2 Bab 1

Seoul - Korea Selatan

Gadis bernama Shin Sooyeon berlari menuju gerbang sekolahnya dengan seragam baru yang melekat pada di badannya. Entah apa yang membuatnya lari di pagi buta seperti ini. Yah, ini masih pagi masih pukul 6 pagi. Sangatlah tidak mungkin jika Sooyeon akan telat.

Sesampainya di sekolah nya Sooyeon tidak langsung ke kelas, dia mengelilingi berbagai tempat yang ada di sekolah nya itu.

"Ini sangat besar, beruntung sekali aku bisa masuk sini. Keren" gumam Sooyeon.

"Siapa disana?" Tanya seseorang dengan sura laki laki yang dingin.

Sooyeon seketika membeku tanpa berani berbalik menuju sumber suara.

"Hei, kau. Siapa kau? pagi sekali"

Sooyeon masih terdiam dan sedikit demi sedikit mencoba berbalik ke sumber suara.

"Maafkan aku, a..aku hanya ingin melihat saja. Sungguh" ucap Sooyeon.

"Oh, anak baru juga"

"Kamu juga?"

Laki laki itu mengangguk tanda setuju.

"Iya aku anak baru juga, baru masuk minggu lalu"

"Mi.. minggu lalu ?"

"Iya"

"Kenapa bisa beda?"

"Tentu bisa"

Mereka terdiam sejenak.

"Siapa namamu ?" tanya Sooyeon.

"Namaku ? Bae Jinyoung. Kau?"

"Shin Sooyeon"

"Senang bisa berkenalan dengan mu"

Laki laki bernama Jinyoung itu berjalan mendahului Sooyeon terlebih dahulu. Sooyeon hanya memandangi Jinyoung. Jinyoung yang tau itu berhenti sejenak.

"Apa kau belum bertemu dengan wali kita bukan ?"

"Ya? Belum"

"Kalau begitu kenapa masih disitu. Ayo aku antar"

"Ah, baik"

Sooyeon dan Jinyoung mulai berjalan menuju ruang guru. Ditengah jalan menuju kelas mereka sudah bertemu dengan beberapa siswa dan siswi yang diantar oleh mobil mewah. Siswa siswi itu terlihat sangat mewah dan glamor padahal jika dilihat kembali seragam mereka sama saja. Entahlah mungkin itu hanya pikiran Sooyeon.

"Jangan pikirkan mereka, berjalan lurus menatap kedepan lebih baik" ucap Jinyoung.

"Hm, baik"

"Tapi, Jinyoung"

"Hm"

"Tidak jadi"

Jinyoung menghelas nafas.

"Hey dengar, kita disini anak beasiswa. Tapi jangan mau diremehkan"

"Ya ? apa maksudnmu?"

"Sudahlah lupakan. Itu disana ruang guru, masuklah. Katakan saja kau anak pindahan dari mana"

"Ah, terimakasih"

###

Kelas 2-2

"Selamat pagi anak anak" ucap wali kelas bernama Kang Soo Ra, yang biasa di panggil guru Kang itu.

"Pagi" sahut anak anak kelas itu.

"Jadi hari ini kita kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu" ucap guru Kang santai.

"Halo" Sapa Sooyeon kaku dengan membungkuk 90 derajat namun siswa dan siswi di depannya hanya acuh.

"Namaku Shin Sooyeon, mohon bantuannya" selesai Sooyeon. Mereka di depannya hanya tersenyum acuh.

"Duduklah ditempat yang kosong"

"Baik"

Sooyeon berjalan menuju ke bangku yang kosong di belakang.

"Baiklah mari kita mulai, kalian buka buku tentang sejarah Korea. Dan kau anak baru untuk hari ini menyimak saja dulu"

"Baik guru Kang" ucap Sooyeon.

"Ah, membosankan" ucap salah satu siswa.

"Ini membuatku gila" ucap siswa lain.

Sooyeon melihat beberapa raut muka dari teman kelasnya itu. 90% mereka merasa malas dengan mata pelajaran ini.

###

"Baiklah selamat bertemu dipertemuan berikutnya" Ucap guru Kang sembari berjalan pergi.

"Terimakasih guru Kang" ucap anak satu kelas itu. Setelah itu beberapa anak beranjak dari duduknya dan pergi.

