10 KUTUKAN PART 2

Malam pun telah berganti hari, kini langit terlihat begitu bersinar dengan terang karena cuaca pagi ini begitu cerah. Setelah semalaman aku tidak dapat memejamkan mata barang sedetik pun. Kini aku melangkahkan kaki dari kamar di penginapan yang aku pesan. Hanya ada aku seorang diri di tempat ini, Zero benar-benar telah pergi meninggalkanku.

Aku tidak ingin mengingat tentang dirinya lagi, karena setiap kali aku mengingat tentangnya, rasa kesal kembali aku rasakan.

Pemandangan di desa ini pada siang hari sama seperti hari-hari sebelumnya. Sangat sepi dan hening tanpa ada seorang pun terlihat berlalu-lalang. Sebuah pertanyaan terus berkecamuk di dalam benakku, apa yang sebenarnya dilakukan oleh penduduk desa pada siang hari seperti ini? Kenapa tidak ada satu pun dari mereka yang keluar rumah? Mungkinkah mereka sedang tertidur? Akan tetapi, aku yakin semalam menyaksikan beberapa penghuni desa sedang terbaring di tempat tidur mereka. Bukankah itu pertanda bahwa sebagian dari penduduk desa ini memang orang yang normal? Orang normal yang tidur pada malam hari. Ya, meskipun sebagian besar penduduk desa ini tampaknya tidak normal, karena mereka terlihat sibuk melakukan aktivitas pada malam hari alih-alih siang hari.

Semua pertanyaan yang terus menghantuiku ini, tentu tidak akan menemukan jawabannya jika aku tidak mencaritahu. Aku sudah membulatkan tekad, meskipun seorang diri, aku akan menyelidiki keanehan ini. Akan aku selidiki siapa penyihir jahat yang telah menggunakan ilmu sihirnya untuk menyakiti penduduk di desa yang sedang kusinggahi ini.

Ketika aku melewati hari seorang diri seperti ini, aku merasa waktu berjalan sangat lambat. Sangat jauh berbeda saat ada Zero di sampingku karena waktu terasa begitu cepat berlalu. Kendati demikian, aku tetap melaluinya tanpa banyak mengeluh. Hingga akhirnya saat-saat yang aku nantikan telah tiba. Langit yang bersinar terang itu kini telah berubah menjadi hitam. Hanya bulan yang terlihat bersinar di gelapnya langit di atas sana.

Seperti malam-malam kemarin, malam ini pun suasana di desa sangat ramai. Hampir semua penduduk desa keluar dari rumah mereka dan melakukan aktivitas seolah sekarang siang hari. Aku berjalan menghampiri sebuah rumah penduduk kemudian aku melihat seseorang berjalan keluar dari pintu rumah penduduk yang akan aku hampiri tersebut. Setelah memastikan orang itu sudah berjalan cukup jauh, aku berjalan semakin mendekat ke rumah yang baru saja orang itu tinggalkan, lalu aku mengintip dari celah pintu yang tengah tertutup. Meskipun hanya sebuah celah kecil, tapi aku dapat melihat dengan jelas pemandangan di dalam rumah. Aku melihat sesosok tubuh sedang terbaring dan setelah aku perhatikan sosok tubuh itu tidak lain adalah sosok pria yang baru saja berjalan keluar daru rumah ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Tidak lama berselang, tiba-tiba keluar asap dari tubuh yang tengah terbaring tersebut. Tepat di sampingnya bayangan yang sudah tidak asing bagiku karena kemarin malam pun aku melihatnya bahkan nyaris terlibat pertarungan dengannya, itu sedang berdiri. Asap putih tipis dari tubuh orang yang sedang terbaring masuk ke dalam tubuh bayangan tersebut.

Tidak ada yang bisa kulakukan selain menyaksikan pemandangan mengerikan itu. Sebenarnya ingin sekali aku menghentikan bayangan itu yang seolah sedang menghisap sesuatu dari tubuh si pria yang dilihat dari sudut mana pun tampak sedang tertidur, tapi aku harus menahan keinginanku ini untuk mengetahui kebenaran dari peristiwa aneh ini. Dari kejadian di depan mataku ini, sedikit banyak aku sudah bisa menyimpulkan beberapa informasi dan aku akan terus mencari informasi lainnya sampai misteri ini terpecahkan.

