webnovel

Thorny Road I

langkahnya pelan, tapi tidak lambat, jika dibandingkan dengan orang orang di negara berkembang wanita itu terlihat seperti setengah berlari. udara sejuk menerpa kulit putihnya tak hanya itu alam pun memainkan rambut pirangnya dengan hembusan angin.

berjalan melewati persimpangan, menunggu lampu lalulintas berganti merah, ia melirik jam tangan mungil digitalnya, 05:13 PM, wanita itu tau jalanan di sini tidak terlalu ramai, namun ia tak mau mengambil resiko.

setelah menyebrang melewati zebracross, dia belok kanan, menyusuri pedestian, masuk kesebuah taman kecil yang terhubung dengan pintu masuk apartement.

"Afternoon, Helen."

"Sore nyonya Brook" ia menyapa wanita tua berumur 71 tahun itu dengan ramah, kemudian helen sampai didepan pintu masuk apartement, membukanya, manarik nafas dalam, tercium aroma kopi yang disesap oleh security yang berada di belakang meja dan menonton sebuah telvisi teralihkan oleh pintu yang dibuka Helen.

tetapan mereka bertemu, wanita itu hendak menghiraukannya, namun ia dipanggil.

"Oh.. pas sekali, nona helen. ada sebuah paket." pria itu menaruh cangkirnya, lalu berjalan masuk keruangan mengambil sebuah kotak berwarna coklat, ukurannya agak besar, serta lumayan berat. "ini, wew.. entah apa isinya, ini lumayan membuat punggungku sedikit sakit." menaruhnya di atas meja.

Helen melirik setiap sudut kotak itu, terlihat sebuah tulisan di pojok kanan, Eternal Online. ia sedikit terkejut dan hampir tidak bisa menahan rasa senangnya, namun langsung berusaha menutupinya dengan menggigit bibir bagian bawah.

"apa kau perlu bantuan untuk mengangkatnya?" tanya pria itu.

"No, tidak, tidak usah, aku bisa membawanya sendiri. terimakasih." helen mengambil kotak itu dengan senang dan hati hati, berlajan menuju cepat menuju elvator.

DING!!

pintu terbuka, dua orang keluar dari dalam, Helen masuk, menaruh barang yang ia bawa, menekan tombol bernomor 4, pintu tertutup, terasa gerakan naik, yang membuat wanita itu sedikit pusing, walaupun dia sering menggunakan elevator tetap saja perasaan itu masih tetap ada.

DING!!

pintu terbuka, ia berjalan keluar dari elevator dengan membawa paket itu, kamarnya berada paling ujung dari lorong ini, 417. mengambil dompetnya, menarik kartu memasukkannya ke sebuah alat disebelah kanan pintu.

pintu segera terbuka seketika saat alat tersebut menyala hijau. mengambil kartunya diikuti langkah menuju kedalam ruangan dan pintu yang tertutup perlahan secara otomatis, apartement dengan sebuah ruang tamu yang menjadi satu dengan dapur kemudian terdapat sebuah jendela yang menjorok keluar di mana kau bisa duduk bersandar serta melihat danau, kamarnya berada dibalik pintu yang berada dinding diantara dapur dan ruang tamu.

Helen lalu duduk disofa, menaruh benda itu diatas meja, kemudian bangkit dan pergi ke kamar, membuka almari, 'dimana benda itu... ah... ketemu.' ia kmbali ke ruang tamu, duduk kembali ke sofa memakai sarung tangan latex warna hitam, membuka paket tersebut dengan sebuah cutter yang berada di tempat pensil tepat di tengah meja, ia menutup matanya kemudian menyayat bagian tengah selotip dari kiri ke kanan dengan sekali gerakan sampai tangan kanannya lurus sejajar dengan bahu, wanita itu membayangkan dirinya memegang sebuah katana dan melakukan gerakan penghabisan musuh.

membuka matanya, Helen tersenyum, "Sorry kojiro, jangan mendendamku." 'uwaa.... akhirnya aku bisa mempraktikkannya.' gumamnya. sesaat kemudian ia membuka paket tersebut dengan hati hati, mengeluarkan isinya berupa, sebuah kotak kaset, perangkat VR yang berbeda dengan perangkat yang sama, buku seni yang ditanda tangani oleh empat pembuat dan seorang artis ternama, sebuah pulpen ballpoint, dan sebuah plat hitam mengkilap. dia terheran serta bingung untuk apa fungsinya.

menyingkirkan kotak dari meja, lalu menata barang barang tersebut secara rapi di atas meja. memfotonya, ia berencana untuk mempotingnya namun mengurungkan niatnya tersebut, kemudian menyalakan pc, sambil menunggu wanita itu membuka perlahan tempat kaset Eternal Online, terlihat sebuah piringan berwarna hitam berhologram Eternal Online. di bagian kanannya dan sebuah petunjuk instal.

