3 Bab 2

"Apa?"

"I..iya kau bisa bercerita padaku. Dan.. hei, setiap masalah itu pasti ada solusinya. Jangan kau sia siakan hidupmu. Oke" Ucap Sooyeon lagi.

Laki laki itu menaikan satu alisnya. Kemudian turun.

"Apa maksudmu?"

"Baguslah kau sudah turun. Jangan lakukan hal yang menakutkan seperti tadi"

"Kau pikir aku ingin mengakhiri hidupku?" tanya laki laki itu.

"Bukannya kau memang akan bunuh diri?" Ucap Sooyeon.

"Ck. Aku hanya ingin menikmati udara segar"

"Ah, begitu kah?... sungguh kau tidak bohong?"

"Siapa kau kenapa aku harus bohong pada orang asing"

"Ah be..begitu. Maafkan aku" Ucap Sooyeon tak enak.

Laki laki itu melihat Sooyeon dari bawah sampai atas. Sooyeon yang merasa risih itu langsung menutupi dengan tangan.

"Kau mau apa? Jangan jangan kau laki laki mesum"

"Ck. Baru kali ini ada orang yang bilang aku mesum"

"Lalu kalau bukan mesum apa lagi. Kau, jangan macam macam. Jika kau macam macam aku akan berteriak"

"Aku tidak tertarik padamu"

"A..apa?"

"Kau siswa Dari HG school"

"Ka..kau tau?"

"Bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana"

"Sekolah itu"

"Sepertinya kau benar benar tau sekolah itu. Sekolah itu sangat besar. Ada banyak orang kaya dengan pakaian trendi"

"Ternyata masih sama"

"Apa maksudmu?"

"Orang kaya, terimakasih. Aku pergi dulu" Ucap laki laki itu kemudian pergi meninggalkan Sooyeon sendiri.

"Hei!"

"Dasar orang tidak jelas" ucap Sooyeon.

"Orang kaya? Apa dia mengejekku" gerutu Sooyeon kemudian pergi meninggalkan jembatan itu.

###

Dalam ruangan besar terdapat 2 orang laki laki yang satu sudah berumur dan yang satunya masih remaja usia 18 tahun.

"Karna kau sudah pulang. Kau harus sekolah di tempat ayah. Tidak ada penolakan"

"Baiklah jika itu mau ayah"

"Besok kau sudah mulai berangkat. Dan jangan membuat ulah mengerti"

"Terserah ayah saja" Ucap Hyunjin dan meninggalkan tempat itu.

Hyunjin naik masuk ke ruang tidurnya dan duduk di samping tempat tidurnya. Hyunjin menghelas nafas berat sambil meremas rambutnya frustasi.

"Apa..apa boleh sehari saja kita tidak seperti ini" lirih Hyunjin.

###

Pagi telah datang. Semua siswa dan siswi mulai berdatangan. Siswa baru Sooyeon masih merasa kikuk dengan teman teman barunya. Apalagi beberapa dari mereka menanyakan pekerjaan orang tuanya.

"Hei kau ikut aku" ucap suara laki laki yang ternyata adalah Jinyoung.

"A..ada apa?"

"Aku tau kau masih canggung dengan yang lain. Biar aku temani" Ucap Jinyoung sembari berjalan. Sooyeon hanya diam dan mengikuti Jinyoung di sampingnya.

"H..hei Jinyoung. Apa kau tau kenapa mereka tertarik dengan pekerjaan orang tua kita?" Tanya Sooyeon polos.

Jinyoung menghentikan langkahnya.

"Kau tidak tau ?" Sooyeon hanya menggeleng kan kepalanya. Jinyoung menatap Sooyeon sejenak.

"Sudahlah lupakan. Jangan pernah kau pikirkan perkataan mereka" ucap Jinyoung kemudian melanjutkan jalannya. Sooyeon hanya mengikuti di samping Jinyoung.

###

Sooyeon duduk di bangkunya dan membuka buku pelajarannya.

"Hei, anak baru wahh kau sudah beli bukunya" ucap salah satu anak perempuan yang duduk di samping Sooyeon.

