webnovel

Bibit Perubahan

"Sudah jam 10 malam ya..."

Aku menutup buku ku dan keluar dari kamarku.

"Ok, hari ini seharusnya masuk ke sejarah, bisa bisanya di kasih 12 tugas dalam sehari"

Aku berjalan ke dapur dan memasak mie instan.

"Buset, dah dari jam 10 pagi sampai 10 malam, apakah ini harga yang harus di bayar untuk pulang awal??"

Sudah kebiasaan aku ngomel ngomel sendiri.

"Ok selamat makan"

Selesai makan aku pun memutuskan untuk menggosok gigi tapi tiba tiba ada suara benturan yang sangat keras dari kamarku.

Aku mengurungkan niatku untuk gosok gigi dan pergi mengecek apa yang terjadi.

Aku melihat dinding kamarku retak, saat aku membuka pintu kamarku, aku melihat sebuah mobil ringsek parah dan tubuh yang hancur di bawah mobil itu.

Aku menutup mulutku dengan tanganku.

"Pengemudi nya!?"

Aku berjalan ke arah mobil itu dan melihat pengemudi itu tewas di kursi bagian belakang.

"Kok bisa??"

Tiba tiba dari tubuh hancur itu ada asap putih keluar.

"!?"

Asap putih itu membentuk sosok wanita.

Aku segera mengambil mengambil pecahan kaca mobil dan berjaga jaga.

"Ooh... Kamu bisa melihat ku?"

Sosok cahaya itu mulai terlihat wujud nya, wanita dengan mata perak kemerahan dan rambut putih.

"Tenang, aku tidak berbahaya, tapi yang akan terjadi nanti lah yang berbahaya"

"Jadi kamu itu apa?"

"Aku? Pikir saja sendiri"

"Arwah?"

"Bukan"

".... Makhluk yang di panggil"

"Salah"

"Malaikat?"

"Hampir benar aku ini utusan dari atas, tapi bukan malaikat"

"Lalu tujuan kamu kesini?"

"Bukan tujuan ku, tapi tujuan masterku, dia ingin mengubah susunan dunia ini agar mencapai titik equilibrium"

'keseimbangan?'

"Apa maksudmu"

"Coba beritahu aku perkiraan mu tentang kecelakaan ini"

"Hmm.. mobil ini sepertinya pernah ku lihat, kalau gak salah di iklan bilang mobil ini bisa jalan sendiri tanpa ada yang mengemudikannya, kemungkinan pengemudi memanfaatkan fitur itu lalu tidur di belakang"

"Nice, lalu apa yang membuatmu berpikir itu?"

"Klakson, aku tidak mendengar suara klakson, aku memang tidak mendengar suara teriakan, tapi seharusnya aku mendengar suara klakson"

"Begitukah?, Yap kamu benar, itu adakah tubuh tumpangan ku untuk ke dunia ini, baiklah, aku akan menjawab 2 pertanyaan mu"

"Apa untuk apa menyusun ulang dunia ini?"

"Di masa depan nanti, manusia akan berada di titik terendah, manusia manusia menjadi malas karena ada mesin mesin yang menggantikan mereka, bukan hanya itu, pengangguran merajalela, dan juga hak asasi seperti tidak ada, manusia yang merusak mesin langsung di bunuh"

"..."

Dia lalu menghela nafas.

"Bahkan manusia di jadikan wadah untuk kepintaran kecerdasan karena bahan baku menjadi sangat mahal"

"!?"

"Maka dari itu kami harus mengubah garis waktu ini agar tidak seperti garis waktu yang lain"

'apa yang di katakannya benar, aku masih punya banyak pertanyaan, tapi limitnya sisa 1'

"Bagaimana kalian akan melakukan itu?"

"Dengan memasukan 1 variabel ke dunia ini"

"Variabel apa?"

"Kamu akan tahu sendiri nanti"

Dia kemudian seperti mencari sesuatu.

"Aku tidak tahu kamu bisa memakainya atau tidak, tapi kamu harus bisa tetap hidup sampai saat itu"

"Huh?"

Di tangannya muncul sebuah pedang berwarna perak lalu dia menancapkan pedang itu ke tanah.