'wow... eksotis sekali.' wanita itu kemudian mengambil petunjuk tersebut, "Just insert the cd, and wait, the script will do the rest. we recommendation you to read or watch the art book while waitting it done. dash D.S." terdiam beberapa saat, "damn... D.S.? Death Sultan? ok, baiklah, sekarang saatnya memasukkan ini ke cdroom, dan menunggu." segera ia menekan tombol pembuka cd-room, mamasukkan piringan itu kedalam, mendorong sampai kembali ke posisi awal.

Klik!

setelah suara pengunci terdengar, tak lama disusul oleh suara putaran, kemudian layar monitor berubah menjadi hitam, lalu sebuah titik putih muncul tepat ditengah tengah, selang beberapa detik sepasang senapan matchlock bersilang dan sebuah tengkorak dengan luka palang ditengah jidatnya diantara kedua senapan tersebut menggatikan titik tadi. tak hanya itu kemunculan lambang tadi juga diiringi oleh musik orchestra ala ala bajak laut. ambil menunggu Helen mengambil buku seni, melihat karya karya dari seniman profesional. buku itu membuatnya terkagum kagum, isinya berupa potongan potongan daerah dan segala seuatu yang berada didalam game, terbagi menjadi empat bagian bagian pertama dari Alteria Kingdom, kemudian Victoria Nation, Dusk Republic, serta Red Pawn Federation, tanpa kata kata, hanya sebuah ilustrasi setebal, 200 lebih halaman, dengan kertas Art Paper menambah kekagumannya.

setengah jam berlalu, "INSTALATION COMPLETE, PLEASE PLUG YOUR VR HEADSET, TO ABLE FINISH THE INSTALATION." suara keras bernada robot keluar secara tiba tiba membuat helen langsung mengalihkan perhatiannya ke layar. mengambil perangkat VRnya, menghubungkannya ke pcnya, lalu memakainya. "welcome to eternal online, insert your id and password."

Username/email : helen.valentine@xxxxx.xx.xx

Password : xxxxxxxxxxxx

<<Login Success>> ~WELCOME TO ETERNAL ONLINE~

Please Choose Your Gender : Female

Birth Years : 1988

Height : 179

Weight : 69

Nationality : England

Character Name : Valentine

Are you sure this is the right information?

-Yes -No

[Yes]

Congratulation, your character has been build, its base from your information before.

Choose your Empire

-Alteria Kingdom-

-Red Pawn Federation-

-Dusk Republic-

-Victoria Nation-

[Dusk Republic]

"Thank you for choosing dusk republic, please wait for second you will be transfered inside to the game."

helen masih sedikit bingung mengenai pengisian data diawal, mengapa sebuah game membutuhkan informasi tersebut, tapi setelah tau pemberitahuan 'Congratulation, your character has been build, its base from your information before.' wanita itu paham jika karakternya terbuah secara otomatis dengan data tersebut.

kemudian semuanya menjadi gelap, lalu muncul sebuah peritah untuk membuka mata, helen menggerakkan pointernya kearah yang disediakan, beberapa saat kemudian ia melihat sebuah warna namun blur, pandangannya gelap kembali, terlihat lagi, sampai dua kali akhirnya pandangannya tidak blur lagi, terlihat atap kayu, tak hanya itu di pojok kanan kiri atas serta bawah terjajar beberapa panel, mulai dari mini map, pintasan item, menu menu, indikator darah dan level, ia melirik kembali levelnya, 'hah.. 29, loh, eh... ini beneran 29.'

muncul jendela misi,

| make contact with revolutionaries then convince them, we will give them full support for all resources. |

| time left = 3 weeks in game |

| if success = 20K Eter, 1 mendalion, Allied with Revolutionaries |

| if Failed = you will die, reset from lvl 1 and banned for one month. |

"ok... banned satu bulan dan reset, sial... jadi apa yang harus aku lakukan. ini sebuah rpg, ayo valentine, berpikir sesuatu." ia memejamkan mata lalu mendapat sebuah ide, "periksa sekitar!" helen bangun dari tempat ia duduk, bergerak memeriksa seluruh tempat, menemukan beberapa barang, sebuah tas, satu set baju pelindur dengan sebuah jubah dan topi lebar, beberapa dokumen, senapan laras panjang dengan sekatong bubuk mesiu dan peluru bulat, rapier, uang sebanyak 5000 eter, dan sebuah kunci.

"ok saatnya keluar dari tempat ini." mengemas semua barang barangnya, lalu cek out.