"Tunggu hanya beli buku memang terkesan kaya ? itu hal biasa bukan"

"Ah benar" Ucap beberapa anak.

"Shin Sooyeon, kau belum mengatakan apa pekerjaan orang tuamu ? ah tau kalau tidak apakah kau suka ke mall ? berapa kali kau ke mall?" ucap salah satu anak.

"I..itu"

"Ada apa ini?" Ucap Jaena yang batu saja datang di kelasnya.

"Jaena! kami pergi dulu" Ucap salah satu laki laki di dekat pintu depan. Dan satunya yang kemarin mengaku sebagai kakak Jaena melambaikan tangannya.

"Eoh, pergilah" ucap Jaena santai.

"Jaena apa kau sudah tau koleksi tas terbaru milik perusahaan kami?" Ucap salah satu anak perempuan dan mendekat pada Jaena.

"Ah, itu. Ibuku sudah mengatakan tadi malam"

"Lalu bagaimana menurut mu?"

"Hmm, boleh juga. Tapi aku sedang tidak tertarik" Ucap Jaena.

"Jaena, bisakah kau kenalkan kakak-kakak mu pada kami?" Ucap anak perempuan lain.

"Kenapa harus dariku? Kenalan saja sendiri"

"Jika kau yang mengenalkan bukankah akan lebih...."

"Tidak, itu semua sama saja. Aku tidak membantu sama sekali. Lagi pula kita satu angkatan" Ucap Jaena malas kemudian duduk di bangkunya.

Sooyeon memperhatikan Jaena yang ada di depannya tengah merapikan poninya.

"Jaena memang luar biasa" batin Sooyeon.

"Apa yang kau pikirkan ?" Ucap anak dengan nametag Kwon Eunbin.

"Ah bukan apa apa" ucap Sooyeon.

"Aku perhatikan dari kemarin kau seperti berbeda dengan kami"

"Ya?"

"Mungkin pakaian kita sama. Tapi aku tau kau berbeda dari kami" Ucap Eunbin cuek.

"B..berbeda?"

"Sedang banyak orang, aku masih memiliki rasa kasian padamu. Pikirkan lah" Ucap Eunbin kemudian duduk di bangku depan. Sooyeon hanya terdiam. Jinyoung yang tak sengaja melihat itu seperti tau maksud Eunbin.

###

Bel istirahat berbunyi waktunya mereka mengambil makan siang mereka di kantin.

"Yak, kau tau rumornya anak pemilik sekolah ini akan bersekolah disini" ucap Siswa lain.

"Benarkah dia kembali?"

"Sekolah ini akan menambah orang tampan" ucap siswi lain.

"Bukan, bukan itu. apa kau tidak tau masalah anak itu ?"

"Memang kenapa ?"

"Dia terkenal kejam"

Sooyeon yang sedang mengantri makan di belakang mereka diam diam menyimak pembicaraan mereka. Kemudian dia menghampiri Jinyoung yang tengah makan sendiri.

"Boleh aku makan disini?" Jinyoung menatap Sooyeon sejenak kemudian mengangguk. Sooyeon duduk di depan Jinyoung dan memakan makanannya.

"Jinyoung, ada yang ingin aku tanyakan padamu"

"Apa"

"Sekolah ini. Sebenarnya seperti apa?" Jinyoung menghentikan kegiatan makannya.

"Kau benar benar ingin tau?"

"Iya. Aku tadi juga tidak sengaja mendengar kalau anak pemilik sekolah ini akan sekolah disini"

Jinyoung refleksi menghentikan makannya dan meletakkan sumpitnya.

Kau dengar dari siapa?" ucap Jinyoung dengan raut muka tidak dapat di mengerti.

"Anak anak yang mengantri makan denganku"

"Situasinya akan menambah tidak nyaman"

"Ya?"

"Kau sudah selesai makan ?"

"Apa?"

"Ikut denganku, jika sudah selesai makan. Aku akan ceritakan semuanya" Ucap Jinyoung. Sooyeon cepat cepat memakan makanannya.

avataravatar
Next chapter