"Baiklah, sampai jumpa"

'sampai jumpa?'

Dia kemudian berjalan pergi lalu memudar.

"....."

Tak lama kemudian orang orang berdatangan.

"Buset, sampai ringsek begini"

"Iya, coba lihat ada yang selamat ngak"

"Rein, kamu baik baik saja?"

"Ah iya"

'apa mereka tidak bisa melihat pedang itu?'

Besok paginya polisi datang, aku di tanyai berbagai hal, aku menceritakan aku sedang makan di dapur, lalu tiba tiba mendengar suara benturan, lalu selesai, aku tidak menceritakan soal gadis itu.

Sesudah itu aku bersiap siap ke sekolah.

"Hmm.."

Aku melihat ke dinding dapurku, ada jamur ungu.

"Sejak kapan ada jamur itu?"

Aku pergi mengambil pisau dan memotong jamur sebesar telapak tangan itu, lalu membuangnya ke tong sampah, setelah itu aku membersihkan dinding tempat tertempelnya jamur itu.

Setelah itu aku masak mie lagi dan memakannya dan lalu ke sekolah.

"Yo, Rein, ku dengar rumahmu di tabrak mobil"

"Oh pak Harto"

"Anying, mentang mentang nama ku Harto, aku gak mau menghilang tahu"

"Iya iya"

Harto ini teman ku, sejak smp, oh iya namaku Rein Naise, nama yang aneh?, Salahkan mediang ortuku.

"Jadi apa ada yang selamat?"

"Tidak ada, mati semua"

"Wah kamu tidur dekat mayat dong?"

"Bangkek, tentu saja aku nyinap di rumah tetangga"

Saat kami lagi berjalan tiba tiba mata kami melihat sebuah kucing ber ekor dua di jalan.

"Wow, kucing siapa tuh??" Ucap Harto.

"Kurasa disini gak ada yang pelihara kucing seperti itu"

Tiba tiba dari belakang ku ada gadis berambut coklat dengan cepat menyambar ke arah kucing itu.

"Ui Sika, jangan asal nangkap kucing yang tak jelas asal usul nya" ucap ku.

"Gak peduli, pokoknya lucu" ucap Sika.

"Ya ampun, kita sudah SMA tahu, kalau SMP masih bisa lah kamu kek gitu" ucap Harto.

Sika berjalan ke arahku sambil menahan kucing ber ekor dua itu.

"Rumah ku di tabrak? Kok bisa?"

"Mana aku tahu, tapi mobilnya itu mobil yang lagi sering di iklan di tv itu"

"Ooh mobil Yahonmitsuda?" Ucap Harto.

"Ho'oh"

'sebentar... Kamar, ditabrak, rusak...'

"Gawat!!!"

""Ada apa?""

"Aku pergi dulu ya"

Saat aku baru mau berlari tiba tiba kerah ku di tahan.

Aku melihat ke belakang, ada cewe berambut panjang hitam dan memakai kacamata, dan terlihat aura membunuh darinya.

"Hiiih!!!! Ira"

"PSP ku pasti rusakkan!!! Ayo ganti!!"

"Maafkan aku, lagian itu kecelakaan bukan kesengajaan"

"Tidak mau tahu!! Ganti PSP ku!!"

"Ampun sepuh"

Dia terus mencubit tangan ku.

"Ok, aku biarkan, tapi ingat, 2 juta!"

"Buset!!"

Lalu dia melepas cubitan nya.

"Gila langsung lebam"

"Hah!"

Dia melepas kaca matanya dan memasukannya ke kantong baju nya.

"Mau balsem?" Tanya Harto.

"Ya"

Sesampai tiba di sekolah, kami ber empat terdiam karena melihat pohon raksasa yang belum pernah kami lihat.

"Sejak kapan ada pohon ini?" Tanya Harto.

"Kok hari ini aneh ya?, Di rumahku muncul jamur ungu, lalu ada kucing berekor dua, dan sekarang pohon raksasa"

"Tunggu, kok yang lain seperti biasa saja?" Tanya Sika.

Lalu aku teringat perkataan gadis itu.

'1 variabel?, Jangan jangan'

"Teman teman, ada hal yang ingin aku beritahukan kepada kalian"

-----------------

Next chapter