"Ah, aku sangat capek" ucap anak lain.

"Aish, dia selalu lelah padahal sedari tadi dia hanya tidur" ucap gadis di depan Sooyeon.

Sooyeon hanya terdiam karena tidak memiliki orang yang dia tau. Kecuali siswa laki laki dekat pintu belakang yang juga tengah tertidur dengan headset yang menggelantung di telinganya itu adalah Bae Jinyoung.

"Hei anak baru" ucap salah satu siswi yang membuat Sooyeon menoleh dan mengalihkan pandangannya pada anak perempuan itu. Yang menyapanya memang hanya anak itu tapi depannya sudah ada 1 siswa dan 3 siswi seperti hendak mengintrogasinya.

"Ya. Ha...halo" jawab Sooyeon.

"Dimana komplek rumahmu?"

"Apa pekerjaan orang tuamu?"

"Apa mereka salah satu yang berpengaruh di sekolah ini atau di Korea?"

Sooyeon sedikit mengerutkan dahinya.

"Pertanyaan macam apa ini" gumam Sooyeon.

"Ah, ii..itu. R.. rumah ku..."

"Berisik" potong seorang anak perempuan yang tepat duduk di depan Sooyeon.

"Kalian kalau ingin mengintrogasi orang jangan di dekatku. Pergi kalian!" sambungnya lagi yang membuat semua siswa siswi itu pergi. Sooyeon hanya melihat gerombolan orang itu pergi.

"Terimakasih"

Gadis cantik itu menoleh.

"Untuk apa?"

"Kau sudah menolongku"

"Menolong?. Aku?. Jangan salah paham, aku tidak ingin menolong mu. Aku hanya tidak suka disekitar ku berisik" Ucap gadis itu dengan logat sedikit cerewetnya itu.

"Ah, namaku Sooyeon"

"Kau sudah menyebutnya tadi" Ucap gadis itu sambil bermain ponsel.

Demi apapun Sooyeon tidak akan sesabar ini jika bukan karena gadis ini tadi menolong dari pertanyaan tak masuk akal itu.

"Ah, benar. Tapi boleh aku tau namamu?"

"Aku?"

"Iya" Sooyeon mengulurkan tangannya untuk berjabatan. Gadis itu melihat tangan Sooyeon sejenak kemudian membalas jabatan itu.

"Jaena. Lee Jaena"

"Jaena" lirih Sooyeon.

"JAENA !!!! KAKAKMU DA..T!" Ucap anak laki laki didepan pintu masuk yang kemudian disumpal dengan roti oleh laki laki yang datang bersama itu.

"Ah, mereka membuatku gila" lirih Jaena yang dapat di dengar Sooyeon dengan jelas.

Jaena melenggang pergi menuju 2 laki laki itu. Dan mendorong 2 laki laki itu pergi bersama. Sooyeon melihat mereka sepintas sebelum mereka bertiga pergi.

"Jika dilihat lihat lagi mereka bertiga hampir mirip" batin Sooyeon.

###

Sooyeon berjalan pulang, sebelum menuju rumahnya Sooyeon ingin ke samping jembatan tinggi dulu. Tidak Sooyeon tidak berkeinginan bunuh diri. Dirinya hanya ingin menenangkan pikirannya karena beberapa pertanyaan yang tak masuk akal oleh siswa dan siswi di sekolah barunya yang berulang ulang ditanyakan pada dirinya.

Sooyeon memandangi sungai luas dari atas jembatan itu.

"Sebenernya apa maksudnya" Sooyeon menghelas nafas berat. Tak sengaja Sooyeon melihat seseorang laki laki yang menaiki pagar bawah jembatan. Sooyeon berpikir mungkin dia akan bunuh diri dan dengan cepat menghampiri orang itu.

"Yak, sedang apa kau. turun itu bahaya" Ucap Sooyeon sembari menarik laki laki itu untuk turun.

"Be..begini jika kau memiliki masalah kau bisa katakan padaku. Hei, jangan mau mati sia sia. K..kau sepertinya masih muda. Se..sepertinya kita seumuran. turun lah" Ucap Sooyeon. Laki laki bertopi itu hanya menoleh pada Sooyeon dengan tatapan tanpa bisa diartikan.

....

avataravatar
Next chapter