tak ada yang perlu dimaafkan " ucapnya dengan nada sinis dan berjalan pergi.

Karena tidak terima dengan sikap bapak yang tadi, Jeon Yun pun menarik kemejanya dan langsung memukul mukanya. Jadilah perkelahian sengit Jeon Yun dan bapak tadi.

Aku yang ingin menengahinya malah terlenpar ke jalan karena perkelahian terlau rusuh.

Aku pun menghubungi 123 untuk meminta bantuan kepolisian.

Tak perlu waktu lama polisi setempat pun datang.

" maaf apa benar anda yang melaporkan ada perkelahian?"

"iya pak benar , tolong pacar saya sedang bertengkar dengan paman yang mabuk itu"

" tolong pak , disitu "

Polisi pun bergegas untuk memisahkan mereka , dan segera membawanya ke kepolisian untuk di interogasi lebih lanjut.

avataravatar
Next chapter