Tak lama kemudian, bayangan itu bergerak menuju pintu. Kepanikan menyerangku begitu melihat bayangan itu hendak menghampiriku. Dengan cepat aku berlari kemudian bersembunyi agar bayangan itu tidak melihatku.

Bayangan itu terus melayang dan dari jarak yang cukup jauh dari bayangan itu, aku terus mengikutinya. Entah ke mana bayangan itu akan membawaku pergi? Tetapi inilah tujuanku, aku akan mengikuti bayangan itu hingga aku mengetahui tempat persembunyian dari penyihir jahat yang menciptakan masalah ini.

Aku terus mengikuti bayangan itu, kemudian aku menghentikan langkah ketika melihat bayangan itu memasuki sebuah gua. Gua itu sangat gelap, membuatku merasa ragu untuk memasukinya. Akan tetapi, rasa penasaranku yang besar telah membuatku mengabaikan semua rasa ragu yang berkecamuk di dalam hati. Kakiku terus melangkah memasuki gua yang berdiri kokoh tepat di hadapanku.

Semakin aku berjalan memasuki gua, semakin gelap tempat ini. Aku bahkan tidak melihat sedikit cahaya pun. Perlahan aku mulai merasa pengap dan sulit untuk bernafas. Sebenarnya tempat apa ini? Mungkinkah ada manusia yang mampu bertahan tinggal di dalam gua ini? Pertanyaan itulah yang terlintas di pikiranku.

Kemudian ...

Secara tia-tiba aku melihat cahaya remang-remang dari arah depan.

Tak ... Tok ... Tak ... Tok ... Tak ... Tok ...

Suara langkah kaki seseorang tertangkap jelas oleh telingaku. Aku yakin seseorang sedang berjalan menghampiriku. Langkah kaki itu semakin terdengar jelas, aku yakin itu merupakan pertanda bahwa orang itu semakin mendekat. Aku merasakan sebuah firasat buruk, entah mengapa aku merasa kata hatiku seolah-olah menyuruhku untuk segera meninggalkan gua ini. Aku dapat merasakannya, sesuatu yang buruk sedang berjalan mendekatiku.

Tanpa keraguan aku berbalik badan dan bersiap untuk lari. Namun ...

Sesuatu yang keras berdiri tepat di depanku, entah sejak kapan. Aku pun terjatuh karena menabrak sesuatu yang keras itu. Penglihatanku memudar, namun aku masih bisa melihatnya meskipun samar-samar. Tepat di depan mataku, aku melihat seseorang sedang berdiri. Aku tidak dapat melihat wajahnya karena penglihatanku yang semakin memudar. Kemudian ... Entah apa yang terjadi padaku? Semuanya tampak gelap gulita.

***

Kurasakan bau tak sedap dan begitu menyengat menusuk hidungku, membuat kedua mataku yang sepertinya sejak tadi terpejam, kini terbuka kembali. Di mana aku berada? Pertanyaan itulah yang terlintas di pikiranku begitu aku menatap sekeliling. Tempat ini ... Aku yakin bukan di dalam gua seperti tadi. Ya, seingatku tadi aku sedang berada di dalam gua ketika tiba-tiba aku terjatuh karena menabrak sesuatu yang keras. Aku pun mengingatnya dengan jelas, seseorang berdiri di depanku saat itu. Hanya satu pemikiranku saat ini, aku yakin orang itulah yang telah membawaku kemari.

"Akhirnya kau bangun, Nona?"

Suara yang berasal dari arah belakang itu telah sukses membuatku tersentak. Aku segera bangun dari posisi berbaring dan berbalik badan untuk menatap sang pemilik suara. Seorang kakek renta terlihat sedang berdiri. Dia sudah sangat tua hingga untuk berdiri pun dia harus memegangi tongkat. Siapa kakek tua ini? Dan pertanyaan yang paling besar menyelimuti hatiku saat ini adalah apa yang akan dia lakukan padaku sehingga membawaku ke tempat ini?

Entahlah, aku tak tahu apa yang akan menimpaku setelah ini?

avataravatar
Next chapter