webnovel

Thorny Road III

mencoba menenangkan diri, helen mengontrol nafasnya sambil memejamkan mata. berdiri dengan kedua kakinya yang bergetar setiap melihat kebawah. 'Ayo helen, kau bisa, kau bisaa....' ia terduduk, 'lupakan tentang berjalan, merangkak saja...'

bergerak kedepan,'persetan persetan persetan....' sesampainya disebrang wanita itu mengatur nafasnya dan melihat kebawah,'aku tak menyangka bisa selamat. melewati ini. absolutely proud me!' lalu melakukan dap. menjauh dari tepi atap, masuk kedalam melalui jendela yang terbuka.

menuruni tangga darurat, kembali melewati gang di mana terlihat beberapa tuna wisma tidur, dan salah seorang dari mereka mencoba menggapai helen untuk meminta sesuatu menyadari akah hal itu ia melempar beberapa koin kepadanya, orang itu mengatakan seseuatu namun suaranya tak mencapai helen.

ia menggunakan jubah dan kerudung sebelum keluar dari gang dan menyebrang jalan untuk menuju lokasi yang ditandai di peta. wanita itu tidak bisa mengulangi langkah sebelumnya karena tidak ada jembatan sambung diantara atapnya.

berjalan perlahan, keluar dari gang, ia mencoba untuk berperilaku sebiasa mungkin diantara orang orang yang berlalulalang agar tidak ada yang curiga atau menyadarinya, jika kau berada dilantai satu sebuah bangunan yang menghadap jalan yang dilalui oleh wanita itu kau akan menyadarinya. setelah menyebrang tanpa ada yang merasa aneh. kemudian kembali memasuki gang.

menyadari ada yang membuntuti ia berhenti ketika muncul sebuah jendela misi,

Quest Acquire

Get rid the punk

karakter helen menengok kebelakang samping kiri, "Siapa kalian?"

mereka berhenti, "well well well... lihat siapa ini, seorang kucing betina berjalan sendirian disebuah gang sempit," ucapnya sambil bersiul.

"bos, sepertinya hari ini, kita mendapat tangkapan besar."

"hah... aku tak punya waktu untuk meladeni kalian, para monyet monyet mesum."

"apa kau bilang!" salah seorang terpancing lalu berlari menuju helen, tangan kanannya membawa sebuah pentungan. sekarang dia berada didepannya. saat hendak memukul terdengar suara letupan yang keras, disusul tubuh yang roboh dengan sebuah rongga diantara matanya.

darah terciprat kesana kemari membasahi dinding gang, dua orang sisanya terdiam, mereka masih mencerna apa yang terjadi. helen melangkah maju, seperti terjadi sebuah arus pendek diotaknya mereka berdua baru tersadar lawanya bukan wanita biasa, dia adalah buronan yang dicari oleh para penjaga. namun sudah terlambat, keduanya tak bisa lari, bukan karena ketakutan tapi karena sebuah kemampuan pengikat dari helen.

"siapa yang kau bilang kucing liar?"

"ampun, ampuni a-k..." pria itu menangis, lalu terdiam ketika helen menusukkan rapier ke mulutnya yang menembus tengkorak. wanita itu yakin kalau musuhnya sudah mati, tapi tubuhnya masih menggeliat selama beberapa detik.

"uh, menjijikan.."

"tolong, jangan bunuh aku, akan ku berikan apapun, kumohon ampunilah aku."

"heeh.... memberikan apapun ya, baiklah."

"sungguh, terima-" kepala bagian atas terlepas menyisahkan raham bawah sampai kaki.

"cih, sampah.."

Quest Has Been Completed

Get rid the punk

Exp 3000

"astaga, permainan ini sungguh keren. ok ok, saatnya pergi dari sini, suara senapan tadi pasti memancing penjaga."

ia meninggalkan ketiganya dan menuju tempat yang ditandai, sesampainya disana, tepatnya didepan sebuah pintu yang terkunci, wanita itu kemudian mengecek dengan mengetuknya.

"Hello, ada orang?" bererapa detik berlalu, tidak ada jawaban, ia mengulanginya sampai tiga kali, tak ada jawaban apapun ia lalu mencoba mencari kunci di dalam tempat penyimpanan. terdapat beberapa kunci yang ia dapatkan dari pria yang menolongnya. mencobanya satu persatu, dan berhasil pada kunci keempat.

pintu terbuka, ruangannya gelap, ia masuk, setelah beberapa langkah, seseorang menutup pintu. Helen bersiap dengan kuda kuda bertarung. lalu cahaya memenuhi ruangan helen mengangkat tangan kirinya lima centi didepan jidat, untuk menghalangi cahaya agar tidak menusuk matanya.

Main Quest Acquire

The Fate Of People

semua orang didalam ruangan itu menodongkan senjata kearahnya. "Tahan!" ucap salah pria berbadan kekar setinggi dua meter, sambil mengangkat tangan kananya. semua orang terdiam, walau masih dalam keadaan siap untuk menembak.

"It's her, turunkan senjata kalian." pria itu mendekatinya, "Dimana leon?"

'Leon? siapa leon?? atau jangan jangan pria tadi?' pikirnya.

-He's dead.

-He's captured by the guard.

'ah, pilih yang mana ini..' Helen terdiam sebentar, 'ok ok...'

-He's dead.

"What!?" dia terhenyak, namun tidak sampai terjatuh, "bagaimana bisa.. para penjaga keparat." hening sesaat, "baiklah, besok malam."

"BESOK MALAM KITA AKAN LAKSANAKAN OPERASINYA!! LEON TELAH MATI, DAN KEMATIANNYA TIDAK AKAN SIA SIA." teriaknya lantang, "kumpulkan semua peralatan, hubungi semua markas, kita akan rebut kembali hak yang sudah di rampas oleh para bangsawan bajingan. kau hubungi petinggimu."

'woa woa woa.... apa aku baru saja men-trigger major event'

Main Quest Acquire

The Fate Of People on progress phase one

ditempat lain, bangunan sayap kiri istana.

"Keadaan ini sudah berbahaya, kalau tidak segera bergerak. pertahanan kita di sini." sambil menunjuk peta perbatasan, "pasti akan tertembus. kemungkinan paling buruk adalah daerah ini akan menjadi titik penyerangan serentak pasukan Dusk."

ketika orang orang ini berdebat, Ratu memasuki ruangan. orang orang ini kemudian bersikap siap lalu memberi hormat.

"Tidak usah bertele tele. kita tidak bisa menyiayiakan waktu yang ada, baru saja aku menerima laporan ada salah satu orang yang di curigai sebagai pasukan Dusk berada di kota Vanary." ia melirik seluruh mata di ruangan ini, "Dalam waktu kurang dari duabelas jam, sepertinya akan terjadi sebuah coup. dan aku dengar didalam ruangan ini ada seorang penghianat."

ruangan menjadi hening untuk sesaat. ketika sang ratu berbicara mengenai hal itu.

"Bukan begitu Anderson."

semua mata tertuju kepadanya.

WOOP!

sebuah sinar warna hitam menerjah wajahnya, seketika tubuh pria itu tersungkur. tak ada teriakan ataupun darah. sebuah senjata mutakhir yang di ciptakan olehnya.

"Siapkan kapal udara, aku sendiri yang akan menanganinya."